On Thu, 26 Nov 1998, Leonard Ong wrote:
> Realita memang spt itu. Kita ngak kuat beli software asli.. Sebenarnya ada
> sebuah metoda yang sudah saya pikirkan secara adil.
>
> Misalkan di US pendapatan perkapita 1000 USD harga software 100 USD, maka
> untuk di indonesia dengan pendapatan perkapita 100 USD harga software 10
> USD. Bukankan ini adil... though pernah dibantah... 'dumping' :) dan bisa
> bisa kena anti-dumping law
Hal ini memang pernah saya ungkapkan ke lawyer software Amerika (saya lupa
dari MS, atau dari mana). Sebab saya bilang (waktu itu Open Source belum
populer). Lho..nggak fair donk.. anda mengenakan harga yang sama dengan
di USA.. wajar saja kalau orang membajak, udah gitu.. nggak ada harga
student, dan technical support, atau lainnya...he.h.he
Sebab pada saat itu, mereka ingin menekan via UU hak cipta, bahwa
pembelian, komputer harus selalu membayar DOS+Windows... jadi kalau ada
100 komputer di 1 persh, maka persh itu wajib membeli (atau melisensi 100
DOS+Windows).. untung waktu itu bisa berkelit dengan LINUX (Linux has
saved us...he.he.eh.)
Untuk papernya.. silahkan ikuti link.. hak cipta di homepage saya...
> Coba selain perusahaan dan individual yang kaya siapa yang kuat beli
> software asli ? yang bajakan saja sudah mahal koq. Plus Bea cukai dengan
> magic numbernya 47,5 %.
Di samping itu.. apa nggak buang buang duit..kalau ada pilihan lain...?
yang legal..
IMW
______________________________________________________________________
Utk berhenti langganan kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
Sudahkah anda mencari di arsip? http://www.vlsm.org/linux-archive/
Utk info netiket, kirim email kosong ke [EMAIL PROTECTED]