Memang apakah lawyer Pertamina yg membuat kontrak itu sebuta-huruf dg Indian 
Chief?
RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: lia...@indo.net.id
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Wed, 25 Mar 2015 10:23:30 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: RE: [iagi-net] Mengapa cost recovery ? - Re: [iagi-net]
 Indonesia ends uncertainty over Mahakam

Pakde RDP ini  memang pendongeng ulung selalu dpt ilustrasi ilustrasi untuk 
penyerderhanaan pemahaman suatu masalah { spt kasus indian tsb },

Cuma Pakde , masalahnya sekarang sdh beda dg jamannya  nenek indian tsb 
menandatangani kontrak , sekarang  sudah tidak pakai kentongan lagi untuk 
komunikasi sekarang para cucu indian sdh pakai Gadget shg bisa komunikasi 
lintas kampung , dan para cucu cucu Indian sekarang sdh banyak yg   masuk SD  
sdh bisa baca Wasiat Leluhurnya tentang bagaimana seharusnya “ nggulo wentah“ { 
mengelola }  sawahnya  yg tertulis di dalam kitab Suci  karya poro Leluhurnya 
terdahulu , Nah kadang hal ini  bisa bikin “ Gemes “ para Penggarap sawah 
terdahulu  yg kontrak dg nenek nya  , bisa  menganggu kenyamanan menggarap 
sawah kontrakanya.meskipun telah pegang kontrak yg kuat sulit untuk dibatalkan

{ Rilek disik hujan dari tadi siang nggak berhenti berhenti macet   dimana mana 
, cari jalan siluman biar nggak macet  }






Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Wed, 25 Mar 2015 15:39:32 
To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: RE: [iagi-net] Mengapa cost recovery ? - Re: [iagi-net]
 Indonesia ends uncertainty over Mahakam; Pertamina to take over from Total
> Saya , .kira pandangan pak Ong benar.
> Vicky , desertasi pak.Mahmud mengenai presepsi pscs ylthd kontrak psc
dlm.desertasi beliau  sangat bagus untuk melihat presepsi.mereka.
> si Abah

Abah
Saya juga sepakat bahwa pendapat Pak Ong benar dari pandangan hukum kontrak
yang sedang berjalan. Dari sisi ini saya manggut-manggut juga kok.

Saya hanya punya ilustrasi kejadian di Amerika. Suatu saat seorang Chief
Indian mendatangi presiden Amerika serikat sambil membawa surat kumel dan
mengatakan, "Pak Presiden, kami hanya percaya pada bapak, mohon kami
dibantu membaca surat yang telah kami beri cap jempol ini. Kami masih buta
huruf".
Jawab presiden, "Maaf ini artinya anda sudah menyerahkan tanahmu kepada
mereka"

Ilustrasi diatas dapat kita mengerti dengan mudah karena surat kontrak itu
memang mengatakan begitu. Dan aturan yang ditandatangani memang begitu.
Tidak ada yang salah dengan para kontraktor yang mengatakan *"pemerintah
harus nurut"* sesuai perjanjian.
Sayangnya masayarakat kita masih banyak yang buta huruf tidak mampu
membacanya. Mereka hanya tahu pasal 33 UUD45 dengan bahasa dan daya
nalarnya yang sederhana.

Kasus yang mirip sebenernya ketika ada nenek-nenek mengambil buah kokoa
dihutan yang akhirnya ditangkap dan dihukum karena tuduhan mencuri di areal
perkebunan. Dikiranya ini masih jaman dimana buah kokoa hutan masih boleh
diambil siapa saja. Nenek ini tidak tahu bahwa sudah ada yang namanya tanah
garapan dengan kontrak dari pemerintah.

Sebagai pekerja migas tentusaja, bila memang "pemerintah harus nurut" itu
berlaku sayapun akan diuntungkan karena menjadi bagian dari proses sebuah
perusahaan yang mengusahakan migas. Tetapi bagi yang tidak merasa menjadi
bagian dari pengusahaan migas akan membaca pasal 33 UUD45 dengan kemampuan
bacanya. Saya yakin kebanyakan di milist ini adalah pekerja ekstraksi yang
akan diuntungkan seperti saya.

Cuman kasian saja dengan "indian" ataupun "enenk-nenek" yang mengambil
kokoa.

Eniwei,
Minggu lalu saya diundang Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
bersama-sama menulis buku tentang DIASPORA MELANESIA. Tentunya mengisi
porsi artikel tentang "dongeng" geologinya. Sebagi infosaja, issue yang
berkembang saat ini adalah rentan-nya Indonesia Timur akibat penduduk
aslinya merasa terpinggirkan dan salah satunya merasa tidak diajak serta
dalam pengusahaan sumberdaya alam dan pembangunan. Tinjauannya tentunya
antropologi dan kebudayaan Melanesian yang sebenernya Melanesian itu lebih
banyak di Indonesia ketimbang di Vanuatu.
Sangat disadari secara antropologis melanesian berbeda dengan melayu,
berbeda cara pandang budaya seni juga melihat kehidupan ini. Namun
interaksinya bisa dilihat secara antropologis sudah berkembang sangat lama,
dan akhirnya menjadi Indonesia.

Barangkali saja melanisean ini, mirip juga dengan indian, mirip dengan
nenek-nenek yg mengambik kokoa, dan mungkin mirip dengan orang yang hanya
mampu melihat sumberdaya alam di negaranya dengan kacamata pasal 33 UUD45
secara lugas.

maaf malah nggladrah kemana-mana.
Salam

RDP

----------------------------------------------------
EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA & 55 TAHUN IAGI
Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015
http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary

Registrasi:
Email : sekretariatm...@gmail.com
Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang)
----------------------------------------------------
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
----------------------------------------------------
Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
----------------------------------------------------
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
----------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.
----------------------------------------------------

Kirim email ke