Oleh Regina Rukmorini/Frans Sartono
Suzanna, artis yang dikenal dalam peran-perannya di film horor pada era tahun 1980-an, meninggal pada Rabu (15/10) pukul 23.15 dalam usia 66 tahun. Tanpa keluhan apa pun, Suzanna mengembuskan napas terakhir di pangkuan suaminya, Clift Sangra (43), di kediaman Gang Kebondalem 2, Kota Magelang, Jawa Tengah. Ketika itu di wajahnya tampak tergurat senyum. Singkatnya, istri saya telah berpulang dengan cara yang tenang dan indah...,terang Clift, saat ditemui seusai prosesi pemakaman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Giriloyo, Kota Magelang. Kematian Suzanna terjadi hanya sesaat setelah dia menjalankan rutinitasnya minum susu sebelum tidur. Ketika duduk di tepi ranjang dan akan membaringkan tubuh, artis berkulit putih ini meremas-remas tangan dan menarik napas sejenak. Namun, setelah itu, kepalanya pun terkulai dan tidak terdengar embusan napasnya lagi. Seketika, Clift memanggil dua dokter pribadi Suzanna dari Rumah Sakit Harapan, yaitu dr Mia Pramudianti dan dr Hasman Budiono, untuk mengecek kondisi Suzanna. Pada pukul 23.15, Suzanna dipastikan meninggal dunia. Tidak percaya Seindah apa pun, sebuah perpisahan tetap memberikan rasa sedih yang mendalam. Kematiannya yang begitu mendadak membuat Clift merasa sangat terguncang dan tidak percaya. Seluruh badan saya terasa lemas. Saya sungguh merasa tidak siap karena peristiwa ini terjadi begitu tiba-tiba,â ujarnya. Namun, Suzanna tampak sangat siap. Di peti jenazahnya, artis cantik ini disemayamkan dengan pakaian serba putih, yang sudah disiapkannya sejak tahun 2001. Di TPU Giriloyo, sesuai dengan permintaannya, dia dimakamkan satu liang bersama kakaknya, Irene Beatrix Van Osch, dan putranya, Ari Adrianus Suprapto. Suzanna yang bernama lengkap Suzanna Martha Frederika Van Osch Nathalia ini meninggal dunia karena penyakit diabetes kronis yang sudah dideritanya selama 30 tahun. Namun, menurut Clift, selama sebulan terakhir istri yang sudah dinikahinya selama 25 tahun lima bulan ini sama sekali tidak menunjukkan gejala-gejala yang serius. Tepat pada hari Lebaran, 1 Oktober lalu, Suzanna sempat masuk rumah sakit untuk sekadar check up medis dan menjalani serangkaian pemeriksaan. Namun, karena kondisinya dinyatakan baik-baik saja, maka setelah lima hari di rumah sakit istri saya pulang,terangnya. Setelah itu, artis yang telah membintangi lebih dari 50 judul film ini juga terlihat sehat menjalani aktivitasnya sehari-hari. Bahkan, pada Senin, 13 Oktober lalu, kami sekeluarga masih sempat membuat acara syukuran, makan nasi kuning untuk merayakan hari ulang tahun Suzanna yang ke-66,â terangnya. Setelah itu, Suzanna pun tidak menunjukkan gejala-gejala serius terkait penyakitnya. Namun, dalam keseharian, Clift mengakui, kematian selalu menjadi topik pembicaraan yang selalu disinggung-singgung Suzanna sejak lama. Dalam setiap perbincangan, ibu tiga anak ini pun selalu berpesan agar suaminya siap jika dirinya sewaktu-waktu meninggal. Dia selalu mewanti-wanti saya agar selalu sabar dan hati-hati menghadapi situasi apa pun, ujarnya. Selain itu, Suzanna juga berpesan agar selama 40 hari sejak hari kematiannya, Clift selalu menengok makamnya dan menghiasinya dengan bunga segar. Selama tujuh hari pertama, dia pun meminta agar makamnya selalu ditunggui, dijagai oleh Clift secara bergantian dengan kerabat atau orang-orang terdekat yang dipercaya. Dia sungguh-sungguh meminta agar makamnya jangan sampai ditinggal tanpa penjagaan, ujarnya. Sesuai permintaan almarhumah pula, prosesi pemakaman Suzanna tidak diperkenankan diliput oleh pers. Tiga anak Dari dua kali pernikahannya, Suzanna mendapatkan tiga putra. Dua di antaranya adalah Kiki Maria (43) dan almarhum Ari, hasil pernikahannya dengan aktor Dicky Suprapto. Seorang lagi, buah hatinya dengan Clift, adalah Rama Yohanes (14). Kiki sendiri sampai sekarang belum bisa dihubungi. Sejak tiga tahun terakhir, Kiki dan keluarganya yang semula tinggal di Kompleks New Armada Estate, Kota Magelang, pindah bermukim di Yogyakarta. Selama tiga tahun terakhir Kiki juga tidak pernah mengunjungi Suzanna. Pada tahun 2005, Kiki dan suaminya, FX Abriharso Priharto Boyoh (43), sempat terlibat konflik dengan Clift. Ketika itu Kiki menuduh ayah tirinya ini sudah berencana membunuh ibunya. Perselisihan ini mencapai puncaknya pada November 2005. Tuning Danukusumo (55), sahabat Suzanna, mengatakan bahwa kondisi kesehatan teman karibnya ini terlihat memburuk pada saat syuting film Hantu Ambulance, akhir 2007. Ketika itu kaki Suzanna sudah terlihat membengkak dan agak susah berjalan. Namun, sebagai artis profesional, dia pun masih tetap berupaya menyelesaikan kontrak syuting dan tetap mampu menyuguhkan aktingnya secara optimal,â ujarnya. Ketika premiere film tersebut digelar pada Februari 2008, Suzanna justru tidak hadir. Ketika itu Tuning pun langsung mendapat firasat buruk. Entah mengapa saya merasa bahwa ini adalah film terakhirnya,tuturnya. Agaknya firasat Tuning benar. Artis cantik ini telah mengakhiri semua dalam ketenangan persemayamannya dengan tenang dan indah¦. Film horor Dari 42 film yang dibintanginya pada kurun 1950-2007, Suzanna tampil dalam 20 film misteri atau horor. Tak kurang dari 15 film horor Suzanna dibuat pada kurun 1981 dan 1989. Sebut saja beberapa, seperti Sundel Bolong (1981), Nyi Blorong (1982), Bangunnya Nyi Roro Kidul (1985), Malam Jumat Kliwon (1986), dan Malam Satu Suro (1988). Film-film itu mendobrak citra Suzanna sebelumnya yang dikenal sebagai bintang panas, terutama lewat dua film, yaitu Bernafas dalam Lumpur (1970) dan Bumi Makin Panas (1973). Bumi Makin Panas sempat dilarang beredar di Cianjur dan ditolak oleh lembaga sensor film Malaysia. Sebelumnya, pada 1970, Suzanna muncul dalam Bernafas dalam Lumpur. Buku Katalog Film Indonesia 1926--2007 yang disusun JB Kristanto mencatat, film garapan Turino Djunaidy ini sebagai film Indonesia pertama yang menonjolkan seks, perkosaan, dan dialog-dialog kasar. Pada tahun berikutnya, 1971, Suzanna membikin heboh dengan film horor Beranak Dalam Kubur arahan sutradara Awaludin dan Ali Shahab. Suzanna sejak tahun 1991 menarik diri dari pentas film dan hidup sebagai petani di kampung halamannya, Magelang, Jawa Tengah. Tahun 2003, ia turun gunung dan tampil dalam sinetron Selma dan Ular. Tahun 2008 ini ia hadir sepintas lewat film Hantu Ambulans.