"Shi Sang Chi You Mama Hau"

            Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria
  berasal dari keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota
  tersebut. Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba
  kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah
  yang membuat sang pria jatuh hati.

             Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya
  menikah, dengan membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka
  duga, orang tua sang pria tidak menyukai wanita tsb. Sebagai orang yang
  terpandang di kota tsb, latar belakang wanita tsb akan merusak reputasi
  keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan
  untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia sudah
  menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia.

             Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan
  wanita tsb bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus
  berargumen dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya,
  sesuatu yang belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu,
  umumnya seorang anak sangat tunduk pada orang tuanya).

             Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orang
  tuanya agar menerima calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal
  membujuk anak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tsb, yang menurut
  mereka akan sangat merugikan masa depannya.

             Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin lari. Ia
  memutuskan untuk meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu
  keberangkatan pun ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh
  orang tua sang pria. Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci anaknya di
  dalam kamar dan dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar.

             Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah
  ditentukan sepasang kekasih tsb untuk melarikan diri. Sang wanita sangat
  terkejut dengan kedatangan ayah dan ibu sang pria. Mereka kemudian memohon
  pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya.
  Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar, perkawinan
  mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota, reputasi anaknya
  akan tercemar, orang2 tidak akan menghormatinya lagi. Akibatnya, bisnis yang
  akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut secara perlahan2.

             Mereka bahkan memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan
  permohonan agar wanita tsb meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan
  anaknya lagi, dan menggugurkan kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk
  membiayai hidupnya di tempat lain.

             Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar
  bahwa perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak
  kesulitan bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini,
  tetapi menolak untuk menerima uang tsb. Ia mencintai sang pria, bukan
  uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan sangat
  sulit?.

             Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tsb untuk
  meninggalkan sepucuk surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih
  berpisah dengan sang pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencari
  kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. "Walaupun ia kelak
  bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang yang
  berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua", kata sang ibu.

             Dengan berat hati, sang wanita menulis surat. Ia menjelaskan
  bahwa ia sudah memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa
  keberadaannya hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah
  melanggar janji setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersama dalam
  menghadapi penolakan2 akibat perbedaan status sosial mereka. Ia tidak kuat
  lagi menahan penderitaan ini, dan memutuskan untuk berpisah. Tetesan air
  mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut.

             Sang wanita yang malang tsb tampak tidak punya pilihan lain. Ia
  terjebak antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota
  itu, sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia
  bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya.

  ==========0000000000==============

             Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi
  seorang ibu. Anaknya seorang laki2. Sang ibu bekerja keras siang dan malam,
  untuk membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di
  sebuah industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan
  menyulam sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua
  pekerjaan ini sambil menggendong anak di punggungnya. Walaupun ia cukup
  berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak memungkinkan, karena
  ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi sang ibu tidak pernah
  mengeluh dengan pekerjaannya?

             Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba2 sakit keras.
  Demamnya sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb
  harus menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah
  menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan
  itupun belum cukup. Ibu tsb akhirnya juga meminjam ke sana-sini, kepada
  siapapun yang bermurah hati untuk memberikan pinjaman.

             Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat
  sup ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tsb terdiri dari
  obat2 herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi sang ibu hanya
  mampu membeli obat2 herbal tsb, ia tidak punya uang sepeserpun lagi untuk
  membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak mungkin, karena ia telah
  berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan belum terbayar.

             Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat
  apa, untuk mendapatkan daging. Toko daging di desa tsb telah menolak
  permintaannya, untuk bayar di akhir bulan saat gajian.

             Diantara tangisannya, ia tiba2 mendapatkan ide. Ia mencari
  alkohol yang ada di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain.
  Setelah pisau dapur dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil
  sekerat daging dari pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang
  tidur, ia mengikat mulutnya dengan sepotong kain. Darah berhamburan. Sang
  ibu tengah berjuang mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak
  mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?..

             Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan
  kesakitan sang ibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya
  sendiri. Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang sedang
  dilakukan oleh sang ibu???.

  ==========0000000000==============

             Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak
  yang tampan, cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya. Di
  hari minggu, mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain bersama,
  dan bersama2 menyanyikan lagu "Shi Sang Chi You Mama Hau" (terjemahannya "Di
  Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik").

             Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai
  penjaga toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari. Hari2
  mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak terkadang
  memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam hari. Ia tahu
  ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan biaya untuk
  sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas.

             Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia
  berniat membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama
  ini. Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah
  pemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu
  mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain
  yang perlu dibiayai.

             Sang anak segera pergi ke toko tsb, yang tidak jauh dari
  rumahnya. Ia meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan
  tsb, karena ia akan membelinya bulan depan. "Apakah kamu punya uang?" tanya
  sang pemilik toko. "Tidak sekarang, nanti saya akan punya", kata sang anak
  dengan serius.

             Ternyata, bulan depan sang anak benar2 muncul untuk membeli jam
  tangan tsb. Sang kakek juga terkejut, kiranya sang anak hanya main2. Ketika
  menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya "Dari mana kamu mendapatkan uang
  itu? Bukan mencuri kan?". "Saya tidak mencuri, kakek. Hari ini adalah hari
  ulang tahun ibuku. Saya biasanya naik becak pulang pergi ke sekolah. Selama
  sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari sekolah ke rumah, uang
  jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam ini. Kakiku sakit, tapi
  ini semua untuk ibuku. O ya, jangan beritahu ibuku tentang hal ini. Ia akan
  marah" kata sang anak. Sang pemilik toko tampak kagum pada anak tsb.

             Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang
  anak segera memberikan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan
  tsb. Sang ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam tangan
  ini memang adalah impiannya. Tetapi sang ibu tiba2 tersadar, dari mana uang
  untuk membeli jam tsb. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab.

             "Apakah kamu mencuri, Nak?" Sang anak diam seribu bahasa, ia
  tidak ingin ibu mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut. Setelah
  ditanya berkali2 tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa anaknya telah
  mencuri. "Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri. Bukankah ibu sudah
  mengajari kamu tentang hal ini?" kata sang ibu.

             Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu
  sayang pada anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak
  menangis, sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu perih,
  karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus melakukannya, demi
  kebaikan anaknya.

             Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju
  ke rumah tsb   heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya.
  "Ia sebenarnya anak yang baik", kata salah satu tetangganya. Kebetulan
  sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salah satu tetangganya
  yang merupakan familinya.

             Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak
  itu. Ketika mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk
  menjelaskan. Tetapi tiba2 sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon
  agar jangan menceritakan yang sebenarnya pada ibunya.

             "Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan
  tidak boleh menyembunyikan sesuatu dari ibunya". Sang anak mengikuti nasehat
  kakek itu. Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana sang anak tiba2
  muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam tangan
  tsb, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu muncul siang tadi di
  tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Ia juga
  menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya pulang ke
  rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan uang
  membeli jam tangan kesukaan ibunya.

             Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan
  hal tsb, begitu pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak
  kesayangannya, keduanya menangis dengan tersedu-sedu?."Maafkan saya, Nak."
  "Tidak Bu, saya yang bersalah"???..


  ===========000=================

             Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah,
  tetapi istrinya mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih akan
  hal ini, karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak.

             Ketika sang ibu dan anaknya berjalan2 ke kota, dalam sebuah
  kesempatan, mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru
  menyadari bahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya sendiri.
  Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung semua biaya
  hidup mereka, tetapi sang ibu menolak. Kami bisa hidup dengan baik tanpa
  bantuanmu.

             Berita ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka
  begitu ingin melihat cucunya, tetapi sang ibu tidak mau mengizinkan.

  ===========000==================

             Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Dokter
  mengatakan bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang
  konsisten. Kalau kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya.

             Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya.
  Tetapi biaya medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya.

             Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak menemukan
  solusi yang tepat. Satu2nya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada
  sang ayah, karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya.

             Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak anaknya
  berkeliling kota, bermain2 di taman kesukaan mereka. Mereka gembira sekali,
  menyanyikan lagu "Shi Sang Chi You Mama Hau", lagu kesayangan mereka. Untuk
  sejenak, sang ibu melupakan semua penderitaannya, ia hanyut dalam
  kegembiraan bersama sang anak.

             Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada sang anak.
  Sang anak menolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya ingin
  dengan ibu. "Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak" kata ibu.
  "Tidak apa2 Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat, bila bisa
  bersama2 dengan ibu. Bila sudah besar nanti, saya akan cari banyak uang
  untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak perlu bekerja
  lagi, Bu", kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan berkunjung ke rumah sang
  ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiap saat.

             Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya
  sangat senang melihat anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sang
  anak meronta2 ingin ikut pulang dengan ibunya. Walaupun diberikan mainan
  kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia peroleh saat bersama ibunya, sang
  anak menolak. "Saya ingin Ibu, saya tidak mau mainan itu", teriak sang anak
  dengan nada yang polos. Dengan hati sedih dan menangis, sang ibu berkata
  "Nak, kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah di sini. Ayah, kakek dan
  nenek akan bermain bersamamu." "Tidak, aku tidak mau mereka. Saya hanya mau
  ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu juga sayang saya? Ibu sekarang tidak mau
  saya lagi", sang anak mulai menangis.
             Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah besar tsb
  tidak didengarkan anak kecil tsb. Sang anak menangis tersedu2 "Kalau ibu
  sayang padaku, bawalah saya pergi, Bu". Sampai pada akhirnya, ibunya memaksa
  dengan mengatakan "Benar, ibu tidak sayang kamu lagi. Tinggallah disini",
  ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tsb. Tampak anaknya meronta2
  dengan ledakan tangis yang memilukan.

             Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu
  menyayat hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan
  menjenguk anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya dengan baik.
  Diantara isak tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi. Ia telah
  kehilangan satu2nya alasan untuk hidup, anaknya tercinta.

             Kemudian ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk
  memotong urat nadinya. Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya
  mungkin tidak akan diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untuk
  mengetahui bahwa anaknya diperlakukan dengan baik. Segera, niat bunuh diri
  itu dibatalkan, demi anaknya juga??..

  ============000=========

             Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain,
  mendapatkan kerja yang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun
  tetap menjalani perawatan medis secara rutin setiap bulan.

             Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya.
  Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah
  mengumpulkannya. Maka, pada hari tsb, sepulang dari sekolah, ia tidak pulang
  ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa tempat tinggal ibunya, yang
  memakan waktu beberapa jam. Sang anak telah mempersiapkan setangkai bunga,
  sepucuk surat yang menyatakan ia setiap hari merindukan ibu, sebuah kartu
  ucapan selamat ulang tahun, dan nilai ujian yang sangat bagus. Ia akan
  memberikan semuanya untuk ibu.

             Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang kecil menuju
  rumahnya. Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini telah
  kosong. Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada yang tahu
  kemana ibunya pergi. Sang anak tidak tahu harus berbuat apa, ia duduk di
  depan rumah tsb, menangis "Ibu benar2 tidak menginginkan saya lagi."

  Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas, ketika sang anak sudah
  terlambat pulang ke rumah selama lebih dari 3 jam. Guru sekolah mengatakan
  semuanya sudah pulang. Semua tempat sudah dicari, tetapi tidak ada kabar.
  Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya, yang juga sangat terkejut. Polisi
  pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang.

  Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba2 ia teringat sesuatu. Hari ini
  adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai melupakannya. Anaknya
  mungkin pulang ke rumah. Maka sang ayah dan sang ibu segera naik mobil
  menuju rumah tsb. Sayangnya, mereka hanya menemukan kartu ulang tahun,
  setangkai bunga, nilai ujian yang bagus, dan sepucuk surat anaknya. Sang ibu
  tidak mampu menahan tangisannya, saat membaca tulisan2 imut anaknya dalam
  surat itu.

  Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tsb, tanpa
  mendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu
  membakar dupa, berlutut di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangis ia
  memohon agar bisa menemukan anaknya.

  Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba2 ingat bahwa ia dan anaknya pernah
  pergi ke sebuah kuil Kuan Im di desa tsb. Ibunya pernah berkata, bahwa bila
  kamu memerlukan pertolongan, mohonlah kepada Dewi Kuan Im yang welas asih.
  Dewi Kuan Im pasti akan menolongmu, jika niat kamu baik. Ibunya
  memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi ke kuil tsb untuk memohon agar
  bisa bertemu dengan dirinya.

             Benar saja, ternyata sang anak berada di sana. Tetapi ia
  pingsan, demamnya tinggi sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk
  dilarikan ke rumah sakit. Saat menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh dari
  tangga, dan berguling2 jatuh ke bawah????..

  ============000==============

             Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki
  bangku kuliah. Ia sering beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan
  ibunya. Sejak jatuh dari tangga, ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak
  telah banyak menghabiskan uang untuk mencari ibunya kemana2, tetapi hasilnya
  nihil.

  Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama dengan
  teman wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil, di
  persimpangan sebuah jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang
  mengemis. Ibu tsb terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak
  pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya  kumal, dan ia tampak
  berkomat-kamit.

  Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan turun bersama pacar
  untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua sambil
  mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah
  "Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?"

  Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera
  menyanyikan lagu "Shi Sang Ci You Mama Hau" dengan suara perlahan, tak
  disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka
  berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang selalu
  menyanyikan lagu tsb saat ia kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua
  itu dan berteriak dengan haru "Ibu? Ini saya ibu".

  Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba2 muka sang anak, lalu bertanya,
  "Apakah kamu ??..(nama anak itu)?" "Benar bu, saya adalah anak ibu?".
  Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi
  bumi???.
             Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur kepalanya
  menjadi hilang ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh tahun terus
  mencari anaknya, tanpa peduli dengan keadaaan dirinya. Sebagian orang
  menganggapnya sebagai orang gila?.

  ============000=============


  Dalam kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan apa saja demi kita. Ibu bahkan
  rela mengorbankan nyawanya?..

  Simaklah penggalan doa keputusasaan berikut ini, di saat Ibu masih muda,
  ataupun disaat Ibu sudah tua :

  1.    Anakku masih kecil, masa depannya masih panjang. Oh Tuhan, ambillah
  aku sebagai gantinya.
  2.    Aku sudah tua, Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.

  Diantara orang2 disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung Anda,
  diantara lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela mengorbankan
  nyawanya untuk Anda, kapan pun, dimana pun, dengan cara apapun ?

  Tidak diragukan lagi
  "Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia ini"

  ++++++++++++++++++++++

  Ingin bergabung dalam sebuah MISI MULIA ? Ada 2 tindakan yang dapat Anda
  lakukan :

  1.                  Bila Anda beruntung (Ibu Anda masih ada di dunia ini),
  ajaklah ia untuk keluar makan atau jalan2 MALAM INI JUGA. Jangan ditunda2.
  Bila Ibu Anda tinggal di tempat yang terpisah jauh dengan Anda, telponlah
  dia malam ini juga, just to say "hello". Catatlah hari ulang tahunnya,
  rayakan, dan bahagiakanlah dia semampu Anda. Hidangkan makanan favoritnya,
  dst.

  2.                  Kirimkan kisah film ini kepada saudara/i Anda, teman2
  Anda, maupun rekan2 kerja Anda (minimal 5, kalau 100 org lbh baik lagi J).
  Bagi sebagian dari mereka, kisah ini mungkin akan seperti setetes embun yang
  menyegarkan jiwa mereka, yang terkadang terlalu sibuk dengan aktivitasnya
  sendiri. Anda sungguh berjasa dalam hal ini??


[Non-text portions of this message have been removed]





=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=================================================================




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke