From: Ahmad Tuhfah [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 24, 2006 11:03 AM Subject: mohon informasi
Dear rekans, maaf saya baru tahu informasi tentang pengarang dan buku terlampir. Mohon bantuan teman-teman untuk kebodohan saya ini, ada nggak yang edisi bahasa Indonesianya, kalau ada tersedia dimana, dan kalau ada yang tahu harganya berapa. <<pengarang la tahzan.doc>> Terima kasih atas kerjasama dan bantuan teman semua, mohon maaf atas kebodohan saya. Terima kasih, Wassalam, Ahmad Tuhfah Dr. Aidh bin Abdullah al-Qarni Syair Penenteram dari Penjara "JANGAN potret saya seperti ini. Nanti dikira Fidel Castro," katanya sambil tertawa. Rahangnya kokoh, sosok tinggi berjenggot lebat dengan kepala sedikit botak. Ah, sebenarnya ia tidak mirip dengan pemimpin revolusioner dari Kuba itu. Toh, ia tetap segera menutup kepalanya dengan serban sebelum difoto. Laki-laki itu, Aidh bin Abdullah al-Qarni, duduk sendirian di meja dapur, ditemani sebotol air mineral. Ia baru bangun tidur ketika Luqman Hakim Arifin dari Gatra menemuinya di sebuah vila di Puncak, Bogor, Jawa Barat, Minggu 5 Maret lalu. Tanpa serban dan jubah kebesarannya, penulis buku La Tahzan itu tampil hanya berbaju gamis warna putih. Butiran-butiran keringat menetes di dadanya. "Alhamdulillah, saat ini buku saya telah tercetak 1,5 juta copy di seluruh dunia," ujarnya bangga. Diterjemahkan ke dalam 29 bahasa, Aidh memang layak bangga. La Tahzan yang 100 halaman pertamanya ditulis di dalam penjara itu meramu ayat-ayat Al-Quran, hadis, dan kata-kata mutiara dari para ulama dan pemikir Barat. Bahasan dan bahasanya sangat sederhana, tapi justru itulah kelebihan La Tahzan. Dari 80 buku yang telah ia tulis, hak cipta empat di antaranya (La Tahzan, Al-Azhamah, Hada'id Dzat Bahjah, dan fih ad-Dalili) telah ia jual-putus kepada dua orang agen buku di Arab Saudi. Akibatnya, walaupun jutaan buku terjual, Aidh sama sekali tidak mendapatkan apa-apa. Barangkali inilah kekeliruan terbesar dalam hidupnya, yang tidak benar-benar ia akui. Lahir di selatan wilayah Arab Saudi, Aidh berasal dari kabilah Al-Qarni, 47 tahun silam. Bapaknya, Abdullah al-Qarni, seorang ulama yang berkecukupan. Menyelesaikan studi S-1 sampai S-3 di Universitas Islam Imam Muhammad bin Sa'ud, Riyadh, Arab Saudi, Aidh pun menjadi pakar hadis. Kecerdasannya dalam memahami dan menghafal seluruh isi Al-Quran (pada umur 23), ditambah 5.000 hadis dan sekitar 10.000 syair Arab, mengantarkan dirinya menjadi penulis produktif dan penceramah populis. Berikut kutipan wawancara dengan ayah tiga putra dan enam putri dari dua istri itu. Peristiwa apa yang mendorong Anda menulis La Tahzan? Dipenjara selama 10 bulan, sekitar 10 tahun lalu, itulah salah satu peristiwa yang mendorong saya menulis La Tahzan. Saya ditahan karena menerbitkan beberapa bait syair berkaitan dengan politik. Nah, selama di penjara, saya banyak membaca buku mengenai musibah dan problematika manusia, pembunuhan, serta hubungan bapak dengan ibu atau anak dengan orangtua. Ini mendorong saya untuk memberikan solusi kepada mereka. Sesedih apa Anda di penjara sehingga menghasilkan La Tahzan? Sebenarnya kesedihan bukan masalah bagi saya. Tidak banyak kesusahan selama saya di penjara. Sebab waktu itu saya ditempatkan dalam tempat khusus dan diperlakukan dengan hormat (Aidh ditahan bersama beberapa ulama Saudi yang vokal terhadap pemerintah). Gaya penulisan La Tahzan sangat khas. Dari mana Anda mendapatkan inspirasi itu? Saya sulit mengatakan dari mana. Saya memiliki perpustakaan pribadi yang jumlah bukunya mencapai 10.000 judul. Untuk menulis La Tahzan, saya gunakan lebih kurang 300 buku dari berbagai bahasa sebagai rujukan. Mulanya saya menulis bab per bab. Tapi, saya pikir, orang akan bosan dengan cara penulisan seperti itu. Maka, saya buat berlika-liku seperti sebuah taman, sehingga pembaca seperti berjalan di tempat yang indah. Apakah ini gaya penulisan baru dalam khazanah perbukuan Arab? Ya, ini metode yang baru dipakai dalam buku-buku Arab. Saya belum pernah melihat sebelumnya. Tapi ini sebenarnya metode dari Barat. Siapa penulis Barat yang memberi inspirasi pada Anda? Dale Carnegie! Ia menulis buku tentang motivasi. Judulnya How to Stop Worrying and Start Living, yang dicetak hingga 8 juta eksemplar. Berapa lama Anda menyelesaikan La Tahzan? Saya susun selama tiga tahun dan mengeditnya tiga kali setiap menulis satu bagian buku. Apakah Anda menduga buku ini akan laris? Saya tidak menduga sama sekali. Ini pelajaran penting bagi banyak orang, baik penulis maupun penceramah, sepandai apa pun ia berpidato dan mengungkapkan kata-kata indah, ia harus memohon kepada Allah (yahtasib billah). Setiap kali umrah di Mekkah, saya selalu berdoa kepada Allah agar diberi kemampuan menulis sebaik-baiknya. Berapa banyak keuntungan finansial yang Anda dapatkan dari buku yang sudah dicetak jutaan eksemplar ini? Waktu buku itu pertama kali terbit, saya hanya mendapat sedikit, 10% dari buku itu. Sebab waktu itu buku saya banyak yang dicekal. Saya serahkan hak ciptanya kepada teman-teman pengusaha. Alhamdulillah, berkat keikhlasan itulah buku saya tambah laris. Berarti Anda tidak mendapatkan apa-apa dari penjualan sekarang ini? Ya, saya tidak menerima apa-apa. Banyak ulama menyarankan agar saya memperbarui kontrak buku itu. Ada semacam pelanggaran hak-hak saya. Tapi saya belum melakukan apa-apa. Saya serahkan semua kepada Allah. Anda menyesal telah menjual hak cipta buku laris itu? Tidak, saya bahagia. Saya orang yang kaya! Dan itu berkat doa umat Islam. Itu lebih berharga daripada harta. Selain membuat saya terkenal, yang terpenting, La Tahzan telah memberi banyak manfaat pada umat manusia. Apakah hak cipta buku-buku lainnya Anda jual juga? Hanya tiga-empat judul buku yang hak ciptanya saya jual. Di luar itu, hak saya. Di Indonesia, banyak buku dicetak tanpa izin Anda.... Semoga Allah mengampuni mereka. Secara pribadi, saya sangat bersyukur buku saya menyebar di mana-mana; orang memanfaatkannya dan mendoakan saya. Doa lebih berharga daripada harta. Apa manfaatnya harta dan kedudukan? Di mana Soekarno dan Soeharto sekarang? Semua hanya milik Allah (Aidh tertawa). Anda dikabarkan hendak mundur dari dunia dakwah karena tuduhan bahwa Anda khawarij, ulama penguasa, plin-plan, dan oportunis.... Kisah mundur dari dakwah itu tidak benar. Ceritanya, waktu itu saya menulis syair yang isinya mengatakan bahwa saya akan beristirahat beberapa bulan guna mengatur dokumen-dokumen di rumah saya. Tapi orang menafsirkan saya mundur dari dakwah. Padahal, dakwah itu tidak boleh berhenti sampai kita mati. Jenis ulama seperti apakah Anda: progresif, radikal, fundamental, atau moderat? Saya ingatkan terlebih dahulu sebuah ayat Al-Quran, Falaa tuzakku anfusakum (Jangan menilai atau memuji diri sendiri). Saya memandang diri saya, tanpa berniat memuji, sebagai orang yang moderat. Tidak kiri, tidak kanan; tidak keras, tidak lemah. Saya ini orang moderat yang bisa mengerti semua pihak. Apa pendapat Anda soal kebebasan berekspresi? Islamlah yang mengajak orang untuk memiliki kebebasan berekspresi. Tapi ada dua syarat dalam hal ini. Jangan sampai menghina suatu agama dan, kedua, jangan sampai merusak dan memfitnah orang lain. Apakah pembuatan dan pemuatan karikatur Nabi Muhammad SAW di koran Denmark itu satu bentuk kebebasan berekspresi? Baik ulama Islam maupun orang Barat sekalipun menganggap itu bukan bentuk kebebasan berekspresi, melainkan suatu penghinaan. Buktinya, mereka tidak mau terima ketika ada penolakan soal Holocaust. Ataukah kasus karikatur itu bisa dilihat sebagai bentuk perbenturan peradaban? Tidak. Ini bukan perbenturan peradaban. Itu tindakan bodoh saja. Saya banyak bertemu dengan orang Amerika, Barat. Mereka sangat hati-hati dan memperhitungkan umat Islam. Islam selalu dikaitkan dengan isu terorisme. Apa catatan Anda untuk hal ini? Ini terjadi karena kebodohan segelintir orang Islam yang melakukan pengeboman di Gedung WTC, Amerika. Akibatnya, banyak umat Islam yang menjadi korban karena pengeboman itu. Banyak orang kafir yang menilai itu sebagai bagian dari ajaran Islam. Padahal, Islam tidak mengajarkan seperti itu! Ulama harus bangkit dan menerangkan Islam sebagai barang yang utuh dan melakukan dialog dengan Barat dan dunia di luar Islam, sehingga mereka bisa memahami Islam dengan yang sebenar-benarnya. Jika ada orang yang sudah membaca buku Anda tapi tetap saja sedih karena persoalan hidupnya, apa saran Anda? Anda harus ingat, satu-satunya buku yang bisa memberikan solusi bagi umat manusia adalah Kitab Suci Al-Quran. [Laporan Khusus, Gatra Edisi 19 Beredar Senin, 20 Maret 2006] ================================================================= "Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'. It has silent message saying that I remember you when I wake up. Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582. ================================================================= Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/