Hmm...bener juga Pak De.Slow earthquake bisa juga diartikan sebagai "(slow) 
aseismic slip event" yang tidak sama dgn tsunami earthquake. Wah istilah ini 
skr jadi rancu deh.Okay, clear...makasih infonya :-)


Sent from my Samsung Galaxy smartphone.
-------- Original message --------From: Rovicky Dwi Putrohari 
<rovi...@gmail.com> Date: 4/10/18  14:50  (GMT+07:00) To: IAGI 
<iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net] Potensi Tsunami 57 m 
Danny, 
Kebetulan defisni slow earthquake yang aku pakai dari Tante Wiki, setelah nanya 
Oom Gugle .... :-D  (mungkin ga tepat ya ?) 

https://en.wikipedia.org/wiki/Slow_earthquake

A slow earthquake is a discontinuous, earthquake-like
 event that releases energy over a period of hours to months, rather 
than the seconds to minutes characteristic of a typical earthquake. 
First detected using long term strain measurements,[1] most slow earthquakes 
now appear to be accompanied by fluid flow and related tremor,[2]
 which can be detected and approximately located using seismometer data 
filtered appropriately (typically in the 1–5 Hz band). That is, they are
 quiet compared to a regular earthquake, but not "silent" as described 
in the past.[3]
Slow earthquakes should not be confused with tsunami earthquakes,
 in which relatively slow rupture velocity produces tsunami out of 
proportion to the triggering earthquake. In a tsunami earthquake, the 
rupture propagates along the fault more slowly than usual, but the 
energy release occurs on a similar timescale to other earthquakes.



--
"Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".

2018-04-10 14:37 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>:
Maksudnya Slow Earthquake malah menyebabkan tsunami lebih besar ? 
Kalau naiknya pelan-pelan bukannya menjadi kecil2 tiga kali ketimbang satu 
besar tapi sekali aja ?



Dan bukannya kalau sekali saja tinggi yang terdispace menjadi terpecah beberapa 
ketimbang satu tapi sekali ?
cmiiw

RDP

--
"Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".

2018-04-10 11:21 GMT+07:00 danny.hilman <danny.hil...@gmail.com>:

https://geologi.co.id/2018/04/05/mungkinkah-terjadi-tsunami-57-meter/
Ini Pak De terbalik kesimpulannya. Sloa Earthquake itu tsunaminya malah lebih 
besar (untuk magnitude yg sama). Moment magnitude= luas fault rupture × 
rigidity x fault slip.Slow earthquake itu biasanya terjadi karena rigidity 
rendah di fault zone, artinya untuk magnitude sama fault slip nya akan lebih 
besar, jadi tsunami yg dibangkitkan lebih besar. 
Sy diprotes teman yg ahli tsunami, dikiranya sy yg kasih info salah ke Pak De 
:-)


Sent from my Samsung Galaxy smartphone.
-------- Original message --------From: Rovicky Dwi Putrohari 
<rovi...@gmail.com> Date: 4/6/18  13:39  (GMT+07:00) To: IAGI 
<iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net] Potensi Tsunami 57 m 

Apakah prosentase (frekuensi kejadian) penting?



Ini pertanyaan yang menjadi sangat penting, terutama kalau diberikan ke ahli 
teknik sipil yang akan dipakai dalam membuat konstruksi.Ketika geolog 
memberikan angka ke Teknik sipil, selalu saja menjadi konsen utama bagi ahli 
sipil ketika akan membuat konstruksi. Ahli sipil akan menggunakan data geolog 
dalam merencanakan yang tentusaja akan berhubungan dengan BIAYA, ya biaya. 

Dalam membuat bendungan, ahli teknik sipil selalu meminta data pengukuran hujan 
100 tahun terakhir. Namun selalu pengukuran hujan itu ga akan ada data kalau 
mau membuat 100 tahun yang lalu. Nah ada satu formula menarik yaitu hurst 
exponent, yaitu prediksi berapa besaran hujan terbesar dalam 100 tahun. Ini 
digunakan bila bendungan diharapkan mampu menahan banjir 100 tahunan. Dari 
perhitungan inilah maka ahli teknik sipil akan membuat 
konstruksinya.Seolah-olah, bagi ahli teknik sipil, tidak ada jembatan atau 
bendungan yang tidak dapat dibuat. 

Saya kira demikian juga untuk kegempaan, perlu sebuah angka yang nantinya akan 
dipakai ahli sipil. Kalau geolognya memberikan angka potensinya sebesar itu ya 
konsekuensinya biaya besar. Termasuk misalnya mengatakan potensi longsornya 
besar, ya tentu nantinya konstruksinya diharapkan mampu menahan potensi yang 
diperkirakan geolog. Kalau hitungan keekonomian (biaya) masih bisa masuk ya 
tentunya akan dikerjakan. Kalau enggak mampu ya tidak dikerjakan. 

Nah pertanyaannya sebenernya valid, seberapa besar kemungkinan Tsunami 57 meter 
itu terjadi dalam 50 tahun lagi ? 
Nah saya kira, itu nanti akan dipakai untuk menentukan konstruksi penahan dalam 
mitigasinya. 

Bagaimana kalau geologist ga bisa jawab ? 
Atau geolognya menjawab "hanya tuhan yang tahu ?"

Malah saya jadi inget Sri Mulyani kebingungan 

"Pak Arcandra bilang hanya Tuhan yang tahu, waduh kalau itu susah juga 
kita kan. Jadi hulu harus dibereskan, distribusi di hilir juga harus 
dibereskan," tutur Sri Mulyani.

                  
                                


https://economy.okezone.com/read/2016/12/15/320/1567321/respons-pernyataan-arcandra-sri-mulyani-waduh-susah-juga
 

RDP
 

RDP


--
"Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".

2018-04-05 19:03 GMT+07:00 Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com>:
He he he Pak Dhe rupanya penasaran ni...
JAWABAN singkatnya: TIDAK TAHU
URAIAN singkatnya: pertanyaan ini sepertinya sederhana namun sebenarnya luar 
biasa ruwet.  Mungkin ilmuwan gempa Jepangpun  bakal berkerut-kerut keningnya 
kalo ditanya hal ini untuk kasus segmentasi megathrust di Jepang meskipun data 
yang ada terbilang paling lengkap di dunia.   Untuk mengetahui  karakteristik 
tektonik dan siklus gempa setiap segmen saja tidak mudah, apalagi untuk 
interaksi beberapa segmen; Ini menyangkut masalah mekanik statis, dinamis dan 
proses interaksi dan perturbasi siklus gempa yang ruwets bingits.  Mungkin 
solusinya akan sederhana apabila kita punya data sejarah kegempaan yang lengkap 
dan panjaang sekali, katakanlah untuk kurun 10 ribu terakhir, sehingga tinggal 
pake statistik 'bodo' aja... nah untuk saat sekarang masih belum ada 
(world-wide).
ILUSTRASI singkat: Bencana Tsunami Sendai-Jepang tahun 2011 (M9+) itu sangat 
mengagetkan...Kenapa? karena data paleoseismik hanya tahu bahwa ada satu 
kejadian gempa-tsunami dengan M9+ sekitar 1000 tahun lalu di wilayah tersebut; 
Namun dalam kurunseratus tahun terakhir gempa besar yang terjadi maksimum hanya 
bermagnitudo 8+dengan perioda ulang puluhan tahun.  Olehkarena itu gempa 8+ 
inilah yang dipakai untuk tujuan praktis mitigasi bencana, termasuk untuk 
menentukan tinggi benteng penahan tsunami...Nah apesnya malah M9+ ini yang 
datang... sehingga benteng tsunami yang dibuatpun terlibas habis....gimana tuh? 
 Apakah prosentase (frekuensi kejadian) penting?
Segmen megathrust Aceh-Andaman tahun 2004 itu panjangnya mencapai 1200km, 
bergerak sekaligus dalam waktu sekitar 6 menit.

Salam,
DHN

2018-04-05 15:03 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>:
Seberapa prosentase kemungkinan seluruh segment ini bergerak "bareng" dalam 
selang waktu singkat ? 
Btw, ada yg inget (tahu) berapa lama (menit) segment sepanjang 800km di aceh 
itu bergerak ? 

Salam waspada
Rdp
On Thursday, April 5, 2018, Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com> 
wrote:
Apa yang diuraikan Pak Rovicky, umumnya sepaham, cuma mengenai itung-itungan 
probabilitas perlu ada diskusinya sedikit.

1. benar bahwa perkiraan maksimum magnitude itu didapat dari mengukur besar 
sumber sesar (panjangxlebar) dikalikan rigiditas batuannya, dan ya panjangnya 
bisa mencapai 1000 km dengang lebar 150 - 200 km.
2.  dari data seismisitas terlihat jelas bahwa segmen megathrust dari wilayah 
Selat Sunda sampai selatan Jawa Barat itu merupakan "seismic gap", yang artinya 
merupakan wilayah yang seismisitasnya 'sepi' (=tidak/belum/sedikit sudah 
mengeluarkan akumulasi strainnya) --> jadi bisa dianggap punya potensi sebagai 
the next megathrust event di jalur Sunda Subduction Zone
3.  Disertasi Rahma Hanifa yang menggunakan modelling data GPS memperlihatkan 
bahwa semne megathrust di Selatan Jawabarat itu dalam kondisi "locked" 
(mengakumulasi strain) dan dari area locked zone nya ini dia menghitung maximum 
magnitudenya M8.7. 
4.  Dalam "worst case" scenario dimungkinkan melibatkan beberapa segmen 
sekaligus dalam satu kejadian gempa, sehingga segmen megathrust yang diteliti 
Rahma ditambah segmen di Selat Sunda kalau disatukan menjadi M9  (catatan: 
Gempa 9.2 Aceh-Andaman tahun 2004 itu menggerakan 3-4 segmen sekaligus)

Perlu diketahui bahwa seminar di BMKG kemarin itu judulnya "SEMINAR ILMIAH..."  
bukan acara disseminasi pengetahuan kegempaan untuk masyarakat umum.  Dalam 
pembahasan ilmiah segala aspek termasuk berbagai perhitungan dan scenario 
hazards dapat atau harus dibahas.  Masalah scenario mana yang akan disampaikan 
ke publik untuk kesiapsiagaan atau scenario mana yang akan diterapkan , 
misalnya untuk membuat peta tsunami inundation atau sebagai dasar untuk 
menerapkan kode bangunan adalah masalah lain lagi.
Isi yang komplit dari seminar kemarin dapat dilihat di link youtube di bawah; 
presentasi saya di bagian awal dan presentasi Widjo (tsunami) di bagian akhir:
https://youtu.be/HpJ_9wjrVtk

Umumnya potensi bencana tsunami yang dikomunikasikan ke masyarakat atau untuk 
membuat peta inundasi adalah yang deterministik (berdasarkan scenario sumber) 
bukan yang probabilistik.  Peta PTHA (Probabilistic Tsunami Hazard Assesment) 
untuk seluruh Indonesia juga kita punya(sudah dibuat).  Di PTHA ini tsunami 
hazard (tinggi maksimum tsunami) untuk pesisir Jawa rata-rata lebih tinggi dari 
Sumatra.

Perlu juga diperhatikan bahwa isyu megathrust untuk Jakarta ini bukan hal baru 
tapi isyu lama.  Sudah pernah dibuka tahun 2014 dan ketika itu juga masyarakat 
panik seperti sekarang... nah...kok responnya sama ya? dan sampai saat ini 
respon yang diharapkan (tindakan nyata untuk mitigasi bencana gempa dan 
tsunami) malah belum kelihatan.
Nah, menurut hemat saya yang diperlukan itu bukan menghilangkan 'kepanikan' 
masyarakat, tapi bagaimana caranya untuk merubah kepanikan menjadi kesadaran 
bahwa kita memang hidup di wilayah rawan bencana sehingga perlu kesiapsiagaan.

Salam,
DHN





2018-04-05 8:23 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>:




















Mungkin dapat kita liat step-stepnya. Saya mencuplik dari beberapa diskusi di 
WAG yang mungkin dapat menjadi beebrapa acuan.
Sumber Gempa
Sumber gempa bumi pada dasarnya memiliki geometri 4 persegi
panjang. Jika kita tahu batas-batasnya & tahu seberapa besar nilai slip
deficit dlm 4 persegi panjang itu (keduanya bisa diketahui dg GPS), maka
magnitudo maksimum gempa di lokasi itu bisa diketahui dg menghitung panjang *
lebar * potensi slip yg lantas diinput ke dalam persamaan gempabumi standar. 

Dari seismic gap dan juga peta strain/stress mungkin diketahui seberapa besar 
tenaga yang tersimpan siap dilepaskan. Kalau magnitudo maksimum sudah diketahui 
& lokasinya
semuanya ada di dasar laut, prakiraan tsunaminya juga bisa didapatkan dg
menghitung seberapa tinggi pengangkatan dasar laut di atas sumber gempa. 

Sependek yg saya tahu, prakiraan potensi tsunami setinggi 57 m di pesisir
Pandeglang (dan pesisir selatan Jawa Barat pada umumnya) dibangun atas dasar
asumsi sumber gempa seukuran 800 km * 200 km yg membentang dr P.  Enggano 
hingga selatan Pangandaran. Pada
sumber ini diasumsikan trjadi slip maksimum 20 m. Sehingga magnitudo maksimum
gempanya ~9 atau setara Gempa Aceh 2004.

Nah diatas itu adalah "perhitungan maksimum", dengan segala
asumsinya. Saya kira hasil perhitungannya bukan angka yang semestinya dipakai 
untuk
dikomunikasikan ke masyarakat. Ini bisa kita 

Mengapa ?

Nah, Worse case scenario itu masih hasil hitungan dengan
kalkulasi fisis (mekanis), menurut saya, bukanlah hal yang dipakai dalam
mengkomunikasikan sebuah prakiraan besaran kekuatan gempa. "Worse case
scenario" masih harus dikontrol dengan factual data, sebagai "fact
boundary". Ini dicari dari peninggalan, jejak-jejak tsunami masa lampau. 



Nah yang dikomunikasikan dalam tataran ilmiah mestinya
membicarakan P50 (probability 50%). Mungkin bisa saja P10, tetapi jelas bukan 
memberikan angka P1 (1%
probability). 
Btw, apakah angka 57meter ini angka maksimum P1 atau P50 ?
Nah kalau ke masyarakat, sebaiknya diberitahukan saja most probable (P50), 
tentunya setelah dilakukan realisasi dengan Fact Recorded Data (Data 
Geologi/Stratigrafi quarternary) atau Paleo Tsunamigenic sediment. 

Fact boundary ini
harus diakui merupakan "PeeR"-nya ahli geologi, khususnya qartenary
geology. Analogi mudahnya. kenapa Quartenary, karena kondisi bumi ini selama
quater sudah jauh berbeda dengan jaman-jaman sebelumnya. 

Tentunya data-data recent gempa, harus dipakai. Misal gempa
Aceh yang faktanya bisa tercatata hingga 9 M. Nah apakah gempa 9 M tercatata
juga di Selatan Jawa (Sunda) ?





Ada yang punya paper/artikel hasil riset Paleo Tsunami di Selatan ? Lama ngga 
mengikuti riset ini eh :-D

Mungkinkah tsunaminya lebih rendah ?

Nah ini mungkin penelitian atau penjelasan untuk "menenangkan" masyarakat. 
Namun masih dalam koridor ilmiah. 
Misalnya yang disinggung Danny "Slow Earthquake", Pelepasan tenaga sebesar 
9Magnitude, dengan slipnya sebesar 20 meter, tapi bergerak dalam waktu 2 jam 
atau lebih. Sehingga tidak menyebakan "kejutan" seperti layaknya gempa yang 
slipnya bergerak dalam waktu sekian menit atau sekian detik saja.

Kalau memang memungkinkan terjadi "slow earthquake" , maka akan mungkin 
pelepasan potensi seismic ini tidak menyebabkan tsunami sebesar yang ditakutkan.

Salam Waspada

RDP

"mengawali pagi dengan berita menyenangkan dan optimis saya yakin akan lebih 
baik juga"


--
"Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".

On Wed, Apr 4, 2018 at 10:33 PM, MEGA ROSANA <mega.fatimah.ros...@unpad.ac.id> 
wrote:
Berita ttg tsunami tsb jg turut membuat heboh kerabat sy yg di Banten, 
Sukabumi, Jakarta, Bandung,Tasikmalaya. mereka minta penjelasan ttg kebenaran 
berita ttg potensi tsunami sampai 57m dgn gempa 9.2 SR. 
mudahan dr IAGI bisa memberi klarifikasi jg ttg pemberitaan tsb spy masyarakat 
tidak resah. 
salam. mega
On Wed, 4 Apr 2018, 21:53 S. (Daru) Prihatmoko, <sprihatm...@gmail.com> wrote:
Tanggal 27 Mar lalu, IAGI-FGMI juga mengadakan seminar ttg Potensi Gempa 
Jakarta. Bisa cek di 
http://www.iagi.or.id/diskusi-potensi-gempa-di-jakarta-langkah-strategis-dan-kreatif-memitigasinya.html
Ttg pemberitaan potensi tsunami, IAGI sdng siapkan “tanggapan”.... nuhun pak 
Danny masukannya.
Salam,SPSent from my mobile device

On Apr 4, 2018, at 20:15, Julianta Panjaitan <julianta.panjait...@gmail.com> 
wrote:

Pak Danny,
Terimakasih infonya.

Boleh dishare presentasinya utk pemahaman lebih lanjut?
Salam,Julianta
On Wed, Apr 4, 2018 at 7:05 PM, danny.hilman <danny.hil...@gmail.com> wrote:
Ini diambil dsri presentasinya rekan Widjokongko kemarin di acara seminar BMKG. 
Hasil simulasi tsunami dari megathrust segmen Selat Sunda - Selatan Jawa Barat 
dgn M9.


Sent from my Samsung Galaxy smartphone.
-------- Original message --------From: Julianta Panjaitan 
<julianta.panjait...@gmail.com> Date: 4/4/18  16:20  (GMT+07:00) To: 
iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Potensi Tsunami 57 m 


Bagaimana tanggapan IAGI terkait hal ini?
Salam,Julianta

On Wed, Apr 4, 2018 at 4:07 PM, Rizqi Syawal <syawa...@gmail.com> wrote:
Masih mbaca pak de apalagi topik yang menarik cuman sepertinya gairah bahasan 
di IAGI Net mulai berkurang
Terbaru ada hal menarik tentang Tsunami di area pandeglang banten yg 
diprediksikan BPPT
Tampaknya menarik untuk diulas di IAGI Net
SalamSilent reader
RSY
Pada tanggal Rab, 4 Apr 2018 12.35, Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> 
menulis:
Anda membaca ? 
Silahkan reply untuk dihitung !

Kalau mailist IAGI-net menjadi sepi. 
Media komunikasi apa yang paling diminati saat ini ?

RDP

--
"Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".





----------------------------------------------------





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)


Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:


Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)


No. Rek: 123 0085005314





----------------------------------------------------


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id


Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id


----------------------------------------------------


DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 


posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 


In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited


to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 


from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 


any information posted on IAGI mailing list.






----------------------------------------------------





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)


Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:


Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)


No. Rek: 123 0085005314





----------------------------------------------------


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id


Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id


----------------------------------------------------


DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 


posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 


In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited


to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 


from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 


any information posted on IAGI mailing list.







----------------------------------------------------





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)


Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:


Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)


No. Rek: 123 0085005314





----------------------------------------------------


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id


Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id


----------------------------------------------------


DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 


posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 


In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited


to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 


from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 


any information posted on IAGI mailing list.



=



----------------------------------------------------





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)


Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:


Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)


No. Rek: 123 0085005314





----------------------------------------------------


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id


Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id


----------------------------------------------------


DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 


posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 


In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited


to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 


from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 


any information posted on IAGI mailing list.



=

----------------------------------------------------





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)


Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:


Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)


No. Rek: 123 0085005314





----------------------------------------------------


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id


Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id


----------------------------------------------------


DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 


posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 


In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited


to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 


from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 


any information posted on IAGI mailing list.






----------------------------------------------------





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)


Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:


Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)


No. Rek: 123 0085005314





----------------------------------------------------


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id


Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id


----------------------------------------------------


DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 


posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 


In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited


to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 


from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 


any information posted on IAGI mailing list.







----------------------------------------------------





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)


Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:


Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)


No. Rek: 123 0085005314





----------------------------------------------------


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id


Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id


----------------------------------------------------


DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 


posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 


In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited


to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 


from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 


any information posted on IAGI mailing list.






-- 
Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth - Geoteknologi  LIPI, Gd.70
Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia



----------------------------------------------------





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)


Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:


Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)


No. Rek: 123 0085005314





----------------------------------------------------


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id


Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id


----------------------------------------------------


DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 


posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 


In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited


to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 


from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 


any information posted on IAGI mailing list.





-- 
--
"Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".



----------------------------------------------------





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)


Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:


Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)


No. Rek: 123 0085005314





----------------------------------------------------


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id


Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id


----------------------------------------------------


DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 


posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 


In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited


to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 


from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 


any information posted on IAGI mailing list.






-- 
Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth - Geoteknologi  LIPI, Gd.70
Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia



----------------------------------------------------





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)


Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:


Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)


No. Rek: 123 0085005314





----------------------------------------------------


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id


Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id


----------------------------------------------------


DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 


posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 


In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited


to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 


from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 


any information posted on IAGI mailing list.







----------------------------------------------------





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)


Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:


Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)


No. Rek: 123 0085005314





----------------------------------------------------


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id


Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id


----------------------------------------------------


DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 


posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 


In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited


to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 


from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 


any information posted on IAGI mailing list.



=





----------------------------------------------------





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)


Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:


Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)


No. Rek: 123 0085005314





----------------------------------------------------


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id


Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id


----------------------------------------------------


DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 


posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 


In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited


to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 


from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 


any information posted on IAGI mailing list.



=

Kirim email ke