Disamping ada berbagai jenis sumber energi yg masing masing
mempunyai kelebihan dan kekurangnnya , ada lagi masalah
keberadaannya/ketersediaanya  , ada daerah yang kaya sumber
energi tapi sedikit kebutuhan energinya , begitu sebaliknya
sehingga permasalahan energi ini menjadi komplek apalagi kalau
penangannya secara partial. suatu sumber energi itu akan
berkembang kalau dapat "menguntungkan", untuk bisa
menguntungkan harus dijual sesuai dg keekonomiannya  hal ini
kontradiktif dg pemahaman saat ini kalau energi itu harus murah
karena kaya akan sumber energi. Apakah energi itu harus murah (
salah satunya dg diberi subsidi ) atau dibiarkan saja sesuai
mekanisme pasar agar semua sumber sumber energi bisa bersaing
dan mengurangi pemborosan (deversifikasi bisa berjalan ).
ISM



> Sebagaimana telah dibahas Frans: semua solar derived energy
> itu intermittent, interruptible, dari mulai sinar matahari,
> angin, arus laut dsb, dan yang paling constant fluvial
> energy (hydro-electric power) dan perlu penyimpanan, apakah
> dalam bentuk potential energy (bendungan dengan
> reservoir-nya) dan pada umumnya dalam bentuk chemical
> energy, yang dilakukan tetumbuhan dalam bentuk kayu bakar,
> biomass dsb (biofuel), bahkan secara alami disimpan dalam
> kerak bumi selama sampai ratusan juga tahun. Bentuk energy
> itu dapat dibagi dalam 2 jenis:  1. Transportable energy
> source (minyakbumi, biofuel, batubara dan nuklir secara
> terbatas)  2. Transmittable (panas, listrik). Transportation
> seperti pesawat terbang, kapal laut dan kendaraan
> darat/mobil) hanya dapat menggunakan transportable energy
> source, dan secara terbatas juga transmittable energy
> source, seperti kereta api listrik). Transportable energy
> source ini yang makin lama makin habis, irrenewable, kecuali
> biofuels yang di tanam kembali. Yang jadi masalah dengan
> biofuels ini adalah memerlukan lahan yang luar biasa luasnya
> untuk dapat menggantikan pasokan minyakbumi yang sangat
> besar sekali, sehingga selain dapat mempengaruhi lingkungan
> juga akan bersaing ketat dengan pasolan pangan (food
> supply). Jika harga minyak sudah di atas USD 100/barrel,
> biofuel mulai dapat bersaing harganya, ini akibatnya harga
> pangan naik. Saya kira sebagai ultimate energy source selain
> matahari adalah bumi sendiri. Kalau matahari sumber
> energinya adalah reaksi nukliir fusion (hidrogen berubah
> menjadi helium) di bumi mungkin selain 'original heat' hasil
> tabrakan planetesimal pada waktu pembentukan bumi juga
> adanya reaksi nuklir fission secara alami dalam kerak bumi
> kita ini. Saya bukan pemuja matahari, sebagai geologist saya
> lebih pemuja bumi. Saya yakin geothermal adalah alternatif
> energy yang paling baik, terutama di Indonesia ini.
> Geothermal energy itu selain 'inexhaustible' (renewable)
> juga  "uninterruptible" (seperti UPS), tidak kenal siang
> atau malam, hujan atau kemarau, sehingga tidak memerlukan
> storage. Secara teoritis sumber ini ada di mana hanya
> masalah kedalaman saja, karena heatflow (geothermal
> gradient) itu tidak sama di semua tempat dalam kerakbumi
> ini. Nah tentu di daerah heatflow tinggi atau geothermal
> gradient tinggi energi ini dapat dimanfaatkan dengan harga
> yang kompetitif dengan sumber energi lainnya. Sementara ini
> heatflow atau gradient yang tinggi ini ada di daerah
> volkanik, sehingga pemboran yang diperlukan relatif dangkal,
> namun dapat saja kemajuan teknologi dapat saja menemukan
> sumber energi geothermal di luar daerah volkanik. Energi
> geothermal selama ini mengandalkan keberadaan reservoir
> air/uap, namun secara teoritis  adanya perbedaan temperatur
> antara botttomhole dengan permukaan cukup tinggi untuk
> menbangkitkan aliran listrik sesuai dengan prinsip
> thermo-couple. Perkembangan teknologi akan membuktikan ini.
