Yang Suka - Yang Duka di Pondok Yatim Baitus Salam - Jogja
  Ketrampilan Membuat Boneka, Piningset & Gantungan Kunci di Pondok Yatim
  
  http://www.portalinfaq.org/g02x01_article_view.php?article_id=505
  
        Portalinfaq-Jogja. "Dengan nuansa  Ibadah, maka kita harus rela 
melakukan pengorbanan. Semua keringat yang  keluar serta semua kelelahan yang 
kita rasakan selama melakukan  kewajiban karena memenuhi hak-hak orang lain 
adalah sumber utama  kenikmatan di dalam hidup" (Ustadz Anis Matta, Lc)
  
  
  
    
  
  
    Inilah sekelumit kisah suka duka di Pondok Yatim "Baitus Salam" yang  mampu 
kami rekam dalam bentuk kata-kata, walau sesungguhnya masih  banyak kisah yang 
tak mampu dan tak sempat kami ceritakan di ruang ini.
  
    
  SUKA: Bagaimana senangnya  santri-santri Pondok Yatim "Baitus Salam" setelah 
mendapatkan  pengajaran pembuatan Piningset dan gantungan kunci saat liburan di 
 bulan Januari. Sebuah Prakarya yang terbuat dari bahan kain, selendang  atau 
handuk yang dibentuk menjadi burung, kura-kura atau masjid.  Pengerjaannya 
hanya butuh waktu paling lama 2 jam. Piningset merupakan  barang seserahan-yang 
menjadi budaya orang jawa-dari mempelai laki-laki  kepada mempelai wanita. 
Ketika Ibu Wakil Bupati dan rombongan dari APJI  (Asosiasi Perusahaan Jasaboga 
Indonesia) se-Provinsi DIY bertandang ke  Pondok, dengan antusiasnya 
santri-santri membuatnya kembali sebagai  kado kenang-kenangan. Gantungan kunci 
yang berbentuk buah strawberry  dan hati itu merona merah manis. Prakarya itu 
tampak keindahannya.  Oiya, mereka juga sudah bisa buat gantungan kunci dan 
boneka yang  lucu-lucu sekali. Satu saat bapak-ibu pembaca berkenan membeli ya, 
bila  anak-anak ini mewujudkan mimpi kecilnya berjualan
 hasil karya sendiri.
  
    
  DUKA: Uswatun Hasanah,  satu-satunya santriwati pondok yatim yang akhirnya 
harus bersabar,  karena tidak seperti teman-temannya yang lain, Atun harus 
bersabar  tahun ini belum bisa bersekolah. Dulu itu ada 2 anak yang tidak  
sekolah, tapi rekannya alhamdulillah bisa sekolah, sementara Atun  terhambat 
karena ijazahnya paket B yang diikutinya belum keluar, gempa  telah 
menghadangnya untuk bisa memiliki ijazah SMP dan melanjutkan  sekolah. Wajah 
Atun sering sekali murung dan tertunduk. Hasratnya untuk  bisa sekolah begitu 
tinggi. Tapi apa daya. Akan tetapi ketika kami ke  sana belum lama ini, Atun 
tampak ceria sekali. Kursus menjahit itu  akhirnya diikutinya dengan senang. 
Duka tak lagi terlihat di wajahnya.  Bahkan kini ia menjadi semacam 'kakak' 
bagi teman-temannya bila sibuk  berangkat ke sekolah pada pagi hari."Mbak Atun 
kaos kaki Isah  mana?"..."Mbak temani aku ya!" begitu teriakan yang sering 
didengarnya  menjelang teman-temannya sekolah. Atun meresapi betul nasihat 
 kakak-kakak di pondok tentang indahnya bersabar dan bahagianya menjadi  orang 
yang pandai mensyukuri segala pemberianNYA.
  
    
  SUKA: Belum lama ini, BMT  Al-Ikhlash memberikan bantuan perlengkapan MCK 
untuk santri, dihadiri  pula oleh Ketua BMT Al Ikhlash Bapak Nurudin dan Ketua 
RT 027 Dusun  Miri. "pembagian rezeki" berupa 8 paket di mana setiap paketnya 
berisi  beras 2, 5 kg, 3 buah mie instant, dan ½ kg gula pasir dari pondok  
untuk warga disekitar Pondok yang hidupnya pas-pasan, ini sebagai  bentuk 
ikatan hati anak-anak yatim di Pondok kepada warga dusun Miri.  Bapak Nurudin 
selain memberikan perlengkapan MCk (Mandi Cuci Kakus)  juga memberikan 
informasi bahwa santri pondok yatim ini berpeluang  mengajukan beasiswa ke BMT 
bagi yang berprestasi. Senang sekali kami  mendengarnya. BMT Al-Ikhlash pada 
hari itu juga memberikan 15 paket,  berisi 1 detergen 1 kg berhadiah 1 mangkok 
ukuran sedang, 1 shampoo  ukuran 100 mL, 1 pasta gigi 190 g, 1 sabun mandi & 1 
sikat gigi.  Ayo bersih-bersih..
  
    
  DUKA: Sepeda Oh Sepeda. Dulu belum  punya sepeda kami "teriak-teriak", 
setelah dikasih lebih dari 15 sepeda  ndelalah kami masih juga "teriak-teriak" 
Persoalannya kini ada 8 sepeda  yang belum bisa digunakan karena ada sepeda 
ukuran untuk anak-anak  bukan untuk usia SMP/SMA dan ada juga sepeda laki-laki 
(ada plang  depan)/Federal. Sementara santri ke sekolah memakai rok panjang 
jadi  tidak bisa digunakan. Sementara Sepeda itu amanah/pemberian para  Donatur 
dari Jakarta yang harus tetap terjaga sampai akhirat. Pengelola  Pondok pun 
jadi bingung harus bagaimana sebaiknya? Karena kalau  dibiarkan begitu 
terus-menerus, lama-lama sepeda tersebut akan berkarat  dan rusak di terpa 
hujan, terik matahari dan dihinggapi debu tebal  pula.
  
   
  Itulah dinamika keseharian kami di Pondok Yatim "Baitus Salam"  kadang suka 
menyergap tiba-tiba, kadang duka merasuki kami pula. Tapi  semua kami hadapi 
dengan senyum renyah. Karena kami yakin ada Anda yang  selalu mendoakan 
kebaikan untuk kami, yang selalu setia mendampingi  berjibakunya kami disini. 
Mendidik anak-anak yatim yang beranjak besar.  Oooh betapa bahagianya kami jika 
Anda selalu disini menemani keseharian peluh suka duka kami.    
  
  
  
    www.portalinfaq.org
    www.portalinfaq.org.uk
    http://pondokyatim.multiply.com
 
---------------------------------
Don't get soaked.  Take a quick peak at the forecast 
 with theYahoo! Search weather shortcut.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke