Pak Widi, Mohon info, shallow gasnya di formasi apa ya. Terimakasih. RUS -----Original Message----- From: Widi Hartono <widipu...@yahoo.com> Date: Fri, 21 Sep 2012 10:25:38 To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Bls: FW: [iagi-net-l] Biogenic gas
Di Lapangan Mangunjaya juga banyak ditemui shallow gas. Lokasinya di sebelah barat Palembang. Salam, WH ________________________________ Dari: pak soegiri <pak.soeg...@gmail.com> Kepada: iagi-net@iagi.or.id Dikirim: Jumat, 21 September 2012 8:45 Judul: Re: FW: [iagi-net-l] Biogenic gas Pak Iman, Di sumsel area Pertamina, sudah terbukti ada biogenic gas di level Muara Enim, hal ini bisa ditemukan di daerah-daerah sekitar Sekayu sana. Juga beberapa tempat di sub cekungan jambi di daerah muara bahar . Tabik, 2012/9/21 RM Iman Argakoesoemah <iman.argakoesoe...@medcoenergi.com> Mohon diklarifikasi : >Di Sum Sel yg ada biogenic dimanaya? Pertamina daerah mana? > >Thanks. Iman > >From:Amin Bunyamin [mailto:amin...@yahoo.com] >Sent: Wednesday, September 19, 2012 11:35 AM >To: iagi-net@iagi.or.id > >Subject: Bls: [iagi-net-l] Biogenic gas > >Sepengetahuan saya, biogenic gas di cekungan tersier di Sumatera Tengah sudah >proven (info pak Frank). Di Sumatera Selatan sudah terbukti (PEP). Serta di >Sumatera Utara sudah banyak indikasi, setidaknya dari data seismik dan data >site survey. Di tempat lain mungkin lebih banyak. Memang secara konsep geologi >masih belum matang. Kegiatan eksplorasi pun masih belum banyak, khususnya di >Indonesia. Sayang selama in malah masih sering dianggap sebagai potensi >drilling hazard. Padahal di dalam musibah selalu ada berkah (jadi ingat, di >dalam kesulitan pasti ada kemudahan :). > >Kendala utama pengembangan biogenic gas adalah keekonomiannya. Namun dengan >kedalaman target yang relatif dangkal dan kualitas gas yang bagus seharusnya >bisa lebih ekonomis. Apalagi bila berada di onshore dan dekat dengan fasilitas >produksi atau industri. Walaupun secara teknis, kualitas data seismic di >onshore tidak sebagus di offshore. Hal ini biasanya berhubungan dengan masalah >statis pada processing seismik. Selain itu, perangkapnya cukup sulit dibedakan >antara structural yang 'gentle' dengan yang stratigrafis. Solusinya adalah >fokus eksplorasi dan produksi untuk biogenic gas ini (target dangkal). > >Shalow gas, khususnya biogenic gas adalah potensi cadangan yang belum banyak >digarap (unconvensional?). Di negera kita potensi akumulasinya relatif >kecil-kecil (sepertinya?), akan tetapi menurut saya potensi distribusinya >cukup banyak/kaya. Kekayaan atau keanekaramanan yang kecil-kecil >itulah keunikan potensi alam dan manusia di jamrut katulistiwa. Kompleksitas >adalah kekurangan sekaligus kelebihan negeri ini, sehingga sinergisitas >menjadi sesuatu yang sangat penting dan kritis. Kalau meminjam jargon dalam >tema ultah PHE tahun ini, "harmony in diversity". Paradigma ini sangat tepat >digunakan dalam pengelolaan sumber daya alam Nusantara. Selaras juga dengan >tema PIT IAGI tahun ini di Yogya yaitu "geology living with harmony". > >in harmonia progressio, >aminb/3323 > >"teruslah berjalan, ambil kunci-kunciNya, nanti akan kita temukan >pintuNya"-ean. > > > >________________________________ > >Dari:Tambunan Bahal <bahal.tambu...@eni.com> >Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> >Dikirim: Selasa, 18 September 2012 22:52 >Judul: RE: [iagi-net-l] Biogenic gas > >Sepertinya Biogenic Gas masih banyak peluang di Indonesia. Saya lampirkan dari >screen capture SEG. >Biogenic Gas di Levantin basin (Miocene Tubidites, di inversion structure, >mungkin di inner onshore kutei sama tarakan basin). >Regards, >Bahal > >From:Franciscus B Sinartio [mailto:fbsinar...@yahoo.com] >Sent: martedì 18 settembre 2012 8.11 >To: iagi-net@iagi.or.id >Subject: Re: [iagi-net-l] Biogenic gas > >Pak Amin, >iya benar biogenic gas, dan jumlahnya hanya kecil saja, ini adalah beberapa >biogenic gas field yang saya pernah kerjakan. > >Pak Budi Permana, apa itu di subtle structure? soalnya kalau tidak maka >perlu top seal yang besar sekali. > > > >tambahan lagi, sering biodegraded oil/gas di sangka biogenic origin gas. >tetapi dengan study isotop dari sample yang cukup bisa dibedakan. > > >salam, >frank > > >From:amin bunyamin <amin...@yahoo.com> >To: iagi-net@iagi.or.id >Sent: Tuesday, September 18, 2012 3:18 AM >Subject: Re: [iagi-net-l] Biogenic gas Re: Bls: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI >MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA > >Kalau tidak salah, lapangan gas kalila di cekungan sumatera tengah juga adalah >biogenic gas di formasi korinci atau binio. Dulu sempat ada semburan dan >sempat buat panik masyarakat setempat. > >AminB/3323 >thx&rgd, >amin bunyamin >From: "Bandono Salim" <bandon...@gmail.com> >Date: Tue, 18 Sep 2012 01:49:25 +0000 >To: Iagi<iagi-net@iagi.or.id> >ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> >Subject: Re: [iagi-net-l] Biogenic gas Re: Bls: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI >MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA > >Di ofshore kalsel pernah dibor, tujuan cari oil. Lupa nama persh yang kerja, >salam. Mungkin ada laporAn ttg gas? >Powered by Telkomsel BlackBerry® >From: Budi Permana <budi...@gmail.com> >Date: Tue, 18 Sep 2012 08:46:21 +0700 >To: <iagi-net@iagi.or.id> >ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> >Subject: Re: [iagi-net-l] Biogenic gas Re: Bls: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI >MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA > >Pak Franciscus, > >Biogenic gas reservoir bisa juga terakumulasi cukup besar, contohnya gas field >milik ENI di offshore sekitar Ravenna di laut adriatik yang sampai sekarang >masih berproduksi untuk memenuhi kebutuhan gas di Italia. > >Salam >Budi >2012/9/17 Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com> >Jadi tergeilitik juga untuk ikutan diskusi, tetapi ganti topik mengenai >biogenic gas ya. >saya tidak tahu apakah pengamatan saya ini valid atau ngak tetapi ini hasil >negrjain beberapa biogenic gas di Indonesia dan beberapa tempat lain. > >Biogenic gas itu kan akan terjadi pada suhu tertentu saja dan biasanya suhu >itu hanya berada relatively dangkal (ke dalaman nya) dan cenderung bisa >berkembang dengan baik kalau masih unconsolidated sand sebagai reservoirnya. > >Sejak dulu dibenak saya ada pernyataan ini "Biogenic gas itu tidak akan >menjadi besar sekali hanya akan menjadi sekitar 200 sampai 300 BCF karena >alasan top seal" >tentu saja 300 BCF bisa saja economic untuk beberapa perusahaan apalagi kalau >ada beberapa yang saling berdekatan di onshore. Itu selama ini yang sudah >ketemu. > >Tapi apa benar tidak ada kondisi yang bisa menampung biogenic gas yang besar ? > >Bisa saja tetapi kalau ada subtle structure yang bisa berada pada kedalaman >yang cocok. akan tetapi mungkin tidak bisa kelihatan dengan jelas flat spot >yang menjadi ciri khas biogenic gas, apalagi double flat spot (ada yang pakai >istilah paleo flat spot). akan tetapi bright spot nya masih bisa menjadi >indikator yang baik. > >kondisi apa yang kira2 bisa mempunyai sand yang cukup besar lateral >distributionnya dan sekarang dalam keadaan subtle structure? > >mungkin bukan di fluvial, tetapi deep water, ingat istilah shingle. atau >bisa juga restricted turbiditic flow. yang penting cari yang penyebarannya >luas secara lateral. >kalau ada 3D seismic sih mungkin bisa saja lihat seismic geomorphology nya >tetapi sering harus lihatnya secara lebih regional. > >selamat hunting biogenic gas. > >salam, > >frank > > >From:kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com> >To: iagi-net@iagi.or.id >Sent: Sunday, September 16, 2012 12:54 AM >Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA > >Argo, daerah kalimantan barat selatan cenderung dianggap daerah tdk prospek >karena di daerah kontinen stabil sehingga tdk banyak pengendapan sedimen / >lack accomodation space..beberapa sumur sudah menembus daerah ini sampai >basement dan dry. Tapi mungkin dqn adanya 3D seismic baru yg digunakan untuk >melihat sungai sungai bawah laut ini bisa dipakai untuk melihat jg kemungkinan >adanya graben graben yg dengan supply sedimen dari sungai sungai purba yg >lebih tua dari yg kita diskusikan sekarang bisa membuka hal yg baru....masalah >biogenic / bukan, asal cukup ekonomis untuk dipop kenapa tidak.... >On Sep 14, 2012 8:15 AM, "argo wuryanto" <masargo...@yahoo.com> wrote: >Mas Ferdy, > >Lagi nyari biogenik gas kah? he..he... > >Utk waktu yang relatif singkat (untuk ukuran Geologi) , apakah lapisan tudung >(seal)-nya sudah cukup tebal yo, mas? > >salam, >Argo-3711 >Dari:kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com> >Kepada: iagi-net@iagi.or.id >Dikirim: Jumat, 14 September 2012 8:36 >Judul: Re: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA > >kira kira apa ada kemungkinan petroleum system karena ada sungai purba >yang bawa material organik ? > >On 9/13/12, Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> wrote: >> Sebuah berita bertajuk: Ditemukan, Jejak Sungai Purba di Utara Laut Jawa >> Sabtu, 18 Februari 2012 , di-posting seorang rekan di FB sebuah Group malam >> ini. Dilaporkan bahwa sungai2 purba ini ditemukan Tim Bencana Katastrofi >> Purba. Mungkin wartawannya ngawur ya... >> >> Perlu klarifikasi serius atas berita ini, meskipun ditulis Februari 2012. >> Sungai2 purba atau lebih tepatnya sungai2 tenggelam di Laut Jawa sampai >> Selat Malaka adalah isu lama, tentu saja penemunya bukan Tim Bencana >> Katastrofi Purba dan jejaknya juga bukan ditemukan oleh Dr. Wahyu Triyoso. >> Sungai-sungai purba di Laut Jawa dan Selat Malaka itu sudah ditemukan hampir >> 100 tahun lalu dan sudah dipublikasikan oleh GAF Molengraaff dan M Weber >> pada tahun 1919 dalam makalah berjudul "Het verband tusschen den >> plistoceenen ijstijd en het ontstaan der Soenda-Zee en de invloed daarvan op >> de verspreiding der koraalriffen en on de land- en zoetwater fauna" (Wis- en >> Nat. Afd. Kon. Akad. v. Wetensch., Amsterdam, 29 Nov 1919, 28, 497-544). >> Molengraaff adalah seorang ahli geologi dan Weber adalah seorang ahli >> biologi pada zaman Belanda di Indonesia. Garis Weber, garis kesetimbangan >> fauna Asiatik dan Australia di Indonesia bagian tengah adalah berasal dari >> namanya. >> >> Di Laut Jawa itu dan Selat Malaka itu, Molengraaff dari tahun 1919 telah >> memetakan alur-alur sungai yang tenggelam (drowning river system) yang >> terbagi menjadi dua alur sungai utama, yang dinamainya Sungai Sunda Utara di >> bawah Selat Malaka dan Sungai Sunda Selatan di bawah Laut Jawa. Nama lain >> kedua alur utama sungai itu juga sering disebut sebagai Sistem Sungai >> Molengraaff, mengikuti nama penemunya. >> >> Sungai Sunda Utara mempunyai daerah hulu di Sumatra dan Kalimantan Barat, >> dan bermuara ke Laut Cina Selatan, sedangkan Sungai Sunda Selatan mempunyai >> hulu di Jawa dan Kalimantan Selatan dengan muara di Selat Makassar. >> Lembah-lembah sungai yang terbenam ini sebagian sudah tertimbun lumpur. >> Tetapi penelitian geologi kelautan sejak akhir 1950-an oleh beberapa >> ekspedisi kelautan bekerja sama dengan pihak asing telah dapat mengenal >> keberadaan sungai2 besar ini. Dua lembah sungai besar di selatan Kalimantan >> Selatan, sebelah selatan Sampit, misalnya ditunjukkan di buku bagus tentang >> oseanografi Indonesia tulisan Anugerah Nontji (Djambatan, 1987): "Laut >> Nusantara". Lebar lembah2 sungai ini antara 400-500 meter, dasar sungai >> purba ini 17-24 meter lebih dalam daripada dasar laut sekitarnya, dan terisi >> oleh endapan setebal 8-15 meter. >> >> Weber juga menunjukkan bahwa adanya sistem sungai-sungai Sunda ini >> dibuktikan oleh banyaknya persamaan jenis ikan tawar di sungai2 pesisir >> timur Sumatra dengan ikan2 di pesisir barat Kalimantan, padahal antara >> Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur tidak ada persamaan. >> >> Karena glasiasi-deglasiasi yang terus terjadi secara siklus di wilayah >> Paparan Sunda, sehingga saat glasiasi air laut menyurut dan turun lalu >> menyingkapkan paparan menjadi daratan (Sundaland) sebab air laut tertarik ke >> kutub2 Bumi menjadi es; dan saat deglasiasi terjadi pencairan es di kutub2 >> Bumi lalu air laut di mana2 naik, maka Sundaland kembali tenggelam menjadi >> Paparan Sunda (Sunda Shelf). >> >> Hasil penelitian geologi dapat menunjukkan jejak sejarah Paparan Sunda dan >> Sundaland. Kira2 170.000 tahun lampau muka laut berada kira-kira 200 meter >> lebih rendah dari sekarang, tersingkaplah Sundaland. Lalu dalam 125.000 >> tahun terakhir, air laut ini secara bertahap naik, tetapi belum mencapai >> posisi seperti sekarang. Pada sekitar 7000 tahun yang lalu, posisinya >> seperti sekarang, 4000 tahun yang lampau 5 m melampaui posisi sekarang, lalu >> turun lagi dan sejak 1000 tahun yang lalu posisinya sudah seperti sekarang. >> >> Yang namanya siklus glasiasi dan deglasiasi tak pernah terjadi mendadak >> turun atau naik, apalagi terjadi dalam semalam seperti banjir dalam dongeng >> Atlantis yang dituturkan Plato. Dan yang namanya sistem sungai2 Sunda tak >> berhubungan dengan peradaban tinggi ala dongeng Atlantis. Kecuali kalau >> submarine archaeology kelak menemukan banyak bukti2 kebudayaan tinggi >> terkubur di lembah2 sungai2 Sunda itu tetapi bukan berasal dari kapal karam >> modern, bolehlah kita mendiskusikannya lagi soal kaitan lembah sungai >> tenggelam ini dengan peradaban tinggi itu. >> >> Salam, >> Awang > >-------------------------------------------------------------------------------- >PP-IAGI 2011-2014: >Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com >Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com >-------------------------------------------------------------------------------- >Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. >REGISTER NOW ! >Contact Person: >Email : pit.iagi.2...@gmail.com >Phone : +62 82223 222341(lisa) >-------------------------------------------------------------------------------- >To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >For topics not directly related to Geology, users are advised to post the >email to: o...@iagi.or.id >Visit IAGI Website: http://iagi.or.id/ >Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >No. Rek: 123 0085005314 >Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >Bank BCA KCP. Manara Mulia >No. Rekening: 255-1088580 >A/n: Shinta Damayanti >IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >--------------------------------------------------------------------- >DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on >its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or >its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect >damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data >or profits, arising out of or in connection with the use of any information >posted on IAGI mailing list. >--------------------------------------------------------------------- > > > > >eni spa >Sede Legale >Piazzale Enrico Mattei, 1 >00144 Roma - Italia > >Capitale sociale >euro 4.005.358.876,00 i.v. >Codice Fiscale e Registro Imprese di Roma n. 00484960588 >Partita IVA n. 00905811006 >R.E.A. Roma n. 756453 > >Sedi secondarie: >Via Emilia, 1 e Piazza Ezio Vanoni, 1 >20097 San Donato Milanese (Milano) – Italia >eni.com > > >________________________________ > >Message for the recipient only, if received in error, please notify the sender >and read http://www.eni.com/disclaimer/ > > > >________________________________ > > >Keep it on screen - think before you print > >________________________________ > > >Any information in this email is confidential and legally privileged. It is >intended solely for the use of the individual or entity to whom it is >addressed and others authorized to receive. If you receive this e-mail in >error, please reply this e-mail or call +6221 2995 4777 then delete this email >including any attachment(s) from your system since any disclosure, copying, >distribution or taking any action in reliance on such contents is strictly >prohibited. MedcoEnergi does not accept liability for damage caused by any of >the foregoing. This e-mail is from MedcoEnergi Companies >(http://www.medcoenergi.com/).