Apa yang bagus dari perilaku/kelakuan Pemerintah kita dalam 30 tahun terakhir 
ini ya,.. mulai dari pengkaderannya sampai mereka pensiun, terasa kotor, kumal, 
jorok, gak sopan, bringasan, ngemis, tidak disiplin, kerja se-enaknya, ngentit, 
tukang bohong, minta dihormati,.. 
Sebenernya kita bisa hidup tanpa adanya pemerintah, atau pemerintah kita di 
out-source saja, ngkali yeeee,...

Ida arimurti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                                  
Obrolan Ibu-Ibu tentang IPDN
 
 Suatu sore di sebuah kampung di bilangan Jatinegara, sekelompok ibu- ibu
 berkerumun sedang belanja sayur sambil ngobrol seru, nampak wajah mereka
 sangat serius. Asyik sekali.. pikir saya pasti sedang ngegosipin artis
 sinetron. Namun dilihat dari raut mukanya tampaknya mereka kesal sekali,
 diam-diam saya mendekat bukan maksud mau nguping tetapi penasaran aja
 dengan tema yang sedang dibicarakan. 
 
 Ooh.. aku baru tau nampaknya mereka sedang ngobrolin tayangan berita sebuah
 stasiun TV tentang kasus penganiayaan di IPDN. Berikut sedikit petikan
 pembicaraan yang seru dan meledak-ledak dari para "pengamat berita" ini....
 
 " tuh kan apa gue bilang IPDN itu, Institut Penganiayaan Dalam Negeri... !"
 masak anak orang dihabisin hanya gara-gara telat datang ke acara yang nggak
 jelas, dasar gak tau diri !". " Bukan nyak tapi IPDN itu, Institut
 Pembantaian Dalam Negeri..!" sahut ibu penjual sayur tak mau kalah. "Kalo
 nurut saya sih masih jadi pelajar aja kayak gitu ntar kalo udah jadi pejabat
 pasti jadi diktator, makanya IPDN itu,  Institut Pengkaderan Diktator
 Negara..!" seru ibu yang sedari tadi bolak balikin sayur bayam. " Betul juga
 jeng Neni tapi saya paling gak suka sama kelakuan mereka yang suka maen
 keroyok kalo berani kenapa gak satu lawan satu tuh kayak di pilem koboy
 makanya dinamain aja IPDN, Institut Paling Demen Ngeroyok..!!" seru ibu
 gendut itu gemas sambil membanting labu siam diantara sayur yang makin
 berserakan. "Iya betul tuh sekalian aja dinamain IPDN, Ikatan Praja Doyan
 Nonjok ...!" sambar bu RT sambil bersungut- sungut. "IPDN, Injak Pukul
 Dorong Nah ... mati..!! celetuk ibu bertubuh kerempeng itu sambil praktekkan
 gaya silatnya. "Inginnya Pendidikan Dapetnya Nisan nah itulah IPDN kasihan
 orang tua yang udah susah payah kirim anaknya kesana pulang-pulang bikin
 batu nisan... !!" tukas bu Neni makin kesal.  " Yang kayak gini neh pasti
 kerjaan para pejabat yang gak punya tanggung jawab dan wawasan kebangsaan,
 mestinya kan mereka sebagai pengontrol dan pengawas tetapi kenapa korban
 udah berjatuhan kayak gini kok didiemiin aja dari dulu, kayaknya sih sengaja
 biar budaya pejabat junior harus takut dengan senior tetap hidup, kan ntar
 gampang diajak kongkalikong kali ya ? namanya juga IPDN, Ideologi Pejabat
 Durjana Negara", sahut ibu setengah baya berkerudung itu. "Yah IPDN, Inilah
 Pendidikan Dalam Negeri kita.. pantas aja korupsi gak habis-habis wong
 mentalnya aja udah kayak mafia. Tiba-tiba nenek tua yang sedari tadi diam
 saja tergopoh-gopoh keluar dari kerumunan menuju kearah rumah bu RT, sambil
 iseng saya pun bertanya, "nek kalo menurut nenek IPDN itu apa ?". Nenek itu
 melotot kesal kearahku sambil berteriak, "Ingin Pipis Dulu Nak ...!!".
 Ups..! wajahku memerah sambil nyengir gue ngaciir.... 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
     
                       

       
---------------------------------
Need Mail bonding?
Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke