Catatan Laluta:
 
 ... Menjelang kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Maret lalu, Presiden Yudhoyono pernah mengungkapkan, "I don't care with my popularity." (Saya tidak peduli dengan popularitas saya)...[suarakarya-online.com,12/09/05]
 
... "Rupiah Masih Melemah, BBM Diusulkan Naik Akhir September" [suarapembaruan.com,29/08/05]
 
...kata Kalla “Kan tidak semua masyarakat yang menolak (kenaikan harga BBM),” ...Interval kenaikan harga minyak ini, kata Kalla, akan berkisar 50 hingga 80 persen...(tempointeraktif.com,18/09/2005)
 
Kita masih ingat fenomena demonstrasi berkelanjutan yang dilakukan oleh elemen bangsa, seperti mahasiswa dan masyarakat umum setiap kali pemerintah melahirkan kebijakan menaikkan harga BBM. Mereka turun ke jalan-jalan menuntut keadilan sebagai dampak kenaikan harga BBM yang dirasakan sangat memberatkan hidup keseharian rakyat.
 
Untuk itu saya sajikan ekspresi dan refleksi diri dari karya puisi Fadjar Sitepu, berjudul Hentikan Tindakan Ta Semena mena, juga berita dari Pikiran Rakyat, tgl. 20 september 2005 berjudul "Lagi, Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM"
 
La Luta Continua!
 
***
 
HENTIKAN TINDAKAN TAK SEMENA MENA
 ----------------------------------------------------------------------
 
Rumah ini rumah kita
dibangun dan dihuni selama setengah abad
dan mereka kapitalis  kapitalis kota
bagai mendung menutup matahari
bersekutu dengan tikus  tikus pengadilan negeri
menggusur dan memusnahkan rumah rumah
rakyat miskin kota.
 
Wahai seluruh rakyat Indonesia
lantangkan suara adil  dan manusiawi
hentikan tindakan tak semena mena
menggusur dan memusnahkan rumah rumah
rakyat miskin kota.
 
Hei penguasa negeri
sudah butakah matamu
sudah tulikah kupingmu
hentikan tindakan tak semena mena
pelanggaran hak azasi umat manusia
menggusur dan memusnahkan rumah rumah
rakyat miskin kota
yang seharusnya kau bela.
 
Tak ada jalan lain
wahai seluruh rakyat Indonesia
bersatu dan berjuang
lorot kekuasaan penguasa negeri
yang menindas kehidupan layak rakyat
membela kapitalis kapitalis jahat
tak gentar , tak gentar
ayo terus maju.
 
Fadjar Sitepu, Swedia - September 2005.
 
***
 
 
Selasa, 20 September 2005
 
Lagi, Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM
 
Aksi di Jln. Tamansari Diwarnai Pembakaran Ban Bekas BANDUNG, (PR).- Unjuk rasa Forum Mahasiswa Unisba (FMU) menentang rencana kenaikan harga baban bakar minyak (BBM) diwarnai pembakaran ban bekas di tengah Jln. Tamansari, Senin (19/9).
 
Akibatnya, lalu lintas macet total hampir setengah jam, sehingga pengguna jalan berputar arah. PULUHAN mahasiswa Unisba yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Unisba menentang rencana kenaikan harga BBM dengan membakar ban-ban bekas di tengah Jalan Taman Sari Bandung, Senin (19/9).
 
Akibat aksi mereka, arus lalu lintas di Jalan Taman Sari pun mengalami kemacetan.*SARNAPI/"PR" Aksi mahasiswa di tengah-tengah Munas Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam (BKS-PTIS) di Aula Unisba itu dimulai sekira pukul 9.30 WIB. Puluhan mahasiswa bergerombol di depan pintu gerbang masuk kampus Unisba dengan menyebarkan pernyataan berisi penolakan FMU atas rencana kenaikan harga BBM.
 
Menurut koordinator FMU, Brata, 1 Maret lalu masyarakat sudah ditimpa musibah dengan kenaikan BBM sampai 30%. "Belum genap setahun, pemerintah akan menaikkan lagi harga BBM pada Oktober mendatang sebesar 50% bahkan kemungkinan sampai 80%," katanya. Unjuk rasa yang awalnya hanya orasi sekira pukul 10.30 WIB diwarnai dengan pembakaran dua ban bekas di tengah-tengah Jln Tamansari yang padat.
 
Awalnya pengunjuk rasa masih memberi ruang bagi kendaraan dari arah Jln Purnawarman untuk melintasi, sedangkan kendaraan dari arah Jln. Wastukencana tidak bisa sama sekali. Pengguna jalan terutama pengendara mobil lebih memilih memutar di depan kampus Unpas kembali ke Jln. Wastukencana. Namun, kendaraan dari arah Jln. Purnawarman terjebak kemacetan setelah mahasiswa menutup Jln Tamansari.
 
Petugas Polwiltabes Bandung yang mencoba bernegosiasi dengan pengunjuk rasa agar membuka jalan bagi kendaraan sempat bersitegang. Namun, Pembantu Rektor I Unisba Dr. H. Soeparno Satira dan dosen Unisba H. Adang Tsauri, menjamin unjuk rasa akan berakhir ketika azan dzuhur berkumandang. Janji mahasiswa dipenuhi. Lima menit sebelum azan, pengunjuk rasa mulai berdoa dan tak lama kemudian membubarkan diri dengan tertib.
 
Petugas kemudian membersihkan sisa-sisa pembakaran ban bekas sehingga lalu lintas kembali normal. Aksi KAMMI Aksi penolakan rencana kenaikan harga BBM dan menuntut penyediaan biaya pendidikan yang terjangkau rakyat miskin juga digelar Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Bandung, di halaman Gedung Sate Bandung, Senin (19/9).
 
Aksi yang dilakukan massa mahasiswa tersebut, diwarnai dengan simbolisasi yang menunjukkan kegetiran hidup rakyat akibat melonjaknya berbagai harga kebutuhan pokok. Hal itu juga sebagai wujud kesedihan masyarakat Indonesia atas rencana kenaikan harga BBM. Sambil mengacung-acungkan pamflet yang mengecam pemerintah, mahasiswa juga melakukan aksi orasi dan membacakan tuntutan kepada pemerintah.
 
Koordinator aksi KAMMI Bandung, Didi Rahmad Suhardi Nazar, menyampaikan tuntutan mereka. Pertama, mempercepat proses reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu khususnya tim ekonomi. KAMMI juga minta pemerintah agar mempercepat proses pemulihan ekonomi, dengan kebijakan-kebijakan konkret nonkonservatif dan tidak pro-IMF. Mereka juga menolak kenaikan harga BBM karena belum ada infrastruktur dan teknis yang jelas dari pelaksanaan kompensasi subsidi BBM.
 
"Tim ekonomi Presiden SBY tidak mumpuni, karena banyak hal terlewat dan tidak diberi perhatian, seperti audit Pertamina menyangkut pemotongan subsidi, mark up volume penjualan yang mengakibatkan kerugian dan kebocoran kas negara.
 
Selain itu, pemerintah juga tidak transparan dalam perhitungan harga pokok BBM," ujar Didi. Dia mengatakan, dana kompensasi yang dijanjikan Maret 2005, sampai saat ini tidak jelas dan ketika pemerintah akan menaikkan kembali harga BBM awal Oktober nanti, pemerintah kembali menjanjikan mengucurkan dana kompensasi.
 
 "Kita rakyat Indonesia tidak ingin kembali dikelabui. Kita akan bergerak bersama menolak rencana pemerintah. Yang lebih ironis, pemerintah selalu berkata peduli terhadap nasib rakyat tetapi kebijakan ekonomi yang dibuat semakin menyengsarakan rakyat," tegasnya. Kasus tanah Sementara itu, pada aksi unjuk rasa lainnya, puluhan massa yang tergabung dalam Forum Warga Pilar Tertindas (Fowapti) mengusung agenda yang mendesak DPRD Jabar mendukung secara tertulis perjuangan hak warga Kampung Pilar, Kec. Cikarang, Kab. Bekasi.
 
Mereka juga mendesak Pengadilan Tinggi (PT) Jabar mengadili mafia tanah yang telah merampas hak tanah warga Pilar. Menurut keterangan salah seorang pengunjuk rasa, Ahmad, tanah Kampung Pilar semula hanya dihuni enam kepala keluarga (KK). Kini, telah dihuni 400 KK atau sekira 4.000 jiwa. Sejak 1971, warga sudah tinggal di sana dengan kepemilikan tanah berdasarkan pada kikitir (surat tanah--red.) desa setempat, karena statusnya sebagai tanah adat. Belakangan, ada klaim dari pihak desa bahwa warga harus pergi.(A-64/A-71)***

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme !
******Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong (isi to...saja)ke:
        [EMAIL PROTECTED] (langganan)
        [EMAIL PROTECTED] (keluar)
Site: http://come.to/indomarxist




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke