.....Waduh kalau lumpurnya : 156.000 m3/menit, menyembur selama 31 tahun, 
surabaya bisa tenggelam jadi lautan lumpur..........malangnya nasib kotaku.

Ida arimurti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:          Lumpur Akan Menyembur 31 Tahun
Tak Ada Teknologi yang Mampu Menghentikan 

JAKARTA, (PR).-
Lumpur Lapindo diperkirakan akan terus mengalir sampai 31 tahun mendatang
karena hingga kini tidak ada teknologi yang mampu menghentikan luapan lumpur
yang menyengsarakan itu. Satu-satunya penanganan yang bisa dilakukan hanya
membuang lumpur ke tempat tertentu agar tidak membanjiri kawasan sekitarnya.

Demikian disampaikan James J. Mori, Professor Disaster Presentation Research
Institute Kyoto University, dan Kepala BPPT Said D. Jenio, di kantor BPPT,
Jln. M.H. Thamrin, Jakarta, Selasa (20/2). "Sulit untuk menghentikan. Tak
ada teknologi yang mampu, kecuali kalau ada beberapa orang pintar Indonesia
yang punya ide brilian," ujar Mori. "Seperti halnya gunung meletus,
bagaimana kita menghentikannya," ujar Said menambahkan.

Menurutnya, lumpur sebagai bagian dari fenomena alam menyembur karena dipicu
oleh pengeboran. Volume semburan terus meningkat dari 5.000 m3 per hari
menjadi 156.000 m3 per hari, sehingga permukaan tanah beberapa daerah turun
hingga 15 cm dalam radius 2 km. Ini akibat keluarnya lumpur dari dalam tanah
sehingga terjadi kekosongan di lapisan tertentu.

Baik Said maupun Mori memperkirakan, semburan akan berlangsung hingga 31
tahun ke depan. Biasanya semburan lumpur yang sudah pernah terjadi bisa
berhenti dalam 10 tahun. Keduanya menilai, lumpur Lapindo lebih besar
sehingga akan lebih lama. 

Tanggul kritis

Sementara itu, kondisi tanggul tempat penampungan lumpur (pond) Lapindo
Brantas Inc. di Desa Jatirejo, Kec. Porong, Sidoarjo, Selasa pagi kritis,
karena ketinggian genangan lumpur mulai sejajar dengan ketinggian tanggul.
Selain akibat peningkatan volume semburan, juga tidak mengalirnya lumpur ke
arah selatan menuju Kali Porong.

Akibatnya, kondisi rel kereta api (KA) dan Jln. Raya Porong yang terletak
tepat di bawah tanggul, kembali terancam. Meski begitu, aparat kepolisian
setempat belum mengambil tindakan terkait keselamatan pemakai jalan raya.

"Jika nanti tanggul ini sampai jebol, siapa yang bisa menolong warga sini
(Jatirejo), termasuk pengguna Jalan Raya Porong. Situasi cukup
mengkhawatirkan, apalagi sering turun hujan di malam hari," kata Parma,
salah seorang warga Desa Jatirejo. 

Secara terpisah, juru bicara Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur di
Sidoarjo (PSLS), Rudi Novrianto mengatakan, kondisi tanggul di Jatirejo
memang kritis, tapi masih terkontrol dan lumpur di pond mulai bisa dialirkan
ke Kali Porong, melalui spillway (saluran pelimpah). 

Menjelang akhir masa tugasnya 8 Maret, Timnas PSLS dibingungkan oleh kondisi
tanggul di sekitar lokasi bencana luapan lumpur. Setelah berhasil menutup
tanggul utama dan tanggul bekas jalan Tol Porong-Gempol, Timnas kembali
disibukkan oleh pengerjaan projek penguatan tanggul di Desa Jatirejo, Kec.
Porong. 

Relokasi warga

Direktur Pusat, Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam, BPPT, Yusuf
Surachman mengatakan, satu-satunya cara menghindari bahaya semburan lumpur,
merelokasi penduduk dari desa di sekitar sumur Banjar Panji. "Tak ada lagi
cara atau teknologi untuk mengatasi semburan lumpur ini, termasuk teknik
bola beton yang baru-baru ini disarankan," kata Yusuf. 

Menurutnya, metode rangkaian bola beton (methode of chains ball) hanya untuk
mengurangi volume semburan lumpur, tidak mengurangi potensi lumpur yang
keluar. 

Teknologi relief well (pengeboran miring sebagai skenario ketiga-akhir),
telah dianggap gagal. Dari hasil pengamatan satelit, areal di radius 2-3 km
dari sumber semburan sudah turun 15 cm (0,8 cm per bulan). Namun, areal di
bagian utara-timur mengalami kenaikan. (dtc)***

[Non-text portions of this message have been removed]



         

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke