Diriwayatkan dari Ibnu Majah : Tahkah
kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun
keburukan? "Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah
pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi,
sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi
orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan"

perbedaan itu boleh saja, tapi kalau akhirnya berujung saling menjatuhkan dan 
merasa paling baik, saya sependapat dengan saudara abu ikrom, alangkah baiknya 
kalau kita saling membahu dan membatu, perbedaan boleh ada tapi jangan sampai 
menjatuhkan, apalagi sampai memutuskan tali silatur rahmi, na'udzubillah.. 
karena pada dasarnya tak ada yang paling jelek maupun paling bagus di dunia 
ini, tak ada yang paling benar dan yang paling salah...

ada sebuah kisah....
Siapa paling jelek ??!

      
      Ada suatu kisah seorang santri yg menuntut ilmu pada
      seorang Kyai. Bertahun-tahun telah ia lewati hingga sampai pada suatu
      ujian terakhir. Ia menghadap Kyai untuk ujian tersebut. "Hai Fulan,
      kau telah menempuh semua tahapan belajar dan tinggal satu ujian, kalau
      kamu bisa menjawab berarti kamu lulus ", kata Kyai. "Baik pak
      Kyai, apa pertanyaannya ?" "Kamu cari orang atau makhluk yang
      lebih jelek dari kamu, kamu aku beri waktu tiga hari ". Akhirnya
      santri tersebut meninggalkan pondok untuk melaksanakan tugas dan mencari
      jawaban atas pertanyaan Kyai-nya.
      Hari pertama, sang santri bertemu dengan si Polan
      pemabuk berat yg dapat di katakan hampir tiap hari mabuk-mabukan. Santri
      berkata dalam hati, " Inilah orang yang lebih jelek dari saya. Aku
      telah beribadah puluhan tahun sedang dia mabuk-mabukan terus ".
      Tetapi sesampai ia di rumah, timbul pikirannya. "Belum tentu,
      sekarang Polan mabuk-mabukan siapa tahu pada akhir hayatnya Alloh memberi
      Hidayah (petunjuk) dan dia Khusnul Khotimah dan aku sekarang baik banyak
      ibadah tetapi pada akhir hayat di kehendaki Suul Khotimah,bagaimana ? Dia
      belum tentu lebih jelek dari saya.
      Hari kedua, santri jalan keluar rumah dan ketemu dengan
      seekor anjing yg menjijikan rupanya, sudah bulunya kusut, kudisan dsb.
      Santri bergumam, " Ketemu sekarang yg lebih jelek dari aku. Anjing
      ini sudah haram dimakan, kudisan, jelek lagi " . Santri gembira
      karena telah dapat jawaban atas pertanyaan   gurunya. Waktu akan
      tidur sehabis 'Isya, dia merenung, "Anjing itu kalau mati, habis
      perkara dia. Dia tidak dimintai tanggung jawab atas perbuatannya oleh
      Alloh, sedangkan aku akan dimintai pertanggung jawaban yg sangat berat yg
      kalau aku berbuat banyak dosa akan masuk neraka aku. "Aku tidak lebih
      baik dari anjing itu.
      Hari ketiga akhirnya santri menghadap Kyai. Kyai
      bertanya, "Sudah dapat jawabannya muridku ?" "Sudah
      guru", santri menjawab. " Ternyata orang yang paling jelek
      adalah saya guru". Sang Kyai tersenyum, "Kamu aku nyatakan
      lulus".
      Pelajaran yg dapat kita petik adalah: Selama kita masih
      sama-sama hidup kita tidak boleh sombong/merasa lebih baik dari
      orang/mahkluk lain. Yang berhak sombong adalah Allah SWT. Karena kita
      tidak tahu bagaimana akhir  hidup kita nanti. Dengan demikian maka
      kita akan belajar berprasangka baik kepada orang/mahkluk lain yg sama-sama
      ciptaan Allah.


         
        
        








        


        
        


      Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! 
memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

Kirim email ke