Pak Awang yth, Menarik uraian Pak Awang tentang Cekungan Ombilin. Sekedar informasi,hasil kajian kami (ITB+Radiant) tentang cekungan tersebut akan kami presentasikan dalam AAPG-ICE di Singapura pada 16-19 September 2012 sebagai Poster presentation pada 18 Sept.siang. Salam, Y.Zaim Prodi Tek.Geologi FITB-ITB Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message----- From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> Date: Sun, 9 Sep 2012 23:39:59 To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id>; Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>; Geo Unpad<geo_un...@yahoogroups.com>; Eksplorasi BPMIGAS<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: [iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN Di acara Forum Farm Out Jumat 7 September 2012 yang lalu di Hotel Conrad, Benoa, Bali, seorang teman dari Radiant Bukit Barisan yang mengoperasikan Wilayah Kerja (WK) Southwest Bukit Barisan mempresentasikan sejarah eksplorasi dan potensi WK ini yang seluruhnya termasuk ke dalam Cekungan Ombilin. Cekungan Ombilin adalah cekungan terkenal di dalam-pegunungan (intramountain basin), salah satu cekungan yang masih 'frontier' statusnya meskipun terletak tidK jauh di sebelah barat Cekungan Sumatra Tengah, cekungan minyak penyumbang sekitar 40 % produksi minyak Indonesia. Meskipun demikian, lain Sumatra Tengah lain Ombilin. (1) Pertanyaan atau perdebatan pertama muncul, apakah Ombilin pernah menjadi bagian Sumatra Tengah atau tidak. Menurut hemat saya tidak. Ombilin terjadi lebih awal daripada Sumatra Tengah, Ombilin terjadi pada Eosen ketika dua terrane Mesozoik yang berakresi yaitu Mergui di timur dan Woyla di barat dikoyak akresinya oleh Sesar Sumatra Tua, sebuah sesar mendatar dextral, membuka cekungan tarikan/ pull-apart basin Ombilin. Suture Woyla-Mergui terbuka kembali. Sesar dextral Sumatra Tua itu adalah wujud tectonic escape pada saat India membentur Eurasia pada sekitar 50 Ma. Sementara itu, graben2 di Sumatra Tengah baru terjadi kemudian ketika splay dari sesar Sumatra tua ini mengoyak akresi basement melalui mekanisme transtension. Jadi bila Ombilin terjadi di atas master fault Sumatra Tua, maka graben2 Sumatra Tengah seperti Bengkalis, Aman, Central Deep atau Rangau terjadi di beberapa splay-nya, cabang2nya. Bahwa Ombilin merupakan pull-apart basin akan memengaruhi sejarah termalnya. Cekungan2 seperti ini akan tinggi termalnya, semula saja, tetapi kemudian segera mendingin karena lepas melalui sesar2 tegak yang berperan sebagai konduit termal/termal release. (2) Perdebatan kedua. Ombilin telah dibor melalui dua sumur, Sinamar-1 dan South Sinamar-1 masing2 oleh Caltex dan HIPCO pada tahun 1980-an dan awal 1990. Sumur Sinamar-1 cukup baik karena ketika dites mengalirkan gas 13,6 gas mmcfpd (juta kaki kubik perhari) dan kondensat 314 bcpd (barrel perhari) berasal dari batupasir Miosen Sawahtambang. Sumur South Sinamar ditinggalkan tanpa dites, meskipun dilaporkan banyak tanda2 minyak. Menurut Radiant, gas dan kondensat Sinamar-1 berasal dari batuan induk Sangkarewang yang sudah lewatmatang (overmature). Menurut hemat saya, tak mungkin gas dan kondensat Sinamar-1 berasal dari Sangkarewang, tetapi dari Sawahlunto yang banyak mengandung batubara. Mengapa, sebab Sangkarewang sangat oil-prone (ini batuan dengan kualitas oil-shale terbaik di Indonesi) dan bila overmature, yang akan dihasilkan hanyalah sebagian kecil dry gas. Kalau kondensat dihasilkan, maka pasti berasal dari wet gas. Kandidat terbaik untuk itu adalah Sawahlunto. Pendapat saya ini bisa diuji dengan melakukan isotop karbon13 pada komponen etana, propana dan butana untuk mengetahui kematangan gas; kemudian mengukur kematangan Ro sampel kondensat menggunakan biomarker aromatik methyl phenanthrene. Angka2 kematangan gas dan minyak ini kemudian diuji balik dengan plotting Ro versus depth baik untuk Formasi Sawahlunto maupun Sangkarewang. (3) Informasi lain, di sebelah selatan WK ini ada rembesan minyak yang menurut rekonstruksi berasal dari Sangkarewang yang memang sangat oil-prone. Kemungkinan ini benar, sebab ke arah selatan Sangkarewang mendangkal. Sekalipun demikian, ujilah lagi pendapat itu dengan melakukan berbagai analisis geokimia pada sampel minyak. sidik jari minyak akan menentukan apa batuan induknya, sehingga kita tak spekulatif melakukan rekonstruksi. (4) informasi lain, kandungan CO2 pada gas di Sinamar1 cukup tinggi >40 %. Sebagai cekungan yang terletak di tengah Pegunungan Bukit Barisan, maka intrusi magmatik sangat mungkin terjadi di WK atau sekitar WK ini. Intrusi magmatik bisa menyebabkan gas CO2 tinggi, seperti juga volkanisme. Tetapi spekulasi ini sekali lagi harus diuji secara geokimia menggunakan analisis isotop karbon13 pada gas CO2 dan isotop helium. Helium akan tinggi pada gas yang berasal dari magmatik. Kemungkinan lain adalah terdapat degradasi termal gamping pada basement di bawah Ombilin (gamping Silungkang/Tuhur) karena masalah overmaturity kemudian masuk ke batupasir Sawahtambang melalui sesar2 tegak di wilayah ini. Demikian hal2 critical dan perlu dipelajari lebih jauh bagi siapa saja yang mau mengeksplorasi Cekungan Ombilin. Menarik secar sains, tetapi juga menantang. Salam, Awang