Kemarin dan hari ini (1 Agustus 2007), antrian calon
penumpang busway di halte ragunan, meluber tidak
seperti biasanya. Antrian begitu panjang dan
berdesakan sampai memanjang keluar halte.

Lepas dari masalah apakah armada masih kurang,
pengendara mobil pribadi yg menyerobot jalur busaway
shg banyak busway terhambat utk tiba di ragunan, atau
banyak busway yg sdg kehabisan BBG. Entahlah, tapi ada
satu hal yg cukup memprihatinkan, yg merupakan potret
dari kualitas dan mentalitas warga (mungkin) kelas
menengah kita.

Tipikal masyarakat kita, susah sekali untuk
ditertibkan agar antrian bisa lebih rapih, shg
memudahkan setiap calon penumpang yg akan masuk. Dgn
kondisi yg crowded dan saling berdesakan tidak mau
antri spt itu, maka para calon penumpang yg sebagian
besar berpakaian rapih bahkan ada yg berdasi itu
berdesakan mirip spt TKI dan para pembantu rumah
tangga yg akan memasuki kereta api kelas ekonomi untuk
mudik lebaran.

Yang lebih menyedihkan, tadi pagi ada seorang petugas
yg mencoba utk merapihkan antrian dgn menyuruh para
pengantri tsb, utk bergeser ke deretan belakang agar
tidak berjubel di mulut pintu, justru para calon
penumpang yg tidak disiplin dan tidak sabar itu malah
menghardik petugas dgn kata-kata yg bernada membela
diri dan menyalahkan pintu halte yg tidak terbuka
semuanya. Menyedihkan sekaligus memalukan. Tanpa
merasa bersalah, mereka ramai-ramai "melawan" petugas
yg hendak merapihkan antrian agar semua calon
penumpang bisa lebih nyaman pada saat memasuki busway.

Sungguh menyedihkan mentalitas sebagian warga kita
ternyata.

Salam.

 

Kirim email ke