Mbak Ida dan teman2 milis yang baik,
 
Senang lho baca info2 gini, tambah pengetahuan. Apalagi kebetulan banget aku ada rencana mau keluar Jakarta, tapi nggak mau jauh2 selain Bandung, jadi kayaknya bagus ke Cirebon ya? Ada yang bilang enaknya nginap didaerah Kuningan,  tapi cari makanan khas di Cirebon. Betul Nggak? atau ada yang bisa kasih info lebih jauh, mengenai akomodasi, objek wisata dan makanan khas? Terima kasih banyak, ditunggu ya
 
Yati Erwin
----- Original Message -----
Sent: Wednesday, January 11, 2006 9:54 AM
Subject: [Ida-Krisna Show] JAKARTA ADA DI CIREBON

Yang hebat sih Prof. Poerbatjaraka..semoga kita ngga pernah lupa yg namanya belajar sejarah...

Thanks Mas Irawan...

 


From: irawan sugito [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent
:
Wednesday, January 11, 2006 9:37 AM
 Subject:
JAKARTA ADA DI CIREBON

 

Hebat nih mbak Ida,.. saya yang orang cirebon saja baru 'ngeh' kemiripan-2 tempat  yang ada di cirebon sama dengan jakarta,.., cuma yang mirip jakarta dengan saya adalah 22 juni-nya saja, heheee..

Ida arimurti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

JAKARTA ADA DI CIREBON

 

Tanggal 22 Juni 2001 Kota Jakarta merayakan ulang tahunnya ke-474.

Tidak seperti kota-kota lainnya, Jakarta mengambil namanya sendiri

sebagai patokan hari ulang tahunnya. Andaikata Pasar Ikan yang

kemudian berganti nama menjadi Sunda Kelapa, yang oleh para ahli

diyakini sebagai asal muasal Kota Jakarta menjadi patokannya, pasti

umur Kota Jakarta sudah lebih dari 500 tahun.

 

Nama Sunda Kelapa, menurut Prof. Poerbatjaraka, sudah dikenal sejak

zaman Kerajaan Pajajaran 1335. Bahkan mungkin sejak zaman Kerajaan

Tarumanagara (abad IV - V) yang menjadikan Sunda Kelapa sebagai

bandar lautnya. Logikanya, bagaimana mungkin agama Hindu bisa

tersebar dari India sampai ke bumi Jawa Barat kalau wilayah ini tidak

memiliki bandar laut.

 

Adalah Fatahillah, yang sering disebut Falatehan, panglima perang

kerajaan Demak yang merebut Sunda Kelapa dari tangan Portugis yang

dipimpin Francisco de Sa, salah seorang anak buah Panglima Angkatan

Laut Portugis Vasco da Gama, pelopor pelayaran armada Portugis ke

Timur Jauh.

 

Francisco lantas mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta,

artinya Hari Kemenangan Akhir. Nama ini kemudian dipilih oleh

Fatahillah sebagai peringatan kebrutalan tentara Portugis waktu

menyerang dan menduduki Kerajaan Samudera Pasai, kampung halamannya.

 

Dalam perjalanan hidupnya, Fatahillah tinggal di Cirebon. Di sana ia

menyebarkan agama Islam ke wilayah pesisir utara Jawa Barat sampai

akhir hayatnya. Jasadnya dimakamkan di Desa Gunung Jati, Cirebon. Itu

sebabnya ia dikenal sebagai Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo.

 

Lantas apa hubungannya dengan nama-nama tempat di Jakarta yang mirip

dengan nama daerah di Cirebon? Apakah lantaran Fatahillah ingin

bernostalgia sehingga mengabadikan beberapa nama di Jakarta untuk

dipindah ke Cirebon? Tak ada yang tahu pasti.

 

Yang jelas, salah satu pasar swalayan teramai di Cirebon bernama

Grage Mall. Swalayan ini awalnya sebuah stadion dan kolam renang

bernama Gunung Sari. Dinamakan Gunung Sari, karena terletak di

Kampung Gunung Sari. Dalam bahasa Sunda Gunung Sari berarti gunung

yang indah. Dari tempat itu bisa tampak keindahan Gunung Ciremai di

kejauhan. Apalagi pada pagi dan sore hari saat udara cerah.

 

Boleh jadi ini tak jauh berbeda dengan nenek moyang orang Betawi

menikmati keindahan Gunung Salak dari wilayah Gunung Sahari. Tentu

ini cerita ratusan tahun lalu sebelum Jakarta jadi rimba beton macam

sekarang.

 

Di barat Gunung Sari terdapat Kampung Cideng. Nama itu berasal dari

bahasa Sunda ci artinya air atau sungai, dan hideung adalah hitam.

Jadi Cideng berarti air payau, atau sungai kotor berwarna hitam.

Sebelum terbentuk permukiman penduduk, wilayah ini memang digenangi

air payau dengan sungai yang mengalirkan air berwarna hitam. Ini

tidak jauh berbeda dengan S. Cideng di Jakarta yang juga berair hitam.

 

Satu kilometer arah timur laut Gunung Sari terdapat Kampung Kramat.

Di timurnya ada Kampung Pegambiran, sementara di selatan ada Cideres

atau sungai deras, yang mengingatkan orang pada Kalideres di Jakarta.

Kampung-kampung itu kini masuk wilayah Kotamadya Cirebon.

 

Di luar Kota Cirebon, kira-kira enam kilometer ke utara, ada Desa

Grogol. Beberapa kilometer ke barat ada Desa Cangkring, bisa jadi

berasal dari Cengkareng. Dari Desa Grogol ke utara ada Desa

Srengseng. Ke arah timur Kota Cirebon menuju perbatasan dengan Jawa

Tengah, terdapat Kecamatan Losari. Di selatannya ada Kecamatan

Ciledug, sementara di baratnya ada Desa Lemah Abang.

 

Ke arah selatan Kota Cirebon terdapat Desa Pejaten. Ada pula Desa

Caracas yang mengingatkan pada nama Ciracas di jalan raya Bogor.

Sementara Desa Ciniru mengingatkan pada wilayah elit Cinere.

 

Bila terus ke selatan sampailah di Kota Kuningan sebagai ibukota

Kabupaten Kuningan. Sementara daerah Kuningan di Jakarta menjadi

salah satu kawasan bisnis Jakarta.

 

Kalau diadakan penelitian lebih lanjut, mungkin masih banyak nama-

nama desa di wilayah Cirebon yang sama dengan nama-nama kampung di

Jakarta. (Muchlas Fuad)

 

 





=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna

Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM
Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB
SMS di 0818-333582
=================================================================




SPONSORED LINKS
Radio stations Fm radio Station


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke