Lha kalau udah pakai  sharable2an oil gini kayak yg udah ditrapkan pd kontrak 
TAC/KSOnya. Pertamina EP. Apa sdh ada K3S yg pakai sistem  ginian ya? Memang 
hrsnya begitu kalau kontrak (kontrak baru) dg lapangan produksi, fz
 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Rus Soeripto <rsoeri...@yahoo.com>
Date: Thu, 13 Sep 2012 17:55:54 
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] NON SHARABLE OIL --> Kuasai 47% Ladang Minyak RI, 
Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3

Yak tul RDP..  Kalau terpaksa harus
memperpanjang kontrak, termnya adalah untuk sharable oil Kontraktor mendapatkan
cost and fee, sedangkan Incremental oil atas hasil usaha EOR dan Usaha
Explorasi baru diberlakukan split PSC normal.  
Kalau perlu bentuk PT Baru untuk mengelola
incremental reserves sehingga costingnya bisa di alokasikan dengan benar.
Dengan demikian kontraktor akan lebih fokus
untuk add values dengan menambah reserves. 
Semoga usulan IAGI didengar oleh
pemerintah. Hidup IAGI
RUS NPA 1061


________________________________
 From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, September 13, 2012 5:43 PM
Subject: [iagi-net-l] NON SHARABLE OIL --> Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi 
Produksi Pertamina Cuma Nomor 3
 

Salah satu usulan IAGI adalah produksi migas setelah perpanjangan adalah NON 
SHARABLE OIL !
Ketika kontrak berakhir seluruh asset sudah sewajarnya dikembalikan ke negara 
tuan rumah. Karena itulah yang tertulis dalam KKKS.
Detail penjelasan dan usulan IAGI sudah mulai diformulasikan
Selanjutnya tunggu edisi BERITA IAGI yang membabar soal ini

RDP


2012/9/13 <abacht...@cbn.net.id>

Hampir-hampir saya tidak percaya kalau kalimat-kalimat yg diberitakan detikcom 
ini berasal dari RRR yg pernah saya kenal baik sbg dosen dan konsultan 
pemboran/migas yg nasionalis, merah putih dan sangat percaya dg kekuatan 
intelektualitas dan professionalisme bgs sendiri sebelum dia masuk BPMigas 
kemudian akhirnya jadi WaMen ESDM.
>
>Sangat terlihat bagaimana tendensiusnya pejabat kita dg berbagai pernyataan 
>untuk mendelegitimasi usaha-usaha Pertamina mendapatkan blok-blok migas 
>produksi yang dikuasai MNC yg memang sudah akan habis masa kontraknya yg 
>memang Pertamina sendiri dibenarkan secara UU dan PP untuk mendapatkan dan 
>mengelolanya dari pemerintah, spt halnya Blok Mahakam ini.
>
>Pernyataan2 yg meragukan apakah Pertamina mampu mengoperasikan lapangan migas 
>sebesar lapangan2 di blok Mahakam sambil melemparkan kenyataan bhw Pertamina 
>belum memaksimalkan operasi di 47% penguasaan-nya atas lapangan migas 
>Indonesia benar-benar terasa sebagai pernyataan politis meskipun kelihatan 
>agak teknis krn dibungkus angka-angka. Karena pada dasarnya hanya statistik 
>pilihan yg cocok dg keinginan saja yg dimunculkan. Sementara itu statistik ttg 
>bgmn Pertamina berhasil meningkatkan efisiensi operasi dan produksi di ONWJ 
>dan di WMO stlah mrk ambil alih dari MNC bbrp tahun lalu, dan juga di blok2 yg 
>bersebelahan dg blok Cepu yg dioperasikan MNC, kesemuanya ditutupi dan tdk 
>dihighlight. Benar-benar tidak fair dan sangat politis.
>
>Juga pentungan2 klasik u/menakut-nakut-i spt teknologi dan biaya tinggi lagi2 
>diungkapkan di media untuk menjustifikasi bhw pemerintah lebih suka Total yg 
>mengoperasikan Blok Mahakam. Benar-benar menggelikan dan sangat mencolok 
>keberpihakan yg sdh diatur dr atasnya sana ini. Kita semua di industri migas 
>tahu: teknologi bisa dibeli, biaya tinggi bisa dipinjam dan dinegosiasi, 
>selama kita punya asset yg bisa dijaminkan dan manajemen professional yg bisa 
>diandalkan, itu semua tidak akan pernah jadi masalah dlm operasi migas segede 
>apapun dia punya dimensi. Sedih. Bener2 sedih.
>
>Yang lebih parah adlh pernyataan ttg: "... apakah Total mau beri data-data 
>teknis di blok tersebut yang puluhan tahun dikerjakannya? Tentu tidak. Artinya 
>akan mulai dari awal lagi". Seolah-olah yg bicara tdk mengerti sistim PSC di 
>Indonesia dan tdk memahami UU Migas (baik yg lama maupun yg baru) yg 
>menyatakan bhw semua data migas milik negara!!!! Bukan milik Total! Parah. 
>Bener2 parah.
>
>Mau dikemanakan migas, mineral, dan energi Indonesia kita ini kalau pejabat2 
>kita sdh bicara aneh2 kayak begini.
>
>Atau malah kita perlu bersikap sebaliknya: kasihan ya, Rudi!!!?
>
>Salam
>ADB
>Geologist Merdeka
>(Suka dan bangga krn Total telah lebih dr 40th ikut membangun Indonesia, tapi 
>lebih suka lagi kalau asset yg sdh mrk kuasai sekian lamanya dikuasai dan 
>dioperasikan oleh entitas bangsa sendiri!!!!)
>
>Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>-----Original Message-----
>From: <lia...@indo.net.id>
>Date: Thu, 13 Sep 2012 13:11:26
>To: <iagi-net@iagi.or.id>
>Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
>
>Subject: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina 
>Cuma Nomor 3
>Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3
>Rista Rama Dhany - detikfinance
>Kamis, 13/09/2012 12:52 WIB
>Jakarta - Pemerintah mengharapkan PT Pertamina (Persero) bisa
>lebih memaksimalkan ladang minyak yang dimilikinya saat ini.
>Karena, 47% ladang minyak dan gas di Indonesia dikuasai
>Pertamina, namun produksi migasnya hanya menduduki posisi nomor
>3.
>"Pertamina itu menguasai 47% ladang minyak di wilayah kerja
>migas seluruh Indonesia. Tetapi produksinya malah masih nomor 3
>dibanding perusahaan minyak yang lain di Indonesia," kata Rudi
>di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/9/2012).
>Menurut Rudi, Pertamina tidak perlu terlalu bernafsu untuk
>menguasai lapangan-lapangan minyak dan gas milik perusahaan
>asing yang kontraknya segera habis, seperti Blok Mahakam.
>Dikatakan Rudi, Blok Mahakam saat ini dikuasai oleh perusahaan
>asal Prancis Total Indonesie yang kontraknya akan habis 2018.
>Pertamina memang mengincar lapangan migas ini.
>"Maksimalkan ada yang dimiliki saat ini, tingkatkan
>produksinya, tingkatkan SDM dan teknologinya," kata Rudi.
>Memang, kata Rudi, secara nasionalisme, Pertamina perlu
>didukung untuk menjadi perusahaan minyak milik negara. Namun
>apabila Pertamina menguasai seluruh ladang minyak di Indonesia
>dan menyuruh perusahaan asing pergi, Rudi menyangsikan
>Pertamina mampu menggarap semuanya.
>"Kita tetap perlu asing untuk memproduksi minyak di Indonesia.
>Contoh misal mau menguasasi Blok Mahakam, apakah Pertamina
>mampu memproduksi minyak dan gas sebesar yang dilakukan Total?
>Sulit, karena memerlukan teknologi dan biaya yang tidak
>sedikit, dan apakah Total mau beri data-data teknis di blok
>tersebut yang puluhan tahun dikerjakannya? Tentu tidak. Artinya
>akan mulai dari awal lagi," ujar Rudi.
>Untuk itu, Rudi meminta kepada Pertamina untuk memaksimalkan
>produksi yang ada tersebar di seluruh Indonesia. "Maksimalkan
>apa yang ada dulu. Karena untuk produksi minyak saja saat ini
>Pertamina EP hanya ada di urutan ketiga, di mana produksi migas
>pada 2013 ditarget hanya sekitar 132,3 ribu barel setara minyak
>per hari, kalah dibandingkan Total dan Chevron yang hanya
>memiliki 2 wilayah kerja saja," tegas Rudi.
>Seperti diketahui, untuk estimasi lifting migas di 2013, Total
>E&P Indonesie dengan wilayah kerja Mahakam dan Tengah menjadi
>produsen terbesar dengan produksi 382,2 ribu barel setara
>minyak per hari. Lalu Chevron Pacific Indonesia di wilayah
>kerja Rokan dan Siak dengan estimasi produksi migas 335 ribu
>barel setara minyak per hari, dan Pertamina EP dengan wilayah
>kerja seluruh Indonesia estimasi produksi migas sebesar 290,3
>ribu barel setara minyak per hari.
>
>
>
>
>___________________________________________________________
>indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id
>
>
>
>--------------------------------------------------------------------------------
>PP-IAGI 2011-2014:
>Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
>Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>--------------------------------------------------------------------------------
>Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
>REGISTER NOW !
>Contact Person:
>Email : pit.iagi.2...@gmail.com
>Phone : +62 82223 222341 (lisa)
>--------------------------------------------------------------------------------
>To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>For topics not directly related to Geology, users are advised to post the 
>email to: o...@iagi.or.id
>Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>No. Rek: 123 0085005314
>Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>Bank BCA KCP. Manara Mulia
>No. Rekening: 255-1088580
>A/n: Shinta Damayanti
>IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>---------------------------------------------------------------------
>DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
>its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
>its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
>damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data 
>or profits, arising out of or in connection with the use of any information 
>posted on IAGI mailing list.
>---------------------------------------------------------------------
>
>


-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke