Assalamu'alaikum wr. wb

Bener Bang... Bayu, semoga anak Abang di berikan kesehatan sama Allah
hingga dapat memberikan barokah untuk kedua orang tuanya
aku jadi inget adik perempuanku yang pertama.... kami di keluarga
sedang melaksanakan aqiqah untuk "SHABIYA" anak kami yang pertama...
waktu itu memang saya sudah lihat adik saya tampak kurang sehat...
tiba-tiba menjelang jam 9 malam, kasur tempat dia tidur mampu di
goyang kerena dia menggigil....
kejadian itu setalah acara aqiqah anak kami selesai namun masih banyak
para tetangga yang ikut acara aqiqah...
karena melihat sudah seperti itu saya langsung bawa ke rumah sakit di
perjalanan panasnya mencapai 42 C,
dalam hati saya ya Allah berilah segala Rahman dan Rahim-Mu..... adik
saya sudah yang ke dua kalinya.
Dulu memang waktu Ayah kami belum pensiun seluruh anak2nya di
tanggung. tetapi setelah pensiun putus sudah tanggungan.
Terasa sekali bahwa saya harus berbuat dalam pikiran saya  "Kamu
adalah anak tertua bagaimana tindakanmu ".  yang peting di masuk rumah
sakit.




On 12/19/05, Bayu Gautama <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Dalam Kepasrahan Pasti Ada Jalan
>
>   "Bang, baru hari kedua saja kita sudah harus bayar 1,5 juta. Bagaimana
> kalau seminggu? Kita nggak punya uang lagi nih?" Pesan singkat itu masuk ke
> telepon genggam saya menjelang siang ini. Tentu saja itu SMS dari isteri
> saya yang tengah menemani Hufha, anak pertama saya yang sedang dirawat di
> rumah sakit.
>
> Minggu pagi, usai Subuh, isteri saya mendapati sulung kami itu dalam keadaan
> demam tinggi. Yang membuat panik, di sekujur tubuhnya terdapat bercak-bercak
> merah. Karuan saja bayangan kami langsung ke penyakit yang sedang ngetop
> saat ini, demam berdarah. Tak ambil pusing, dan tak peduli nanti biaya dari
> mana, kami langsung melarikan Hufha ke UGD RS Al-Qadr, Tangerang. Setelah
> diperiksa dokter dan melalui tes darah, dipastikan bukan DBD, melainkan
> Tampak. Orang betawi menyebutnya Tampek.
>
> Karena penyakit tersebut menular, dianjurkan dokter agar dirawat di ruang
> isolasi. Saya pun menyetujuinya, meski saya sempat menangkap mata isteri
> saya yang masih bingung. Tentu saya tahu apa yang dipikirkannya saat itu,
> dan perlahan saya berbisik, "ini yang terbaik bagi kesembuhan Hufha, jangan
> pikirkan soal itu dulu".
>
> Saya bukannya tak mengerti apa yang dipikirkan isteri. Sampai anak kami
> masuk ruang perawatan pun, lagi-lagi isteri bertanya soal biaya rumah sakit.
> Maklum, saya baru saja bekerja setelah pindah dari tempat sebelumnya. Dan di
> tempat kerja yang baru ini belum ada jaminan asuransi seperti sebelumnya.
> Saya rasa itulah yang membuat isteri saya sedikit keberatan. "Harus dirawat
> di rumah sakit ya dok? Nggak bisa kalau di rumah saja?" kalimat itu sempat
> terucap kepada dokter yang memeriksanya.
>
> Saya hanya patut bersyukur masih memiliki keberanian untuk membawa anak saya
> ke rumah sakit. Padahal saya banyak tahu tentang orang-orang di sekitar yang
> bahkan untuk berobat ke klinik pun tak berani, bayangan mereka langsung pada
> setumpuk uang yang harus mereka bayarkan untuk sebuah nikmat bernama
> kesehatan. Sebenarnya, bukan cuma keberanian yang saya punya, melainkan
> ketenangan dan yang pasti kepasrahan kepada Allah. Usaha memang harus tetap
> dilakukan, tapi terpenting dari usaha itu adalah keikhlasan kita untuk
> menyerahkan segala urusan kepada Allah. Biarkan Allah campur tangan terhadap
> semua masalah kita, pasti yang terbaiklah yang dilakukan-Nya. Hasilnya?
> Jangan pernah meragukan hasil kerja Allah.
>
> Ya, keberanian, ketenangan dan kepasrahan ini pula yang saya miliki sewaktu
> Hufha masuk rumah sakit Desember tahun lalu akibat Typhus. Yang penting
> sembuh dulu, soal bayar rumah sakit, dipikirkan selanjutnya. Intinya, kalau
> pun harus menggadaikan diri untuk kesembuhan orang-orang tercinta, saya akan
> lakukan. Heroik? Bukan, saya menyebutnya cinta. Cinta yang saya yakini akan
> berbalas cinta yang sebanding, bahkan lebih.
>
> Pesan singkat isteri saya masuk lagi siang ini, "Gimana? Sudah ada belum
> uangnya?" Saya tahu dia begitu panik, karena langsung berhadapan dengan
> tagihan itu. Sedangkan saya, masih sibuk dengan setumpuk pekerjaan yang tak
> bisa ditinggalkan. Sambil tersenyum saya kirim balasan pesan singkatnya,
> "Cukup abang saja yang pusing soal itu, yang penting temani saja Hufha
> dengan senyum ya".
>
> Lalu SMS kedua saya pun meluncur menyusul pesan sebelumnya, "Dalam
> kepasrahan, pasti ada jalan. Ingat tahun lalu deh". Alhamdulillah, pesan
> singkat itu pun terbalas cepat dengan sebuah ikon 'smile'.
>
> Bayu Gawtama
>   http://gawtama.blogspot.com
>
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com
>


--
Wassalam


Bilal Ueey......


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Check out Music Videos, Internet Radio, Artist Photos, Music News!
LAUNCH Music on Yahoo!
http://us.click.yahoo.com/wmKGzA/JARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna

Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM
Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB
SMS di 0818-333582
=================================================================
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke