http://m.detik.com/inet/read/2016/01/22/155555/3124869/328/minat-akuisisi-tri-hutchison-maaf-tidak-dijual
Jakarta - Bagi yang berminat untuk mengakuisi Hutchison 3 Indonesia (Tri) sebaiknya urungkan saja niat itu. Pasalnya, operator seluler yang identik dengan logo angka '3' ini tak akan dijual oleh induk usahanya, Hutchison Whampoa. Hal itu ditegaskan oleh Randeep Singh Sekhon, Presiden Direktur Hutchison 3 Indonesia kepada detikINET saat berkunjung ke markas detikcom bersama dengan jajaran direksinya, Kamis (21/1/2016). "Induk usaha kami sangat-sangat mendukung. Support ke kami sangat luar biasa," tegas Randeep. Tri sendiri saat ini dimiliki oleh Hutchison Whampoa dengan komposisi 65%, sedangkan sisanya dari Tiga Telekomunikasi sebagai investor lokal. Wakil Direktur Utama Tri Muhammad 'Danny' Buldansyah ikut menambahkan, rumor soal merger akuisisi perusahaannya memang semakin kencang beredar sejak Axis Telekomunikasi Indonesia diakuisisi oleh XL Axiata dua tahun yang lalu. "Ketika Axis diakuisisi XL, banyak yang bertanya, kapan Tri diakusisi? Kita masih lama di sini. Induk usaha kami terus memberikan dukungan penuh kepada. Saat ini kami fokus untuk mendukung Indonesia Broadband Plan-nya Menkominfo Rudiantara," jelasnya. Di antara para operator seluler di Indonesia, posisi Tri memang paling tidak menguntungkan. Secara total, mereka hanya menempati lebar spektrum 20 MHz dimana kini masing-masing 5 MHz untuk 2G dan 4G di 1.800 MHz, dan 10 MHz untuk 3G di 2,1 GHz. Dibandingkan operator lain seperti Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata, spektrum yang dimiliki Tri jelas kalah telak. Bahkan dengan spektrum milik Smartfren Telecom saja mereka masih kalah lebar. Meski demikian, jaringan layanan operator itu diklaim telah maksimal melayani 55 juta pelanggan dengan coverage 86% melalui 38.900 BTS yang tersebar di 2.829 kecamatan, 307 kabupaten, dan 25 provinsi. Lebih lanjut dijelaskan, Tri tak akan dilepas karena telah jadi tulang punggung perusahaan dalam jumlah pelanggan. Dari total 91 juta pelanggan selulernya yang aktif di Asia, Australia, dan Eropa, mayoritas ada di Indonesia. "Kenapa Indonesia penting? Itu karena 55 juta pelanggan induk kami ada di Indonesia, meskipun secara ARPU (average revenue per user) masih rendah. ARPU terbesar kami masih dari Eropa dan Australia," papar Danny lebih lanjut. Rumor soal dilepasnya Tri sempat berhembus kala penguasaha kaya asal Hong Kong, Li Ka-shing, mengumumkan perombakan kerajaan bisnisnya. Konglomerat pemilik Tri ini akan menggabungkan berbagai aset dari sejumlah sektor dalam dua perusahaan baru guna mempersiapkan masa pensiunnya. Cheung Kong Holdings dalam pernyataan yang dirilis di bursa saham Hong Kong menjelaskan akan memisahkan perusahaan properti dari aset global Li lainnya. Perusahaan terbaru Cheung Kong Holdings akan diubah menjadi CK Hutchison Holdings dan semua properti terkait bisnis akan dikontrol dalam perusahaan baru bernama CK Property yang akan didaftarkan di bursa saham. Hutchison Whampoa milik Li yang telah diperdagangkan di bursa sejak 1978 dan mengontrol perusahaan telekomunikasi, peralatan, pelabuhan dan aset ritel, akan ditarik dari bursa saham. Langkah ini diambil untuk merampingkan bisnis Li. Aksi ini membuat rumor panas menjalar ke bisnis seluler Tri di Indonesia. Pasalnya, Hutchison Whampoa melalui Hutchison Asia Telecom (HAT) memiliki sekitar 65% saham operator Tri Indonesia. Jelang akhir tahun 2014 kabar Hutchison akan melepas saham di Tri Indonesia kembali tersiar. Indosat disebut-sebut tengah bernegosiasi. Namun, kabar itu dibantah oleh manajemen Indosat. Belakangan juga tersiar kabar bahwa Telkomsel ikut berminat Di awal Januari 2015, kabar akan berubahnya komposisi saham Tri Indonesia kembali kencang karena adanya aksi restrukturisasi bisnis dari pria terkaya di Asia sejak 2012. Apalagi, lembaga pemeringkat Fitch memprediksi aksi konsolidasi akan terus berlanjut di Indonesia. Dorongan untuk para operator melakukan merger akuisisi sendiri telah berulang kali disuarakan oleh Menkominfo Rudiantara karena jumlah operator telekomunikasi di Indonesia dinilai sudah terlampau banyak. Akibatnya, tak semua operator mendapatkan jatah frekuensi yang ideal. Imbasnya, masyarakat pengguna pun tak terlayani dengan baik. Itu sebabnya, ia terus mendorong konsolidasi agar jumlah operator di Indonesia bisa diminalisir menjadi tiga atau empat operator saja. -- ========== Toko Headphone & Earphone Terlengkap dan Terbaru Kunjungi >> http://bassaudio.net ---------------------- Kontak Admin, Twitter @agushamonangan ----------------------- FB Groups : https://www.facebook.com/groups/android.or.id Aturan Umum ID-ANDROID >> goo.gl/mL1mBT ========== --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "[id-android] Indonesian Android Community" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke id-android+unsubscr...@googlegroups.com. Kunjungi grup ini di https://groups.google.com/group/id-android.