Buku 'Ilusi Negara Islam' Dinilai Mengadu Domba Umat Selasa, 26 Mei 2009 04:09 Yogyakarta, NU Online Empat Peneliti asal Yogyakarta, Zuli Qodir, Adur Rozaki, Laode Arham, Nur Khalik Ridwan, memrotes isi buku 'Ilusi Negara Islam' yang diterbitkan The Wahid Istitute, Maarif Institute dan Gerakan Bhineka Tunggal Ika. Buku itu dinilai tidak sesuai dengan yang diteliti dan isinya mengadu domba umat Islam.
''Saya tidak berani lagi pulang ke Madura, karena terbitnya buku ini. Bisa-bisa saya dikalungi clurit karena buku ini mengadu domba umat Islam,'' kata Abdur Rozaki, Yogyakarta, dikutip dari Republika Online, Senin (25/5). Dijelaskan Zuli , isi buku 'Ilusi Negara Islam' bukan merupakan hasil penelitiannya meskipun mereka disebut sebagai penelitinya. Sebab, isi dari buku tersebut telah menyimpang dari yang mereka teliti. Selain itu, pihaknya juga tidak dilibatkan dalam proses penerbitan. ''Kami tidak pernah diajak dialog di dalam proses menganalisis data dan membuat laporan peneliltian sampai penerbitan menjadi sebuah buku,'' kata Zuli. Bahkan, lanjut Zuli, dalam proses pengumpulan data, beberapa nama yang dicantumkan dalam buku tersebut sebagai peneliti jauh hari sudah mengundurkan diri namun masih dicantumkan, seperti Khalik Ridwan dan Abdur Rozaki. Sehingga keduanya sudah tidak terlibat lagi dalam tahap penelitian mulai dari pengumpulan data, analisis data, penulisan laporan hingga penerbitan buku. Kata Zuli, tujuan penerbitan buku 'Ilusi Negara Islam' telah bergeser dari riset yang semula bertujuan akademik kepada politis. Kondisi ini diperkuat hampir semua peneliti daerah yang namanya tercantum dalam buku tersebut tidak pernah diajak untuk berdialog menganalisis temuannya dalam kerangka laporan hasil penelitian yang utuh. ''Para peneliti daerah namanya dicatut hanya sebagai legitimasi politis dari kepentingan pihak asing. Sebagaimana dilakukan Holland Taylor dari Lib for All, Amerika Serikat yang begitu dominan bekerja dalam kepentingan riset dan penerbitan buku ini. Karena itu, peneliti Yogyakarta menuntut kepada Lib for All untuk menarik peredaran buku tersebut jika tetap mencantumkan nama-nama peneliti Yogyakarta. ''Kami mengimbau kepada para peneliti dan intelektual Indonesia untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah diperalat dan dimanipulasi kepentingan agen intelektual asing yang bekerja di Indonesia,'' tandasnya. Bahkan, yang aneh dari peneribatan buku tersebut adalah pencantuman KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur sebagai editornya. Padahal, selama ini Gus Dur terganggu penglihatannya sehingga tidak mungkin Gus Dur bisa mengeditnya. ''Ini sudah kebablasan,'' kata Abdur Rozaki. Sementara, Ahmad Suadey, Direktur The Wahid Institute kepada Zuli Qodir mengirim SMS bahwa dirinya tidak tahu persis isi buku 'Ilusi Negara Islam' yang diterbitkannya. Karena itu, dirinya merasa kaget ketika mendapat protes dari peneliti Yogyakarta. ''Aku malah baru tahu ini. Kalau gitu perlu klarifikasi ke Lib for All. Kalau perlu teman-teman bikin nota protes tertulis. Aku enggak keberatan karena saya tidak berhubungan dengan isi sama sekali,'' kata Ahmad Suaedy. (rif) Ilusi Negara Islam Toko Buku Bantah Terima Teror Indra Subagja detikNews Jakarta - Toko buku besar menepis isu menolak menjual buku 'Ilusi Negara Islam' karena mendapatkan teror. Bantahan itu antara lain disampaikan Gramedia dan Gunung Agung. "Saya belum dengar, dan setahu saya tidak pernah ada. Itu sama sekali tidak ada," kata General Manager Kompas Gramedia, Nugroho F Yudho saat dihubungi melalui telepon, Jumat (22/5/2009). Nugroho sendiri menyangsikan bila zaman sekarang masih ada teror terkait hal-hal seperti itu. "Apa masih ada (teror) ?" tambah dia. Nugroho, mengaku belum tahu apakah Gramedia sudah mendapat tawaran soal buku itu, atau juga melakukan pemasaran. Pastinya, dia menegaskan, laris atau tidak laris suatu buku pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar. "Saya coba cek dulu soal buku itu," imbuhnya. Bantahan soal adanya teror juga disampaikan pihak Toko Buku Gunung Agung, seorang staf di bagian penjualan yang enggan disebutkan namanya menyebut tidak pernah ada teror atau ancaman. "Mungkin nanti setelah ramai diberitakan kita akan menjual buku ini," ujar staf itu sambil berkelakar. Direktur The Wahid Institute Ahmad Suaedy, sebelumnya menyatakan, toko buku besar tidak mau menjual buku Ilusi Negara Islam karena kena teror. Buku yang diluncurkan pada 16 Mei itu akhirnya dijual langsung oleh The Wahid Institute dan bisa di-download secara gratis. Buku ini kini menjadi kontroversi dan ramai dibahas di sejumlah milis. (ndr/iy) --- In ikbal_alamien@yahoogroups.com, rifai Ipai <rifai_...@...> wrote: > > syukron ustad, atas infonya sehingga temen2 di Kairo juga bisa menikmati buku > yang spektakuler ini. tapi temen2 di Kairo sekarang masih menjalani ujian > term kedua, oleh karenanya kami ingin minta do'a dari antum-antum semua agar > kami "najah" dalam ujian ini. amien...! > > --- On Mon, 5/18/09, MGR <indun...@...> wrote: > > From: MGR <indun...@...> > Subject: [IKBAL Al-Amien] Download Buku "Ilusi Negara Islam" > To: islamlibe...@yahoogroups.com > Date: Monday, May 18, 2009, 5:08 AM > > > > > > > > > > > > > > > > > > Salam, > > Kami baru menerima berita dari Mas Ahmad Suaedy Direktur the Wahid Institute, > toko-toko yang menjual buku "Ilusi Negara Islam" diteror: akan diserbu, > dibakar melalui telepon-telepon tak dikenal. > > Di Gramedia pun buku ini belum sempat beredar. Anda mungkin akan kesulitan > mendapatkan buku ini di pasaran. Syukur alhamdulillah, melalui jasa internet, > pembredelan dan ancaman untuk sebuah karya tidak akan berhasil sempurna. Kini > bagi siapa pun yang ingin membaca buku ini silakan mengunduhnya (download) > melalui alamat berikut: > > http://www.bhinneka tunggalika. org/galeri. html > > ------- > > Untuk berita peluncuran buku ini Sabtu malam: http://oase. kompas.com/ > read/xml/ 2009/05/17/ 15241171/ ilusi.negara. islam.diperbanya k.di.empat. > negara > > > ----- > > Pers Release Peluncuran buku dan dvd > اÙØ٠دÙÙ٠رب اÙعاÙÙ ÙÙ Ùب٠ÙستعÙ٠عÙÙ > Ø£Ù ÙراÙدÙÙا ÙاÙدÙÙ > > ÙاÙصÙاة ÙاÙسÙا٠عÙ٠أشر٠اÙØ£ÙبÙآء > ÙاÙ٠رسÙÙ٠سÙدÙا ٠ج٠د ÙعÙ٠أÙÙ ÙأصØاب٠ÙÙ Ù > تبعÙ٠بإØسا٠اÙÙ ÙÙ٠اÙدÙÙ Ø Ø§Ù Ø§ بعد > > > > The Wahid Institute, Gerakan Bhinneka Tunggal Ika, dan The Maarif Institute > > > > > > Tokoh Islam Moderat Meluncurkan Buku--"Ilusi Negara Islam: Ekspansi > Gerakan Islam Transnasional di Indonesia," dan dan Seri > TV/Video--"Lautan Wahyu: Islam sebagai Rahmatan lil-âAlamin," untuk > Mewujudkan Islam sebagai Rahmatan lil-âAlamin > > > > Jakarta, 16 Mei 2009 > > > > > > JAKARTA, INDONESIA (16 Mei 2009)â"Tiga tokoh besar Islam moderat > meluncurkan buku dan seri video untuk melestarikan tradisi dan budaya > bangsa Indonesia yang santun dan toleran berdasarkan nilai-nilai luhur > agama, serta mewujudkan dunia yang aman, damai, dan sejahtera. Program > ini juga bertujuan membantu dunia mengatasi krisis kesalahpahaman > tentang agama dan kesalahkaprahan pengamalannya yang mengancam > kedamaian di mana-mana. > > > > Mantan Presiden Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), bersama > mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif (Buya), > dan tokoh terkemuka Nahdlatul Ulama, KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus), > bersama-sama mengajak dan berusaha mengilhami masyarakat dan para elit > untuk bersikap terbuka, rendah hati, dan terus belajar agar bisa > memahami agama secara spiritual dan mendalam. Karena dengan cara > demikian pemahaman agama kelompok garis keras yang dangkal dan sempit > tidak akan bisa menginfiltrasi dan menghasut bangsa Indonesia untuk > mengkhianati nilai-nilai luhur ajaran agama serta tradisi dan budaya > bangsanya. > > > > âSaya tidak khawatir terhadap non-Muslim atau siapa pun selama mereka > terus belajar; yang saya khawatirkan adalah ketika seseorang berhenti > belajar dan menganggap kebenaran sudah ada di tangannya dan kemudian > menganggap yang lain salah. Sebab, sabda Nabi saw., âOrang akan tetap > baik-baik saja, tetap pandai selama mau belajar. Ketika orang itu > berhenti belajar karena sudah merasa pandai, mulailah dia bodohâ,â (Gus > Mus). > > > > Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi > salah satu medan pertarungan ideologi yang signifikan. > Kelompok-kelompok garis keras telah menggunakan simbol-simbol agama > untuk merekrut dukungan umat Islam. Dengan menggunakan bahasa yang sama > dengan umat Islam pada umumnya, mereka berusaha meraih dukungan atas > nama agama sebanyak-banyaknya. Padahal, makna yang mereka pahami jauh > berbeda dari makna yang lazim dipahami oleh umat Islam Indonesia. > > > > Ketiga tokoh ini menegaskan pentingnya melestarikan Pancasila, UUD > 1945, dan NKRI, serta nilai-nilai luhur agama yang menjiwai bangunan > bangsa dan negara Indonesia, yang kini dibayang-bayangi oleh infiltrasi > paham dan aksi-aksi gerakan transnasional yang meresahkan. Demi tujuan > ini, mereka menyerukan persatuan dan kerjasama semua pihak dan lapisan > masyarakat, karena kebenaran yang tidak terorganisai bisa dikalahkan > oleh kejahatan maupun kezhaliman yang terorganisasi. > > > > The Wahid Institute, Maarif Institute, dan Gerakan Bhinneka Tunggal Ika > bersama-sama menerbitkan buku Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan > Islam Transnasional di Indonesia, yang merupakan hasil penelitian > lapangan dan konsultasi selama lebih dari dua tahun. Penelitian > lapangan yang meliputi 24 kabupaten di 17 propinsi ini melibatkan tak > kurang dari 30 peneliti yang kebanyakan berasal dari jaringan UIN/IAIN. > Mereka telah melakukan wawancara mendalam terhadap 591 responden yang > berasal dari 58 kelompok dan organisasi yang berbeda. > > > > Buku ini juga dilengkapi dengan hasil konsultasi dengan para ulama, > intelektual, aktivis ormas Islam, para pengusaha, praktisi pendidikan, > dan pejabat pemerintahan yang merasa prihatin dengan perkembangan > gerakan Islam transnasional di Indonesia. Penelitian lapangan dan > konsultasi dengan para tokoh ini berhasil mengungkap asal-usul, > ideologi, agenda, dana, sistem, dan jaringan gerakan Islam > transnasional dan kaki tangannya di Indonesia. Di samping rekomendasi > untuk menghadapi dan mengatasi gerakan garis keras, buku ini juga > menyajikan counter teologis atas klaim-klaim telogis mereka. > > > > âStudi ini kami lakukan dan publikasikan untuk mengbangkitkan kesadaran > seluruh komponen bangsa, khususnya para elit dan media masa, tentang > bahaya ideologi dan paham garis keras yang dibawa ke Tanah Air oleh > gerakan transnasional Timur Tengah dan tumbuh seperti jamur di musim > hujan dalam era reformasi kita,â tulis KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). > > > > âBuku ini adalah salah satu buku yang bisa menggugah kesadaran kita,â > kata Prof. Dr. A. Syafii Maarif, yang juga merupakan salah seorang > narasumber dan penasehat seri televisi Lautan Wahyu. > > > > Sedangkan seri video Lautan Wahyu: Islam sebagai Rahmatan lil-âAlamin > adalah hasil interview dengan para ulama dan intelektual dalam dan luar > negeri mengenai beberapa aspek ajaran Islam, terutama yang selama ini > telah dipahami dan dipraktikkan secara salah kaprah. Seri Lautan Wahyu > ini diharapkan bisa membuka pikiran dan hati serta memperluas wawasan > tentang ajaran Islam, agar tujuan utama Kanjeng Nabi Muhammad saw. > diutus, yakni sebagai wujud kasih-sayang Tuhan bagi seluruh makhluk > yang akhir-akhir ini seperti dibantah oleh aksi-aksi beberapa kelompok > umat Islam sendiri, bisa terwujud sebagaimana mestinya. > > > > âPesan al-Qurâan memang luar biasa, sebesar kesadaran manusia sendiri. > Kalau kesadaran manusianya barbarian, apalagi (al-Qurâan) hanya dibaca > untuk pembenaran berkelahi,â ungkap Moeslim Abdurrahman, maka Islam > tidak akan bisa menjadi rahmat bagi seluruh makhluk-Nya. Dan, âSetiap > dakwah yang bertentangan dengan prinsip-prinsip al-Qurâan (hikmah, > peringatan yang baik, perdebatan yang lebih baik), adalah dakwah yang > salah. Para ulama dan intelektual wajib mengingatkan pelaku dakwah yang > demikian, dan jika mereka menolak maka pemerintah wajib menangkap dan > menghukum mereka sesuai dengan aturan yang berlaku,â jelas Syeikh > al-Akbar al-Azhar, Dr. Muhammad Sayid Thanthawi, salah seorang > narasumber dan penasehat program Lautan Wahyu. > > > > Buku dan seri TV/video ini menegaskan pentingnya melestarikan > nilai-nilai luhur agama, tradisi dan budaya bangsa yang santun serta > toleran, dan sekaligus menyajikan counter teologis atas idiom-idiom dan > term-term keagamaan yang selama ini sering digunakan oleh gerakan > extremis transnasional untuk merekrut simpati dan dukungan dari umat > Islam, seperti dakwah, amar maârûf nahy munkar, Khilafah Islamiyah, dan > lain-lain. Secara khusus, dalam buku ini juga dilampirkan dokumen SKPP > Muhammadiyah No. 149/Kep/I.0/ B/2006 yang merupakan keputusan untuk > membela diri dari infiltrasi partai politik seperti PKS, dan Keputusan > Majlis Bahtsul Masaâil NU bahwa Khilafah Islamiyah maupun negara Islam > tidak mempunyai rujukan teologis baik di dalam al-Qurâan maupun hadits. > Dokumen-dokumen ini adalah peringatan tegas dan kuat bahwa gerakan > transnasional yang mengancam Pancasila, UUD 1945, dan NKRI, serta > praktik dan tradisi keberagamaan bangsa Indonesia. > > > > Usaha untuk mengatasai ancaman ini harus dilakukan secara damai dan > bertanggung jawab, khususnya melalui pendidikan dan pembinaan kebebasan > beragama dan berkeyakinan. Maka tanpa mengesampingkan pentingnya > pembangunan ekonomi, pengelolaan pendidikan dan aspek-aspek keagamaan > yang mengutamakan tradisi dan budaya bangsa Indonesia berdasarkan > nilai-nilai luhur agama, dalam jangka panjang merupakan hal yang sangat > penting bagi bangsa Indonesia. > > > > Buku Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di > Indonesia dalam bentuk e-book dapat diperoleh secara gratis melalui > www.bhinnekatunggal ika.org > > > Nama baru untuk Anda! > > Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan > @rocketmail. > > Cepat sebelum diambil orang lain! > > > > > > __._,_..___ > > > > > > > > > Messages in this topic (1) > > > > Reply (via web post) > | > > Start a new topic > > > > > Messages > | Files > | Photos > | Links > | Database > | Polls > > | Calendar > > > > > > > > Kunjungi Website Resmi Pondok Pesantren Al-Amien > > http://www.al-amien.ac.id > > > > Kunjungi website Qalam Online > > http://www.qalam.or.id > > > > Post Berita atau Artikel, Pasang Iklan Baris, Forum Diskusi de el el semuanya > gratis.... Segera.... > > Kami butuh suntikan dana, kalau ada yang ingin beramal hubungi red.qa...@... > > > > > > > > > > > > > > > Change settings via the Web (Yahoo! ID required) > > Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch > format to Traditional > > > > Visit Your Group > | > > Yahoo! Groups Terms of Use | > > Unsubscribe > > > > > > > > > > > > > > > > > Recent Activity > > > > > > > > > > Visit Your Group > > > > > > Give Back > Yahoo! for Good > Get inspired > by a good cause. > > > Y! Toolbar > Get it Free! > easy 1-click access > to your groups. > > > Yahoo! Groups > Start a group > in 3 easy steps. > Connect with others. > > > > > > . >