Bagaimanapun para pimpinan kita dan para ahli ekonomi, dan wakil2 rakyat yg 
telah dipilih semuanua sudah menganut liberal capitalism. Satu2nya yg menganut 
ekonomi kerakyatan adalah almarhum Prof. Mubiyarto, yg teorinya tidak laku, 
malah para muridnya ikut menganut liberal capitalism juga akhirnya.
Coba saja dari namanya tdk ada satu parpol yg menganut sosialisme, tetapi 
demokrat-nasionalisme saja. Dari perdebatan antar kaum politisi kelihatan 
mereka menganut liberal capitalism, cuman munafik, emoh kalau disebut sebagai 
penganut capitalism
Itu yg terjadi, bukan saya setuju dg mereka, bahkan sebetulnya mereka itu 
memuakkan.
RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "Yanto R. Sumantri" <yrs_...@yahoo.com>
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Wed, 26 Jun 2013 18:46:43 
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Di Amerika perlu 307 hari untuk ijin ngebor



Betul Pak Koesoema.

Prinsip "kalau bisa import murah kenapa tidak".
ini 100 % pemikiran liberal.

Akibatnya al:

1.Produsen DN akan secara bertahap mati dan akhirnya TI - mati .
Menurut ajaran liberalisme , ya biarin saja mati , kan mereka bisa melakukan 
usaha usaha al. menjadikan produksi barangnya lebih atau pindah kebisnis/usaha 
lain yang muncul karena ada "opportunity" yang lebih baik.

Artinya , secara sadar kita HARUS rela melihat petani padi kita , peternak sapi 
, peternak susu, garment , usaha sepatu /kulit  dan banyak lagi usaha lain mati 
karena kalah bersaing dengan barang/ jasa sejenis impor.

2.Rakyat dapat dan mampu membeli barang impor yang murah kalau dia mempunyai 
daya beli .Nah kalau usaha dia saja hancur apakah mereka masih memiliki daya 
beli yang mumpini ??

3. Fakta saat ini saja "kesempatan kerja" masih terbatas , masih banyak rakyat 
dalam usia produktif yang nganggur , setengah nganggur . Kalau ditambah lagi 
dengan matinya sektor sektor yang mati karena kalah bersaing dengan barang 
impor terus bagaimana ? 
Apa kita ekspor TKI se-banyak2 nya ?

Apakah liberalisme masih cocok utk Indonesia.Saya kira jawabannya "TIDAK".

si Abah


________________________________
 From: "koeso...@melsa.net.id" <koeso...@melsa.net.id>a 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, June 26, 2013 4:24 PM
Subject: Re: [iagi-net] Di Amerika perlu 307 hari untuk ijin ngebor
 

Kalau lebih murah import, mengapa tdk? Itu jiwa kapitalisme persaingan pasaran 
bebas.
Dan Indonesia sudah menganut ini sejak reformasi. Makanya di Amerika harga 
barang buatan Cina murah, import terus sampai biar perdagangannya defisit terus 
RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "Ismail Zaini" <lia...@indo.net.id>
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Wed, 26 Jun 2013 06:37:57 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Di Amerika perlu 307 hari untuk ijin ngebor

Betul sdh masuk globalisasi semuanya bisa import  namun apakah semuanya harus 
import 


Salam

Ism

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: koeso...@melsa.net.id
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Wed, 26 Jun 2013 03:05:12 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Di Amerika perlu 307 hari untuk ijin ngebor

Kalian itu tdk sadar bahwa negara kita ini sudah menerima globalisasi 
perekonomian, alias free-trade dan free-market economy, sehingga mau import 
export apapun boleh, import cabe, garam, export TKI-geologist, import 
engineers, ya bawang, ya sapi dan apa saja. Ya kalau petani garam kalah murah 
harga garamnya, ya dia itu tdk eficient. Itulah free market economy dan segala 
akibatnya. Kalau izin pemboran itu lama, ya lama2 juga akan ditinggalkan 
perusahaan explorasi, hengkang ke negara lain.
Jadi terimalah kebijakan ekonomi pemerintah kita dengan segala konsekwensinya.
RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: aluthfi...@gmail.com
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Wed, 26 Jun 2013 02:44:19 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Di Amerika perlu 307 hari untuk ijin ngebor


Koh Lim kalau cabe harganya dinaikkan apa ya konsumsine bisa turun???

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "Ismail Zaini" <lia...@indo.net.id>
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Wed, 26 Jun 2013 02:41:01 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Di Amerika perlu 307 hari untuk ijin ngebor
Pemerintah mau Impor Cabe dari Cina , lha wong cabe saja kok impor {kompas pagi 
ini} , 
Kalau crude dan BBM  sdh lama impor , apalagi kalau semakin turun saja 
liftingnya impornya semakin besar krn konsumsinya semakin tinggi . Nyari 
minyaknya semakin sulit pakai minyaknya semakin banyak krn diversifikasi nggak 
jalan krn minyaknya murah


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: aluthfi...@gmail.com
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Wed, 26 Jun 2013 01:57:27 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Di Amerika perlu 307 hari untuk ijin ngebor


Iya Mas Band, selama ini nyiapi lokasi paling cepet satu tahun, kalau masuk 
wilayah kehutanan bisa ber-tahun2. Dengan UU Pertanahan yang baru untuk 
pembebasan tanah lokasi bisa memakan waktu 400an hari. Prof Rudy Rub bingung 
kali mengupayakan cara mempercepat penyiapan lokasi, kalau nabrak UU ya tak ada 
KKKS yg berani bisa dipidanakan. Ya kedepan pemboran makin sulit tidak hanya 
geologinya tapi juga dokumen perijinannya......

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: bandon...@gmail.com
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Wed, 26 Jun 2013 01:47:14 
To: Iagi<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Di Amerika perlu 307 hari untuk ijin ngebor
Meskipun dilakukan secara simultan?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: aluthfi...@gmail.com
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Wed, 26 Jun 2013 01:41:27 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Di Amerika perlu 307 hari untuk ijin ngebor

Untuk membor (migas) suatu lokasi dulu ada 14 dokumen persetujuan mulai dari 
kontrak/psc, wp&b (pod bila berproduksi), AFE, pengadaan, UPL/UKL atau Amdal, 
Pembenasan tanah, pembuatan lokasi, SILO (surat ijin layak operasi) untuk rig, 
dsb. Semuanya ini bisa selesai lebih dari setahun. Dengan Otda makin banyak 
persetujuan dan makin ribet. 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: koeso...@melsa.net.id
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Wed, 26 Jun 2013 01:34:35 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Di Amerika perlu 307 hari untuk ijin ngebor
Saya kira yg dimaksud drilling permit itu termasuk mendapatkan blok di Federal 
Land, bukan izin ngebornya sendiri. Kalau di lahan private tdk perlu izin.
RPK
RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: bandon...@gmail.com
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Wed, 26 Jun 2013 01:19:24 
To: Iagi<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Di Amerika perlu 307 hari untuk ijin ngebor

Apakah pemeriksaan alat bor sampai makan waktu 10 bulan, sampai sekrup yang 
kecil dsb? Atau masalah perijinan tentang lingkungan dan kehutanan? Mungkin 
kalau metode perijinan tidakber-belit2, ijin akan cepat diberikan.
Atau hal lain yang menyebabkan mundur?
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Wed, 26 Jun 2013 00:05:03 
To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id>; <migas_indone...@yahoogroups.com>; 
Indoenergy<indoene...@yahoogroups.com>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Di Amerika perlu 307 hari untuk ijin ngebor
Pasti banyak yg ngeluh bahwa ijin ngebor di Indonesia itu berbelit dan
perlu waktu lama. Namun banyak yang ngga ngeh di Amerikapun ijinnya
perlu 307 hari !
Tentunya bukan sebagai alasan pembenaran, tetapi itu semestinya bukan
keluhan yang dipakai untuk mengundurkan komitment pengeboran sumur
eksplorasi !

RDP
====================
By Penny Starr
)
Panel: In Time it Takes Feds to Approve Oil-Drilling Permits You Could Watch
‘Die Hard’ 3,349 Times
April 19, 2013 - 4:07 PM
(CNSNews.com) – The House Committee on Natural Resources revealed on
Wednesday that the time it
takes to obtain a permit for oil and gas exploration on state lands is
about 12 to 15 days – a short time
compared with the average 307 days to obtain a permit for onshore
drilling on federal land.
That means a person could watch the movie “Die Hard” 3,349 times,
according to the committee, which
provided facts at the hearing to demonstrate just how lengthy the wait
is for a federal drilling permit.
In addition to the “Die Hard” example, a handout provided by the
committee, showed one could:
-- Drive from Washington, D.C., to Los Angeles 154 times
-- Travel to Mars and back – 150 days each way
-- Hike the Appalachian Trail two times
Using the average 307-day federal permitting wait time, provided by
the Bureau of Land Management, and data provided by individual
oil-producing
states, the committee handout said that in the time it takes to get a
federal permit, 30 state permits could be granted in North Dakota.
Although the U.S. Department of Interior is in charge of granting
drilling permits on federal land, the BLM was the source for the
average permitting
timeframe, according to the committee.
In his opening remarks, the committee chairman, Rep. Doc Hastings (R-
Wash.) said the time it takes to get a federal permit has nearly
doubled
from the 154 days it took for the process in 2005.
“Regulatory hurdles, long delays, and policies that keep federal lands
under lock-and-key have become all too common,” Hastings said. “As a
result, federal oil and natural gas production has declined.”
Ranking Democrat Rep. Raul Grijalva (D-Ariz.) defended the Obama
administration by disputing Hastings’ claim, but did not cite any
source for his
statistics.
“Despite the claims of the majority, [oil] production from federal
lands onshore is also increasing,” Grijalva said. “Last year oil
production from
federal lands onshore was 8 percent higher than in 2011.”
“It was 16 percent higher than at the end of the Bush administration.
And production from Indian lands has increased three fold from the
last year of
the Bush administration,” Grijalva said.
According to a March 7 Congressional Research Service report, however,
the increase in oil production on non-federal lands and production on
federal lands is down.
“On non-federal lands, there were modest fluctuations in oil
production from fiscal years (FY) 2008-2010, then a significant
increase from FY2010
to FY2012 increasing total U.S. oil production by about 1.1million
barrels per day over FY2007 production levels,” the report summary
states.
“All of the increase from FY2007 to FY2012 took place on non-federal
lands, and the federal share of total U.S. crude oil production fell
by about
seven percentage points.”



RDP

--
"Control yourself, and you got freedom"

Kirim email ke