> Wassalam
> RPK
>
> ----- Original Message -----
>  From: Franciscus B Sinartio
>  To: iagi-net@iagi.or.id
>  Sent: Saturday, March 10, 2012 2:21 AM
>  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>  Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>
>
>  Pak WHY,
>
>
>
>
>
>
>  Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy
>  sepanjang hari (kecuali kalau dipasang di luar angkasa).
>  dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel
>  minyak diperlukan area yang cukup luas untuk solar cell nya
>  (pernah lihat artikel yang kasih angka2 ini tetapi lupa
>  lihat dimana).
>
>
>  jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari
>  saja perlu solar cell yang luas sekali. jauh lebih luas
>  dari Jakarta.  energy itu dipakai terus. jadi energy
>  persatuan waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali
>  permukaannya.
>
>
>  dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical
>  kayak aki belum efisien dan kapasitas nya masih kecil.
>
>
>  jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana
>  mana.  saya sendiri sudah posting berkali kali di milis
>  kita ini. ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen
>  waktu masih ada sinar matahari, atau waktu anginnya cukup
>  kencang,  atau waktu ombaknya masih bergerak.
>
>
>  hydrogen ini jadi penyimpan energy potential  dan bisa
>  lebih mudah di transportasikan.
>
>
>  jadi hydrogen ini juga bisa membantu penyaluran tenaga
>  hydrothermal yang susah ditransportasikan. sebenarnya ini
>  yang mungkin bisa besar penambahan energynya terhadap
>  kebutuhan manusia, tetapi energy loss nya akan besar
>  sekali, (soalnya pertama membuat energy listrik, lalu
>  energy listriknya dipakai untuk membuat Hydrogen nya lalu
>  hydrogennya disimpan dan lalu ditransport ke tempat yang
>  akan memakai energy hydrogen ini). Siklus pembuatan energy
>  hidrogen ini memang seperti yang saya sebutkan diatas
>  apapun sumber energy nya.
>
>  yah, daripada energy geothermal nya tidak dipakai.
>
>
>
>  ijinkan saya mengulang lagi apa yang kita bahas diatas.
>  mari kita rangkum daftar challenges dari penyediaan sumber
>  energy yang besar : 1. Penyimpan energy (energy bank) belum
>  efisien dan tidak bisa menyimpan dalam jumlah besar. 2.
>  transportasi energy listrik masih dibatasi dengan
>  diperlukan nya kabel dengan loss yang cukup besar  (sampai
>  sekarang masih banyak penelitian mengenai ini) 3. Sumber
>  energy alternative itu umumnya intermittent.
>  4. Energy yang dihasilkan oleh 1 barrel minyak itu
>  equivalent dengan jumlah yang besar sekali dari sumber
>  energy lainnya (kecuali nuklir).
>
>
>  nah keempat challenges ini bisa dijawab dengan membuat
>  tetes2 hydrogen disimpan disuatu tanki yang aman, dan bisa
>  ditransportasikan ketempat lain kalau jumlahnya sudah cukup
>  untuk menghasilkan energy listrik yang diperlukan.
>
>
>  sekedar tambahan, kalau tidak salah pernah diposting di
>  milis IAGI,tentang  riset menghasilkan energy di angkasa
>  luar dan mengirimkannya ke bumi, lewat alat komunikasi.
>
>
>
>
>  fbs,
>  catatan:  kalau tidak salah pesawat ulang alik pakai energy
>  hydrogen untuk mendorong  roket dan pesawat nya ke angkasa
>  luar.
>
>
>
>
>
> ------------------------------------------------------------------------------>
>   From: Wayan Heru Young <londob...@yahoo.com>
>  To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
>  Sent: Friday, March 9, 2012 10:28 PM
>  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>  Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>
>
>
>
>
>  Saya sempat membaca artikel menarik dari pemuja matahari
>  (bukan dalam arti agama atau kepercayaan), mengenai fosil
>  fuel yang dikatakan sama dengan "ancient sunlight", yaitu
>  energi matahari yang diolah di Bumi (flora-fauna), yang
>  kemudian tertimbun dan perlahan menjadi bahan bakar fosil.
>  Dapat dibayangkan betapa tidak effisiennya proses tersebut,
>  dari begitu besarnya energi matahari yang sampai di Bumi,
>  hanya sebagian kecil sekali yang dapat diolah dengan
>  fotosintesa, dan dari itu hanya sebagian kecil yang
>  tertimbun dengan kriteria yang tepat, dan dari yang
>  tertimbun itu juga sebagian kecil saja yang mendapatkan
>  kondisi (P-T) yang tepat untuk mencapai maturasi, dan
>  seterusnya sepanjang perjalanan energi itu hingga menjadi
>  bahan bakar minyak atau batubara sebagai bentuk dari energy
>  storagenya.
>
>
>  Orang-orang solar-power-minded  tersebut mengatakan
>  alangkah baiknya jika kita memotong jalur yang sangat
>  rumit, panjang (ratusan juta tahun..) dan highly
>  inefficient  itu dan langsung mengubah energi surya menjadi
>  energi listrik yang kita butuhkan dalam kehidupan
>  sehari-hari. Rata-rata solar cell yang sudah dijual
>  komersil memiliki efisiensi diatas 10% dan ini sudah jauh
>  lebih efisien dibandingkan "ancient sunlight" yang
>  tersimpan di fosil fuel. Rata-rata fotosintesis hanya dapat
>  mengubah 2% dari energi surya, belum lagi menghitung
>  energy-losses selama prosesnya untuk menjadi fosil fuel.
>
>
>  Sumber aslinya saya tidak ketemu, tapi ada yang ini yang
>  cukup mirip konsepnya:
>  
> http://www.scienceminusdetails.com/2011/02/why-fire-is-cool-entry-4-ancient-energy.html>
>
>
>
>
>  Dalam artikel yang lain di sumber yang lain pula
>  (http://www.kajul.org/welcomeEN.php) membagi energi dari
>  asal muasalnya:
>   - Solar Radiation derived (solar, wind, hydro, bio, all
>   fosil fuels)  - non solar radiation derived (nuclear &
>   geothermal)
>
>
>  Di website tersebut saya juga baru tau istilah baru:
>  burnivore.
>  Setelah vegetasi, herbivore, carnivore, dan omnivore,
>  muncul jenis baru: burnivore. <quote>
>  Burnivore: Same as Omnivores; with the difference that the
>  burnivore uses 10 up to 1 million times more energy than
>  its own body is able to use. The Burnivore accesses an
>  energy flow through a process of burning all kinds of
>  Chemical Energy (Wood, Coal, Oil, Gas) to release Heat
>  Energy and sometimes a tiny bit of Light. Heat is used to
>  cook food to make it easier to digest; and to expand air or
>  gas to create kinetic energy to propel a bike, car, truck,
>  boat, airplane or rocket forward to transport either itself
>  or goods which it thinks are needed to improve its quality
>  of life. <unquote>
>
>
>
>  Dan karena pengetahuan bakar-membakarnya sudah tingkat
>  tinggi dan "addicted to burning things" (dan juga investasi
>  yang sudah ditanam di budaya membakar tersebut sudah sangat
>  banyak), sering kali mereka memilih alternatif dari fosil
>  fuel yang malah kurang tepat, maunya tetap mencari bahan
>  lain yang bisa dibakar, seperti bio-fuel contohnya yang
>  tidak mengurangi pembakaran malah justru menambah masalah
>  dengan membuka lahan baru dan persaingan dengan bahan
>  pangan.
>
>
>  
> ======================================================================================>
>    Saatnya geologist oil&gas cari perkerjaan baru?
>  Sepertinya tidak!
>  Masih banyak sekali kebutuhan manusia akan oil n gas.
>  Pertama, pengalihan sumber energi masih akan membutuhkan
>  masa transisi yang cukup lama (bayangkan untuk menunggu
>  sekian banyaknya mobil bensin perlahan-lahan habis
>  tergantikan dengan mobil listrik).  Kemudian bahkan Setelah
>  semua teralihkan ke energi lainpun minyakbumi masih akan
>  tetap dibutuhkan di dunia: secara terbatas untuk bahan
>  bakar pada keperluan khusus, dan secara tak terbatas
>  (limitless) pada industri petrochemical untuk membuat
>  berbagai macam senyawa penting seperti plastik, polycarbon,
>  dst  yang sangat penting untuk kehidupan manusia modern
>  seperti peralatan, kendaraan, kosmetik, dst..dst.. (look it
>  up in google: "Oil is too Valuable to Burn" )
>
>
>  Salam,
>  WHY
>
>
>
> ------------------------------------------------------------------------------>
>   From: "koeso...@melsa.net.id" <koeso...@melsa.net.id>
>  To: iagi-net@iagi.or.id
>  Sent: Friday, March 9, 2012 3:59 PM
>  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>  Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>
>
>
>  Itulah pembicaraan mengenai energi alternatif itu biasanya
>  tdk bisa membedakan sumber energi dan penyimpan energi
>  (energy storage). Fuel cell disebut sebagai energy source,
>  padahal Hidrogen itu tdk didapatkan di alam, tetapi harus
>  dibuat, dan untuk pembuatannya perlu diinputkan energi
>  berupa listrik untuk electrolysis ini, jadi sumber energi
>  listrik ini dari mana? Dari solar cell kah, dari
>  hydro-electric plant, dari geothermal?, bahkan dari PLTU
>  (dg batubara sebagai sumber) atau PLTD (dg minyakbumi)?
>  Jadi selalu kita harus bertanya: sumber energinya dari
>  mana? RPK Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> ------------------------------------------------------------------------------>
>  From: Eko Prasetyo <strivea...@gmail.com>
>  Date: Fri, 9 Mar 2012 15:40:00 +0800
>  To: <iagi-net@iagi.or.id>
>  ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
>  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>  Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>
>
>  http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm
>
>
>  Fuel Cells: This method uses oxygen from the atmosphere to
>  complete the burning of the hydrogen in the fuel cell. What
>  comes out of the tail pipe is oxygen and water vapor, but
>  the oxygen originally came from the atmosphere, not from
>  the fuel. And so the use of fuel cells neither takes away
>  nor contributes to the oxygen content of the air.
>
>
>  Hydrogen: This fuel is complete in itself. It does not need
>  oxygen from the atmosphere to burn, which is an improvement
>  over fossil fuels in saving the oxygen in our air supply.
>  In fact, when hydrogen burns perfectly, nothing at all
>  comes out of the tail pipe. If salt and metal alloy are
>  used to create hydrogen, then there will be residues of
>  that in the exhaust, but hydrogen fuel does not contribute
>  oxygen to the atmosphere.
>
>
>  Brown's gas: This is the most perfect fuel of all for
>  running our vehicles. Like pure hydrogen, it is made from
>  water, i.e., hydrogen and oxygen, but it burns in the
>  combustion engine so that, depending on the setup, it may
>  actually release oxygen into the atmosphere. In that case,
>  what comes out of the tail pipe is oxygen and water vapor,
>  just as with fuel cells; but the oxygen comes from the
>  water that's being used to create the Brown's gas fuel. So
>  burning Brown's gas as fuel can add oxygen to the air and
>  thus increase the oxygen content of our atmosphere.
>
>
>
>
>
>
>
>
>  __________ NOD32 5559 (20101024) Information __________
>
>  This message was checked by NOD32 antivirus system.
>  http://www.eset.com



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke