Pak Avi dan Abah,
ini bukan mau manas2in tapi hanya melanjutkan email Pak Avi,
 
waktu Medco ambil alih block nya Stanvac,  expatnya dipulangkan semua ke 
Stanvac, kecuali satu penasehat explorasi.
dan penambahan tenaga kerja tidak terlalu banyak.  katanya, gaji2 expat yang 
pulang itu bisa dipakai untuk membor 4 sumur explorasi.
 
iya benar block nya mereka itu onshore.
 
 
fbs
 
 

________________________________
 From: rakhmadi avianto <rakhmadi.avia...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, October 24, 2012 4:19 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
  

Pak Yanto,

Kalau yg aku ingat spt ini.... misal seorang BULE kerja di Indonesia dg NET 
SALARY USD 15,000,-
Maka KPS bayar sbb (ini semua dala USD ya bukan rupidin):

1. Salary .................................... 15,000
2. GOI Tax 30% ..........................   5,000
3. Tax Point of Origin... 40%............6,000
4. Housing ....................................3,500
5. Medical .....................................5,000
5. Insurance ..................................2,000
6. Bonus (THR/Cuti) .......................2,500
-------------------------------------------------------------------------
          Grand Total ......................39,000 / bulan .... x 12 = 468,000 
/ budget per tahun..... dibulatkan jadi USD 500 K.

Ini untuk level interpreter loh.... kalau orang lokal kan meskipun di bayar IDR 
60jt kan pajaknya bayar sendiri, CNB yg lain katakan 30% lah, total yg KPS 
bayar buat LOKAL adalah IDR 80 jt x12 = IDR 1 Milyar + THR and Vacation = IDR 
1.2 Milyar ... atau USD 130 K.

Ini yg aku ingat on top of my head waktu oret2 budget di bulan Sept-Oct dulu di 
jaman Batu.

Sekedar info, bukan bahan buat demo loh

Avi


2012/10/24 Yanto R. Sumantri <yrs_...@yahoo.com>

Cak Cak , Bung Bung , Mas Mas 
>
>
>Aku baru saja tahu kalau perbandingan antara Nasional dan Expat itu benar 
>benar tdak adu il ya .
>Data yang baru saja saya dapat perbandingan pendapatan rata rata disalah satu 
>perusahaan minyak asing adalah annually nasional /asing :kl 100.000  / 600.000.
>
>
>Kok bisa ya padahal cost recovery NANTINYA.
>
>
>Sampai dimana kontrol BP Migas Cak Phie ? 
>
>
>si Abah 
>
> 
>
>________________________________
> From: "aluthfi...@gmail.com" <aluthfi...@gmail.com>
>To: iagi-net@iagi.or.id 
>Sent: Wednesday, October 24, 2012 9:19 AM
>
>Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
> 
>
>
>
>Mas Aloy kalau kata expat ke nama2 yg disebut tsb..... Ya DL....... Derita 
>Loe...... Guyon mas, kan mau Iedul Qurban relax lah. 
>
>Sent from my BlackBerry®
>powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
>________________________________
>
>From:  aloysuna...@yahoo.com 
>Date: Wed, 24 Oct 2012 01:02:20 +0000
>To: <iagi-net@iagi.or.id>
>ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
>Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
>
>Cak. Vi,pak TAmsil,cak Henk dan temen2 IAGI, TKI Yunior masih idialis 
>Geoscient dan masih adaptasi sambil menikmati gaji awal2,setelah senior lebih 
>15 th mulai tahu strategi busines,cost recovery,contract dll makanya mulai 
>merasa tdk nyaman dan sadar sbg bangsa RI.contoh yg sya amati sewaktu di BPPKA 
>teman kita Suherman T. Dialah pahlawan gas Tangguh apa yg didpt,nothing. Aulia 
>di Caltex,Suta,Yuwono Unocal  sama nasibnya dst.kenapa pemerintah slalu mihak 
>PSC dan sebaliknya menekan NOC jawabnya adalah "Wani Piro" . Mulai preseden RI 
>ke-2 Total sering lewat tool RI-1.btw mari temen2 meski udah tua semangat 
>tetap spt Sumpah Pemuda demi generasi penerus kita. salam Aloy
>Sent from my BlackBerry®
>powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
>________________________________
>
>From:  tambis...@yahoo.com 
>Date: Wed, 24 Oct 2012 00:05:32 +0000
>To: <iagi-net@iagi.or.id>
>ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
>Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
>
>Pak Avi yth,
>
>Salut dan terimakasih atas sharing dan pengakuan jujur dari Tenaga Kerja 
>Indonesia (TKI) yg sdh bekerja pd perusahan kapitalis asing selama 24 th. 
>
>Sebetulnya kondisi demikian, hampir dirasakan oleh banyak TKI yg berbakti di 
>perusahaan migas asing, terutama pada perusahaan besar, namun sangat sedikit 
>yg mau curhat secara terbuka.
>
>Saya pikir, berapapun gaji TKI yg diperoleh dari perusahaan minyak asing, 
>tentu tetap akan "membatin/sakit hati", bila kasat mata menyaksikan 
>ketimpangan gaji dibanding TKA, pada hal tugas dan tanggung sama serta menjadi 
>beban negara dalam bentuk cost recovery.
>
>Khabarnya kebanggan dan kenikmatan bekerja di perusahaan migas asing hanya 
>sampai th ke 12-15, lebih dari itu akan mengurut dada sendiri menyaksikan 
>keaneh2an dalam berbagai aspek ....
>
>Ketika bertugas di Pertamina
 BKKA tahun 1990-an, sering kali didatangi oleh senior yg berkeluh kesah 
tentang kelakuan orang asing, pengembangan karir dan  masalah gaji yg tdk 
berimbang dg tenaga Kerja Asing (TKA).  Ujung2nya beliau2 nanya, bgmn cara 
untuk bisa pindah ke BKKA... ngga boleh balas dendam yaww ....
>
>Meskipun dalam PSC tecantum keharusan indonesiasi dan alih teknologi, namun 
>biasanya dilakukan secara basa basi .... realisasi rata2 utk anggaran training 
>biasanya tidak sampai 80%.
>
>Alih management memang ada, namun basa basi juga, semua keputusan dan 
>kebijakan digariskan oleh kantor pusat, dan biasanya manager/VP yg indonesia 
>tsb, akan dijadikan sebagai bemper bila ada TKI yg complain. 
>
>Bahkan seperti cak Avi sampaikan, para TKI yg manager tsb dimanfaatkan oleh 
>perusahaan utk berhadapan dg instansi Pemerintah.
>
>Terkait blok mahakam yg akan expire 2017, saya pikir sudah saatnya 
>"Pemerintah" membuat Perusahaan Minyak Nasional yg kuat, mandiri, dan
 dikelola oleh anak bangsa sendiri, sehingga akan menjadi kebanggaan utk masa 
mendatang. 
>
>Rasanya kok aneh dan lucu yaa, pemerintah masih mengkonsider Total Indonesie 
>yg sdh menikmati hasil migas selama 50 tahun kontrak di blok mahakam, dan tdk 
>memberikan kesempatan penuh kepada perusahaan anak bangsa untuk mengais sisa 
>cadangan resiko rendah tsb. 
>
>Kalau demikian halnya, kapan negri ini bisa mencontoh malaysia, dapat menambah 
>devisa dari dalam negri maupun dari luar negaranya...... Misalkan dapat meniru 
>Petronas yg sdh eksis dan punya cadangan migas di luar Malaysia, dg tujuan 
>menambah devisa bagi kemakmuran rakyatnya. 
>
>Ataukah memperthankan "income" negara dg terus menerus membuat utang, sampai 
>suatu saat dinyatakan sbg negara gagal bayar??
>
>Demikian, ....Salam Sumpah Pemuda ...
>(TA) 
>
>Sent from my BlackBerry®
>powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
>________________________________
>
>From:  Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> 
>Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 +0700
>To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> 
>ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
>Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
>
>Kalau tidak dijajah kita sudah "setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih 
>maju dari mereka.
>Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri 
>keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi. 
>
>
>Rdp
>
>
>
>On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro  wrote:
>
>Pak Avi sepertinya keenakan "dijajah" nih bisa sampai 24 tahun :-)) 
>>
>>
>>Terlepas dari itu  semua, 
>>
>>
>>positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak 
>>Avi yang merupakan hasil "penjajahan" exxon mobil selama 24 tahun... 
>>
>>
>>2012/10/23 rakhmadi avianto <rakhmadi.avia...@gmail.com>
>>
>>Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya 
>>Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman 
>>Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku 
>>masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum 
>>jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk 
>>ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini 
>>kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih 
>>mumpuni.
>>>
>>>Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, 
>>>teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, 
>>>teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and 
>>>deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston 
>>>(untuk EM) maka baru si "mumpet" or "cepot" nya disuruh teken buat di majuin 
>>>ke BPMigas.
>>>
>>>Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola 
>>>oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya 
>>>ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam 
>>>kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI 
>>>ya ogah .... ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah 
>>>.... hiks hiks hiks....
>>>
>>>Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya 
>>>ngga cocok.
>>>
>>>lam salam
>>>Avi
>>>
>>>
>>>
>>>2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
>>>
>>>On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: 
>>>>>Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya 
>>>>>diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang "smooth". Saya memang 
>>>>>terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK 
>>>>>MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. 
>>>>
>>>>
>>>>Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang 
>>>>bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.  
>>>>Ditanya aja Opratornya 
>>>>- "bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ?"
>>>>Jawab 
>>>>1. "Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka 
>>>>sudah mendapatkan training yg bagus dari kami" 
>>>>Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar 
>>>>smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
>>>>2. "Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari 
>>>>bangsa kami" 
>>>>Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak 
>>>>pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus  diberi 
>>>>kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih 
>>>>operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. 
>>>>
>>>>
>>>>Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah.
>>>>
>>>>Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada 
>>>>penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai 
>>>>proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, 
>>>>grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. 
>>>>Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi. 
>>>>
>>>>
>>>>Rdp
>>>>
>>>>-- 
>>>>"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"
>>>>
>>>
>> 
>
>-- 
>"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"
>
>
>  

Kirim email ke