Title: Message
mbak wulan, makasih ya artikelnya.., kebetulan nanti malam aku ada pengajian malam jum'at rutin ba'da sholat isya', nanti akan aku tanyakan ke pak ustadku...mudah2an tidak terdengar teriakan yg sekarang ya..(utamakan laki-laki ??)
 
kemarin aku sempat ke toko buku dan beli buku, judulnya bidadari2 surga, karangan siapa ya ? lupa mbak..disitu dituliskan bahwa kita kaum wanita (wanita2 yang solehah...Insya Allah..Amin), akan menjadi "Ratu-nya para bidadari2 Surga" di Surga...yg kebanyakan memang dihuni oleh para wanita...Amin...
 
-----Original Message-----
From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Nurwulan Indriasari
Sent: 22 Desember 2005 13:49
To: Milis IKS
Subject: [Ida-Krisna Show] Fw: Gantian nih, musti dibaca oleh para suami...

 


 
Bidadari itu : "Perempuan Shaleh"

oleh : Jalaludin Rakhmat

"Benarkah hadis yang mengatakan bahwa kebanyakan penghuni neraka itu
perempuan ?" tanya seorang murid kepada Imam Ja'far. Fakih besar abad
kedua hijrah itu tersenyum. "Tidakkah anda membaca ayat Al-Qur'an -
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka sebenar-benarnya ; Kami jadikan
mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta dan berusia sebaya (QS 56:36-
37) -. Ayat ini berkenaandengan para bidadari, yang Allah ciptakan
dari perempuan yang saleh. Di surga lebih banyak bidadari daripada
laki-laki mukmin." Secara tidak langsung, Imam Ja'far menunjukkan
bahwa hadis itu tidak benar, bahwa kebanyakan penghuni surga justru
perempuan.

Hadis yang 'mendiskreditkan' perempuan ternyata sudah masyhur sejak
abad kedua hijrah. Tetapi sejak itu juga sudah ada ahli agama yang
menolaknya. Dari Imam Ja'far inilah berkembang mazhab Ja'fari, yang
menetapkan bahwa akikah harus sama baik buat laki-laki maupun
perempuan. Pada mazhab-mazhab yang lain, untuk anak laki-laki
disembelih dua ekor domba, untuk anak perempuan seekor saja.
Mengingat sejarahnya, mazhab Ja'fari lebih tua, karena itu lebih
dekat dengan masa Nabi daripada mazhab lainnya. Boleh jadi, hadis-
hadis yang memojokkan perempuan itu baru muncul kemudian : sebagai
produk budaya yang sangat maskulin ?

Karena banyak ayat turun membela perempuan, pada zaman Nabi para
sahabat memperlakukan istri mereka dengan sangat sopan. Mereka takut,
kata Abdullah, wahyu turun mengecam mereka. Barulah setelah Nabi
meninggal, mereka mulai bebas berbicara dengan istri mereka
(Bukhari). Umar, ayah Abdullah, menceritakan bagaimana perempuan
sangat bebas berbicara kepada suaminya pada zaman Nabi. Ketika Umar
membentak karena istrinya membantahnya dengan perkataan yang keras
istrinya berkata : Kenapa kamu terkejut karena aku membantahmu ?
Istri-istri Nabi pun sering membantah Nabi dan sebagian malah
membiarkan Nabi marah sejak siang sampai malam. Ucapan itu
mengejutkan Umar : Celakalah orang yang berbuat seperti itu. Ia
segera menemui Hafsah, salah seorang istri Nabi : Betulkah sebagian
di antara kalian membuat Nabi marah sampai malam hari ? Betul, jawab
Hafsah (Bukhari).

Menurut riwayat lain, sejak itu Umar diam setiap kali istrinya
memarahinya. Aku membiarkannya, kata Umar, karena istriku memasak,
mencuci, mengurus anak-anak, padahal semua itu bukan kewajiban dia.
Anehnya, sekarang, di dunia Islam, pekerjaan itu dianggap kewajiban
istri. Ketika umat Islam memasuki masyarakat industri, berlipat
gandalah pekerjaan mereka. Berlipat juga beban dan derita mereka.
Untuk menghibur mereka para mubalig ( juga mubalighat ) bercerita
tentang pahala buat wanita saleh yang mengabdi (atau menderita) untuk
suaminya : Sekiranya manusia boleh sujud kepada manusia lain, aku
akan memerintahkan istri untuk sujud kepada suaminya (hadis 1). Bila
seorang perempuan menyakiti suaminya, Allah tidak akan menerima
salatnya dan semua kebaikan amalnya sampai dia membuat suaminya
senang (hadis 2). Siapa yang sabar menanggung penderitaan karena
perbuatan suaminya yang jelek, ia diberi pahala seperti pahala Asiyah
binti Mazahim (hadis 3).

Setelah hadis-hadis ini, para khatib pun menambahkan cerita-cerita
dramatis. Konon, Fathimah mendengar Rasul menyebut seorang perempuan
yang pertama kali masuk surga. Ia ingin tahu apa yang membuatnya
semulia itu. Ternyata, ia sangat menaati suaminya begitu rupa,
sehingga ia sediakan cambuk setiap kali ia berkhidmat kepada
suaminya. Ia tawarkan tubuhnya untuk dicambuk kapan saja suaminya
mengira service-nya kurang baik.

Cerita ini memang dibuat-buat saja. Tidak jelas asal-usulnya. Tetapi
hadis-hadis itu memang termaktub dalam kitab-kitab hadis. Hadis 1
diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud. Tetapi Bukhari (yang lebih tinggi
kedudukannya dari Abu Dawud) dan Ahmad meriwayatkan hadis sebagai
berikut : Ketika Aisyah ditanya apa yang dilakukan Rasulullah di
rumahnya, ia berkata: "Nabi melayani keperluan istrinya menyapu
rumah, menjahit baju, memperbaiki sandal, dan memerah susu." Anehnya,
hadis ini jarang disebut oleh para mubalig. Karena bertentangan
dengan 'kepentingan laki-laki' ?

Hadis-hadis lainnya ternyata dipotong pada bagian yang merugikan laki-
laki. Setelah hadis 2, Nabi berkata,"Begitu pula laki-laki
menanggung dosa yang sama seperti itu bila ia menyakiti dan berbuat
zalim kepada istrinya." Dan sebelum hadis 3, Nabi berkat, "Barang
siapa yang bersabar (menanggung penderitaan) karena perbuatan
istrinya yang buruk, Allah akan memberikan untuk setiap kesabaran
yang dilakukannya pahala seperti yang diberikan kepada Nabi Ayyub."
Tetapi, begitulah, kelengkapan hadis ini jarang keluar dari khotbah
mubalig ( yang umumnya laki-laki ).

Maka sepeninggal Nabi, perempuan disuruh berkhidmat kepada laki-laki,
sedangkan laki-laki tidak diajari berkhidmat kepada perempuan. Fikih
yang semuanya dirumuskan laki-laki menempatkan perempuan pada posisi
kedua. Beberapa gerakan Islam yang dipimpin laki-laki menampilkan
ajaran Islam yang 'memanjakan' laki-laki. Ketika sebagian perempuan
muslimat menghujat fikih yang mapan, banyak laki-laki saleh itu
berang. Mereka dituduh agen feminisme Barat, budak kaum kuffar.
Mereka dianggap merusak sunnah Nabi.

Nabi saw berkata, "Samakanlah ketiak kamu memberi anak-anakmu. Bila
ada kelebihan, berikan kelebihan itu kepada anak perempuan." Ketika
ada sahabat yang mengeluh karena semua anaknya perempuan, Nabi
berkata, "Jika ada yang mempunyai anak perempuan saja, kemudian ia
memeliharanya dengan sebaik-baiknya, anak perempuan itu akan menjadi
pengahalang baginya dari api neraka (Muslim).

Pendeknya, dahulukan perempuan, kata Nabi dahulu. Pokoknya utamakan
laki-laki, teriak kita sekarang.

Disalin dari buku:
Catatan Kang Jalal, Visi Media, Politik Dan Pendidikan
Editor : Miftah F. Rakhmat
Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA BANDUNG
Cetakan Kedua April





=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna

Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM
Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB
SMS di 0818-333582
=================================================================




SPONSORED LINKS
Radio station advertising Satellite radio stations Cb radio base station
Weather radio station Radio station promotion Christian radio station


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke