Harga minyak wti sdh dibawah 80 brent hr ini meluncur ke 84 lagi Orang banyak mengamggap ini masalah geopolitik Tapi kalau dilihat dr grafik harga brent vs wti 5 thn belakang persoalannya kelihatannya di supply dan demand Sejak lima tahun produksi minyak north america meningkat sehingga wti yg secara kualitas lebih bagus dr brent turun harganya Thn ini produksi north america sudah mengalahkan saudi bahkan mungkin middle east sehingga demand dr north america turun cukup significant Ditambah melambatnya ekonomi china dan jerman yg membuat demand turun maka harga brent juga turun Opec diminta mengcut produksi buat menaikkan harga, tapi saat ini Opec juga bukan pemain dominan lagi, lebih banyak producer yg non Opec
Yang jelas US investemnt banks sdh mencut harga Wti jd 75 buat perhitungan ekonomi sp Q1 2015 Bukan berita yg menggembirakan buat banyak project non conventional yang baru dimana bep mendekati 80 Buat project non conventuonal berbentuk mining oil sand mungkin nggak apa apa, toh plateau nya 60-70 thn, apalah artinya glitch harga saat ini, tp buat non conventuonal macam shale oil pusing juga kalau harga serendah saat ini Wah ini baru urusan minyak Usa sedang ratifikasi export gas Setelah itu harga gas dunia bisa jatuh Nangis tuh kita kita yg gasnya offshore laut dlm pula tight pula Sent from my iPhone On Oct 23, 2014, at 5:19 AM, "lia...@indo.net.id<mailto:lia...@indo.net.id>" <lia...@indo.net.id<mailto:lia...@indo.net.id>> wrote: Kayaknya harga minyak itu lbh dikontrol oleh kondsisi Geopolitik khusuinya Tim Teng, Kalau kita serba repot harga minyak naik beban anggaran juga naik krn subsidi naik , harga minyak turun belum tentu beban anggaran otomatis turun krn kurs dollar naik dan juga menyebabkan investasi lambat , Harap harap siapa jadinya Menteri ESDM , , jangan jangan calon yg sdh ada kena pita merah atau kuning Powered by Telkomsel BlackBerry® ________________________________ From: "Bambang P. Istadi" <bambang.ist...@energi-mp.com<mailto:bambang.ist...@energi-mp.com>> Sender: <iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>> Date: Thu, 23 Oct 2014 16:07:40 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id><iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id> Subject: RE: [iagi-net] Oil price: how low can you go. Harga minyak yang rendah sebenarnya bagus juga untuk Indonesia yang sudah menjadi negara net importer,.. semakin tinggi harga minyak, semakin dalam merogoh kocek beli minyak dan bbm import dan menambah beban deficit yang semakin besar,.. Jika harga minyak naik terus, JW-JK harus segera menaikan harga bbm supaya bisa bayar gaji pegawai negeri,.. yang jelas negara2 pengeksport timur tengah saat ini bisa beri discount yang besar untuk jual minyaknya. Apa penurunan harga disengaja "diarahkan" untuk menyerang shale oil seperti yang disinggung Paulus? Mungkin karena, kita lihat produksi US semakin besar saja. Tapi ada juga scenario lain, yaitu kesengajaan aliansi US-Saudi untuk menekan ISIS dengan harga minyak yang rendah karena ketergantungan mereka yang besar untuk mendanai kegiatan “terorisme” dari pendapatan minyak. Hal “politik minyak” seperti ini pernah dilakukan untuk menekan Vladimir Putin dan Ayatollah Ali Khamenei dimasa lalu. Namun, how low can you go? Seorang kawan yang dekat dengan trader minyak mengatakan sekarang ini bisa dapat minyak dari black market di Caspian Sea dengan harga $40-50/barel. Sekarang tinggal kuat2an saja, karena masing2 Saudi, Iran, Libya punya spare capacity ~2 juta bbls. Masing2 menjaga market share yang tinggi, jika harga rendah, disiasati dengan pompa volume yang lebih tinggi. Sepuluh tahun lalu bila ada perang di timur tengah, harga minyak akan melonjak, nah kali ini terbalik, negara2 produsen minyak besar, Libya, Iraq, Nigeria dan Syria sedang kalut dengan kekacauan dalam negeri serta perang, tambah lagi ada sangsi terhadap Iran, tapi harga minyak malah turun. Salah satu penyebabnya, selain meningkatnya produksi di US sebagai konsumen minyak terbesar, juga karena lemahnya perekonomian Cina dan Eropa. Salam, Bambang From: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id> [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of rakhmadi avianto Sent: Thursday, October 23, 2014 8:40 AM To: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net] Oil price: how low can you go. Menurut Bernake Gov Bank Central USA (yg sekarang Janet Allen), harga crude oil dunia akan hovering around USD 80.0, sebenernya ya masih sekitar itu terendah $79.7 ... tertinggi $147, bahkan turun ke $30 Dec 2008. kalo melihat di Internet Oil Price History maka terlihat disitu harga minyak 70-72 sekitar $13, naik ke $35 sekitar 72-80, naik ke $60 80-84 (pada waktu itu saat KjA baru lulus gampang banget cari kerja sampe bingung milih yg mana), 84 mulai goyang dan turun ke $30 dan bottom $20 pada 86, shg para angkatan 80-81 pada sulit cari kerja di Oil, harga berkisar itu 17-20 dari 86-96, tahun 98 malah terjadi krisis dunia minyak jatuh ke harga 70an jadi sekitar $13-15, tapi ngga lama kerena mulai naik lagi sejak 2002 yg puncaknya terjadi di Juli 2008 .... pada saat harga minyak diatas $100 maka Bernake yg saat itu Gov Fed USA pidato bahwa krisis di Eropa dan lain2 krn harga minyak terlalu tinggi dan menurut beliau yg wajar adalah sekitar $80, critanya mungkin USA dan Europe belum siap industrinya untuk beli minyak di atas $80. Maka dari itu mungkin yg realistis harga minyak akan ada di sekitar $80. Saya amati ibu Jenet Alleh PhD kok ya belum komen apa ini artinya dia makmum dg Bernake yah, buat yg lagi rajin melakukan Merger dan Akuisisi sebaiknya patokan harga tersebut di hormati, artinya kalau harga minyak diatas $80 anggap aja itu sebagai bonus dan jangan berassumsi akan begitu terus. Yg paling ngeri sebenernya kalau harga minyak sama dg harga minyak rata2 dari 70-2000an yg mean-nya ada di $35, tapi KjA yakin makmum Bernake saja akan "hovering around $80". Shale gas masih OK dg oil price di $80 Vick....... Saka ra bakal rugi dan had mad strong decision. Salam KjA ------> Do not give up and do not ever look back and tawakkal ilallah <------ On Thu, Oct 23, 2014 at 8:02 AM, Paulus Tangke Allo <paulu...@gmail.com<mailto:paulu...@gmail.com>> wrote: penurunan harga minyak ini, memang "diarahkan" untuk menyerang shale oil atau justru "akibat" dari produksi shale oil yang besar tapi tidak ada peningkatan demand (supply lebih besar daripada demand)? ketika harga turun, selain produksi shale oil yang akan tertahan, nilai ekonomis dari lapangan marginal juga makin turun (atau bahkan tidak ekonomis)... mudah-mudahan pertemuan OPEC mendatang bisa membawa harga minyak kembali dalam rentang USD 90-100 (ngarep dot com ceritanya...) --paulus On Thu, Oct 23, 2014 at 6:24 AM, Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com<mailto:rovi...@gmail.com>> wrote: How low can you go. Peran OPEC. Tekanan harga minyak ini kelihatannya "diarahkan" untuk menyerang shale oil yg produksinya sangat tergantung operasi pengeboran. Ketika biaya drilling sudah terlalu mahal utk dibiayai maka produksi shale oil akan tertahan. Dan harga akan stabil ? Let see. http://mobile.bloomberg.com/news/2014-10-20/wti-crude-oil-seen-supported-near-75-a-barrel.html? Rdp Sent from my iPhone