Sampai sekarang saya masih belum yakin apakah barang elektronik di Singapura lebih murah dari Glodok?
-----Original Message----- From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Daniella Sent: Wednesday, November 29, 2006 8:59 AM To: idakrisnashow Subject: Ida Arimurti Hati-hati belanja di Lucky Plaza Info dari milis tetangga...... Sent: Tuesday, November 28, 2006 10:50:01 AM Subject: Hati2 belanja di Lucky Plaza Singapore Temans, Saya ingin membagi pengalaman yang mungkin berguna buat teman2 semua. Mohon dapat di forward ke teman2 lain. Thanks Reiza Penipuan di Lucky Plaza Singapore Pada tanggal 28 Juli 2006, saya membeli Handycam merek Panasonic dan Camera Digital merek Vivitar dan beberapa asesoris lainnya di toko The Digital Specialist PTE, LTD dengan alamat B1-147 Lucky Plaza, 304 Orchard Road, Singapore 238863. Saya tertarik dengan penawaran toko tersebut karena mereka memberikan diskon sebesar 35% plus 5% untuk tax refund yang secara total menjadi sekitar 40%. Sebelum membeli, memang saya telah membandingkan harga barang2 tersebut dengan di Jakarta, seperti handycam Panasonic VDR-D150 di Jakarta sekitar 6,5 juta, sedangkan di toko tersebut menawarkan harga awal SG$ 1500 (sekitar 9 juta), tetapi setelah di diskon menjadi sekitar 5,3 juta. Dengan perbedaan cukup mencolok ini saya menjadi tertarik. Begitu juga dengan barang lain2nya. Pihak toko meminta saya membayar dengan menggunakan kartu kredit master card dengan alasan saya tidak akan dikenakan bunga cicilan karena sudah kerja sama dengan master card. Dengan keterbatasan waktu 1 jam untuk berbelanja disana dan harus kembali ke Jakarta, maka tanpa pikir panjang lagi saya membayar transaksi tersebut dengan menggunakan dua kartu kredit saya. Transaksinya sebesar SG$ 1500 + SG$ 180 dan kartu kredit lainnya SG$ 550. Toko tersebut meyakinkan saya bahwa diskon sekitar 40% (sekitar SG$ 800) tersebut akan di refund kedalam kartu kredit saya setelah 1 minggu dari transaksi karena memang prosedurnya begitu. Setelah mereka meyakinkan saya, dan saya tidak curiga, karena saya menganggap Singapore adalah negara yang pemasukannya dari tourism, maka saya telah membayar secara total melalui kredit card sebesar SG$ 2230 dan cash sebesar SG$ 80. Dua minggu setelah tagihan kartu kredit saya keluar, saya melihat besarnya tagihan tetap full, tidak ada refund dari toko tersebut. Saya mencoba menghubungi via telepon ke Singapore, namun jawaban mereka orang yang melayani saya di toko tersebut (Namanya Irwan) tidak ada di tempat. Sampai tiga kali, namun tetap jawabannya sama. Saya mulai curiga. Dan akhirnya saya minta kakak saya yang kebetulan sedang sekolah disana untuk mendatangi toko tersebut dan menanyakan langsung kepada mereka. Toko tersebut mengatakan bahwa Irwan sudah tidak bekerja disana lagi dan mereka mengatakan tidak mungkin toko tersebut menawarkan harga diskon sebesar itu. Dengan jawaban tersebut, saya yakin sekali bahwa toko tersebut telah menipu saya dengan cara menjanjikan diskon. Akhirnya saya mencoba mengirim fax kepada toko tersebut untuk dapat mengembalikan diskon tersebut kepada saya dengan ancaman akan melaporkan kepada polisi dan Singapore Tourist Board (STB). Tapi tidak ada jawaban dari mereka dan akhirnya saya memutuskan untuk melaporkan kasus ini kepada Singapore Tourist Board (STB). Alhamdulillah, email saya kepada STB dibalas dengan isi yang menggembirakan, bahwa walaupun mereka bukan badan resmi untuk menangani komplain turis, namun mereka akan membantu menjembatani perselisihan ini. STB menelpon kepada toko tersebut setelah saya informasikan secara lengkap masalah yang terjadi. Setelah saya laporkan ke STB, akhirnya toko tersebut sedikit takut juga dan menjanjikan akan mengembalikan uang saya tetapi hanya sebesar SG$ 280. STB menyarankan apabila saya tidak menerima tawaran tersebut, maka claim boleh diajukan kepada Small Claim Tribunal (SCT), seperti YLKI nya Indonesia. Dengan persyaratan saya harus membayar SG$ 10 untuk administrasi, saya ajukan claim saya dengan bantuan STB. Dengan adanya claim ini maka pihak toko dan saya (diwakili oleh STB) harus datang ke persidangan dengan pihak ketiga dari SCT sebagai penengah. Dari persidangan ini disimpulkan bahwa pihak toko mau mengembalikan uang saya 500 SG$. Apabila saya tidak setuju maka proses selanjutnya adalah saya harus menyewa lawyer yang saya rasa akan memakan biaya yang lebih besar dari claim itu sendiri. Akhirnya saya menerima tawaran tersebut, walaupun tidak sebesar yang saya claim, namun ini lebih baik daripada hilang saya sekali. Ini merupakan pembelajaran bagi toko tersebut, karena mereka mengira saya akan melepaskan mereka begitu saja setelah menipu saya. Buat teman2 yang juga akan berbelanja di Singapore, khususnya di Lucky Plaza atau Sim Lim, hati2 akan penipuan seperti ini, karena ternyata ini sudah seringkali terjadi. Terakhir saya mau mengucapkan terima kasih dan salut kepada Singapore Tourism Board (Mr. James Lim) dan Small Claim Tribunal yang telah membantu saya menyelesaikan kasus ini. Karena memang pemerintah Singapore sedang bekerja keras untuk memerangi penipuan2 yang dilakukan toko2 yang tidak bertanggung jawab yang akhirnya merugikan negara Singapore dari segi Tourism Income. Jadi buat teman2, apabila kasus ini terjadi pada kalian, jangan menyerah dan membiarkan orang2 licik menipu kita. Mudah2an kasus ini dapat membantu dan dijadikan pengalaman agar tidak terulang kembali. Salam Reiza Setiawan --------------------------------- Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]