Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -----Original Message----- From: git sulistiono <git_m...@yahoo.com> Date: Mon, 19 Mar 2012 22:40:57 To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2
Ki, temen SMA kita, Ibiem Benyamin, asli Betawi, jg mencalonkan diri sbg DKI-2, dari jalur independen. Tapi dengar2 dia ada masalah dengan verifikasi KTP pendukung salam Gito ________________________________ From: o - musakti <o_musa...@yahoo.com.au> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, 20 March 2012 3:08 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2 Empat Calon, alex-foke-jokowi-hidayat.Alex orang palembang, jokowi dan hidayat wong solo.Yang wong betawi cuma Foke.....Lha koq jadi ngomongin fulitik tha.....? ________________________________ From: rahardjo...@yahoo.co.id <rahardjo...@yahoo.co.id>; To: iagi-net@iagi.or.id <iagi-net@iagi.or.id>; Subject: Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2 Sent: Tue, Mar 20, 2012 4:45:47 AM Tapi ahok sdh berkiprah di DPR yg levelnya nasional lho mas Totok, bukan sekedar DKI, RS npa 0848 Sekedar urun rembug Powered by Telkomsel BlackBerry® ________________________________ From: Sudibyo HT <htsudi...@gmail.com> Date: Tue, 20 Mar 2012 11:21:21 +0700 To: <iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2 Belitung Timur bukan Jakarta,...Solo juga bukan Jakarta...Jadi, JokoWi dan Ahok tidak bisa sekedar copy-paste apa yang telah sukses mereka kerjakan untuk diterapkan di Jakarta. Tapi mereka PUNYA HATI,..mereka MUDA,BERPRESTASI,... Lawan mereka hanya Foke,... (hts) On Tue, Mar 20, 2012 at 11:05 AM, Jerry Sihombing <jerry.c.sihomb...@gmail.com> wrote: Saya senang sama jokowi secara objektif, beliau tulus, jujur, dan polos. >mau memajukan rakyatnya, esemka aja dia dukung penuh, >sayang dinegeri tercinta ini lebih banyak kepentingan oknum pengusaha >didulukan >daripada rakyat jelata. ga ada lagi tuh "Vox Populi Vox Dei" >susah cari pejabat kaya jokowi dari dulu - jaman sekarang. >jadi inget dulu dia bukan ya yg dihina Gubernur Jateng?? >_Jcs_ >On Mon, Mar 19, 2012 at 8:58 PM, Bandono Salim <bandon...@gmail.com> wrote: >Kalau dipasangin dgn jokowi mungkin bagus yaa, berfikir untuk kesejahteraan >rakyat.Kagok kalau jadi gub dki saja. >>Powered by Telkomsel BlackBerry® >> >>________________________________ >> >>From: rahardjo...@yahoo.co.id >>Date: Tue, 20 Mar 2012 03:50:42 +0000 >>To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> >>ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> >>Subject: Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2 >>So, yang penting bukan siapa Dia akan tetapi Bagaimana Dia .... >>Setujukah?RSNpa 0848 >>Powered by Telkomsel BlackBerry® >> >>________________________________ >> >>From: Alman <salmand...@gmail.com> >>Date: Tue, 20 Mar 2012 10:18:43 +0700 >>To: <iagi-net@iagi.or.id> >>ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> >>Subject: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2 >>Pasangan Jokowi - Ahok benar2 mendobrak mainstream Pilkada DKI tahun ini. >> >>Tahukah iagi-netters bahwa ternyata Ahok adalah seorang geologist? >>Berikut sekilas tentang beliau >> >> >> >>------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ >>Nama : Ir Basuki Tjahaja Purnama, MM >>Tempat lahir : Manggar, Belitung Timur >>Tanggal lahir : 29 Juni 1966 >>Agama : Kristen Protestan >>Nama Istri : Veronica, ST >>Nama anak pertama : Nicholas >>Nama anak kedua : Nathania >>Nama anak ketiga : Daud Albeenner >>Nama bapak : Indra Tjahaja Purnama (Alm) >>Nama ibu : Buniarti Ningsih >>PERJALANAN AWAL >>Basuki T Purnama (BTP) yang akrab dipanggil Ahok lahir di Gantung, desa >>Laskar Pelangi, Belitung Timur. >>Ia melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMU) dan perguruan tinggi di Jakarta >>dengan memilih Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi Universitas >>Trisakti. >>Setelah menamatkan pendidikannya dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi >>(Insiyur geologi) pada tahun 1989, Basuki pulang kampung–menetap di Belitung >>dan mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak dibidang kontraktor >>pertambangan PT Timah. >>Menggeluti dunia kontraktor selama dua tahun, Basuki menyadari betul hal ini >>tidak akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang ia miliki, karena untuk >>menjadi pengelolah mineral selain diperlukan modal (investor) juga dibutuhkan >>manajemen yang profesional. >>Untuk itu Basuki memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen >>keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Mendapat gelar >>Master in Bussiness Administrasi (MBA) atau Magister Manajemen (MM) membawa >>Basuki diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta, yaitu perusahaan >>yang bergerak dibidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik sebagai staf >>direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Karena ingin konsentrasi >>pekerjaan di Belitung, pada tahun 1995 Basuki memutuskan untuk berhenti >>bekerja dan pulang ke kampung halamannya. >>Perlu diketahui, tahun 1992 Basuki mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai >>persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. Bagi >>Basuki, pabrik yang berlokasi di Dusun Burung Mandi, Desa mengkubang, >>Kecamatan Manggar, Belitung Timur ini diharapkan dapat menjadi proyek >>percontohan bagaimana mensejahterakan stakeholder (pemegang saham, karyawan, >>dan rakyat) dan juga diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi Pendapatan >>Asli Daerah Belitung Timur dengan memberdayakan sumber daya mineral yang >>terbatas. Di sisi lain diyakini PT Nurindra Ekapersada memikili visi untuk >>menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh. >>Berangkat dari visi seperti itulah pada tahun 1994, Basuki didukung oleh >>seorang tokoh pejuang kemerdekaan Bapak alm Wasidewo untuk memulai >>pembangunan pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di Pulau Belitung dengan >>memamfaatkan teknologi Amerika dan Jerman. Pembangunan pabrik ini diharapkan >>juga memberikan harapan besar menjadi cikal bakal tumbuhnya suatu kawasan >>industri dan pelabuhan samudra dengan nama KIAK (Kawasan Industri Air Kelik). >>KIPRAH POLITIK >>Sebagai pengusaha di tahun 1995 ia mengalami sendiri pahitnya berhadapan >>dengan politik dan birokrasi yang korup. Pabriknya ditutup karena ia melawan >>kesewenang-wenangan pejabat. Sempat terpikir olehnya untuk hijrah dari >>Indonesia ke luar negeri, tetapi keinginan itu ditolak oleh sang ayah yang >>mengatakan bahwa satu hari rakyat akan memilih Ahok untuk memperjuangkan >>nasib mereka. >>Dikenal sebagai keluarga yang dermawan di kampungnya, sang ayah yang dikenal >>dengan nama Kim Nam, memberikan ilustrasi kepada Ahok. Jika seseorang ingin >>membagikan uang 1 milyar kepada rakyat masing-masing 500 ribu rupiah, ini >>hanya akan cukup dibagi untuk 2000 orang. Tetapi jika uang tersebut >>digunakan untuk berpolitik, bayangkan jumlah uang di APBD yang bisa dikuasai >>untuk kepentingan rakyat. APBD kabupaten Belitung Timur saja mencapai 200 >>milyar di tahun 2005. >>Bermodal keyakinan bahwa orang miskin jangan lawan orang kaya dan orang kaya >>jangan lawan pejabat (Kong Hu Cu), keinginan untuk membantu rakyat kecil di >>kampungnya, dan juga kefrustasian yang mendalam terhadap kesemena-menaan >>pejabat yang ia alami sendiri, Ahok memutuskan untuk masuk ke politik di >>tahun 2003. >>Pertama-tama ia bergabung dibawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru >>(PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Pada pemilu 2004 ia >>mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Dengan keuangan yang sangat >>terbatas dan model kampanye yang lain dari yang lain, yaitu menolak >>memberikan uang kepada rakyat, ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten >>Belitung Timur periode 2004-2009. >>Selama di DPRD ia berhasil menunjukan integritasnya dengan menolak ikut dalam >>praktik KKN, menolak mengambil uang SPPD fiktif, dan menjadi dikenal >>masyarakat karena ia satu-satunya anggota DPRD yang berani secara langsung >>dan sering bertemu dengan masyarakat untuk mendengar keluhan mereka sementara >>anggota DPRD lain lebih sering “mangkir”. >>Setelah 7 bulan menjadi DPRD, muncul banyak dukungan dari rakyat yang >>mendorong Ahok menjadi bupati. Maju sebagai calon Bupati Belitung Timur di >>tahun 2005, Ahok mempertahankan cara kampanyenya, yaitu dengan mengajar dan >>melayani langsung rakyat dengan memberikan nomor telfon genggamnya yang juga >>adalah nomor yang dipakai untuk berkomunikasi dengan keluarganya. Dengan cara >>ini ia mampu mengerti dan merasakan langsung situasi dan kebutuhan rakyat. >>Dengan cara kampanye yang tidak “tradisional” ini, yaitu tanpa politik uang, >>ia secara mengejutkan berhasil mengantongi suara 37,13 persen dan menjadi >>Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Padahal Belitung Timur dikenal >>sebagai daerah basis Masyumi, yang juga adalah kampung dari Yusril Ihza >>Mahendra. >>Bermodalkan pengalamannya sebagai pengusaha dan juga anggota DPRD yang >>mengerti betul sistem keuangan dan budaya birokrasi yang ada, dalam waktu >>singkat sebagai Bupati ia mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gratis, >>sekolah gratis sampai tingkat SMA, pengaspalan jalan sampai ke >>pelosok-pelosok daerah, dan perbaikan pelayanan publik lainya. Prinsipnya >>sederhana: jika kepala lurus, bawahan tidak berani tidak lurus. Selama >>menjadi bupati ia dikenal sebagai sosok yang anti sogokan baik di kalangan >>lawan politik, pengusaha, maupun rakyat kecil. Ia memotong semua biaya >>pembangunan yang melibatkan kontraktor sampai 20 persen. Dengan demikian ia >>memiliki banyak kelebihan anggaran untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat. >>Kesuksesan ini terdengar ke seluruh Bangka Belitung dan mulailah muncul >>suara-suara untuk mendorong Ahok maju sebagai Gubernur di tahun 2007. >>Kesuksesannya di Belitung Timur tercermin dalam pemilihan Gubernur Babel >>ketika 63 persen pemilih di Belitung Timur memilih Ahok. Namun sayang, karena >>banyaknya manipulasi dalam proses pemungutan dan penghitungan suara, ia gagal >>menjadi Gubernur Babel. >>Dalam pemilu legislative 2009 ia maju sebagai caleg dari Golkar. Meski >>awalnya ditempatkan pada nomor urut keempat dalam daftar caleg (padahal di >>Babel hanya tersedia 3 kursi), ia berhasil mendapatkan suara terbanyak dan >>memperoleh kursi DPR berkat perubahan sistem pembagian kursi dari nomor urut >>menjadi suara terbanyak. >>Selama di DPR, ia duduk di komisi II. Ia dikenal oleh kawan dan lawan sebagai >>figur yang apa adanya, vokal, dan mudah diakses oleh masyarakat banyak. Lewat >>kiprahnya di DPR ia menciptakan standard baru bagi anggota-anggota DPR lain >>dalam anti-korupsi, transparansi dan profesionalisme. Ia bisa dikatakan >>sebagai pioner dalam pelaporan aktivitas kerja DPR baik dalam proses >>pembahasan undang-undang maupun dalam berbagai kunjungan kerja. Semua laporan >>bisa diakses melalui websitenya. Sementara itu, staf ahlinya bukan hanya >>sekedar bekerja menyediakan materi undang-undang tetapi juga secara aktif >>mengumpulkan informasi dan mengadvokasi kebutuhan masyarakat. Saat ini, salah >>satu hal fundamental yang ia sedang perjuangkan adalah bagaimana memperbaiki >>sistem rekrutmen kandidat kepala daerah untuk mencegah koruptor masuk dalam >>persaingan pemilukada dan membuka peluang bagi individu-individu idealis >>untuk masuk merebut kepemimpinan di daerah. >>Ahok berkeyakinan bahwa perubahan di Indonesia bergantung pada apakah >>individu-individu idealis berani masuk ke politik dan ketika di dalam berani >>mempertahankan integritasnya. Baginya, di alam demokrasi, yang baik dan yang >>jahat memiliki peluang yang sama untuk merebut kepemimpinan politik. Jika >>individu-individu idealis tidak berani masuk, tidak aneh kalau sampai hari >>ini politik dan birokrasi Indonesia masih sangat korup. Oleh karena itu ia >>berharap model berpolitik yang ia sudah jalankan bisa dijadikan contoh oleh >>rekan-rekan idealis lain untuk masuk dan berjuang dalam politik. Sampai hari >>ini ia masih terus berkeliling bertemu dengan masyarakat untuk menyampaikan >>pesan ini dan pentingnya memiliki pemimpin yang bersih, transparan, dan >>profesional. >>Di tahun 2006, Ahok dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari 10 >>tokoh yang mengubah Indonesia. Di tahun 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh Anti >>Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan yang >>terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Masyarakat >>Transparansi Indonesia. Melihat kiprahnya, kita bisa mengatakan bahwa >>berpolitik ala Ahok adalah berpolitik atas dasar nilai pelayanan, ketulusan, >>kejujuran, dan pengorbanan; bukan politik instan yang sarat pencitraan. >> >> >>sumber : ahok.org >>