Mana yang paling bergengsi :
1. Exxon
2. Mobil-Oil
3. British Petroleum
4. Petronas
5. China Petroleum
6. Texasco
atau
7. Pertamina
 
orang Malasyia pasti bilang Petronas, orang Cina bilang China Petroleum.
Petronas jadi salah satu pemilk Sauber (Tim F1).
 
Jadi bagaimana kita yg notabene orang Indonesia, memandang Pertamina, bergensi gak ?
apakah ada niat membuat Pertamina menjadi bergengsi ?
kalau pemerintah sendiri gak ada niat spt itu memang susah ya.

Note: forwarded message attached.


Yahoo! for Good
Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.

Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme !
******Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong (isi to...saja)ke:
        [EMAIL PROTECTED] (langganan)
        [EMAIL PROTECTED] (keluar)
Site: http://come.to/indomarxist




SPONSORED LINKS
Indonesia visa Indonesia phone card Indonesia calling card
Indonesia travel Indonesia Indonesia hotel


YAHOO! GROUPS LINKS




--- Begin Message ---
maaf ya buat yang sudah pernah baca sebelumnya..
 
Terjajah ExxonMobil di Cepu

Oleh:
Kwik Kian Gie
Kali ini saya tidak akan membahas tentang pengertian subsidi -apakah itu sama dengan uang tunai yang harus keluar atau tidak- dan hal-hal teknis lain seperti itu.

Saya akan membahas tentang negara kaya yang menjadi miskin kembali karena terjerumus ke dalam mental kuli yang oleh
penjajah Belanda disebut mental inlander. Mental para pengelola ekonomi sejak 1966 yang tidak mengandung keberanian sedikit pun, yang menghamba, yang ngapurancang ketika berhadapan dengan orang-orang bule.

Ibu pertiwi yang perut buminya mempunyai kandungan minyak sangat besar dibanding kebutuhan nasionalnya, setelah 60 tahun
merdeka hanya mampu menggarap minyaknya sendiri sekitar 8 persen. Sisanya diserahkan kepada eksplorasi dan eksploitasi perusahaan-perusahaan asing.

Apa pekerjaan dan sampai seberapa jauh daya pikir para pengelola ekonomi kita sejak merdeka sampai sekarang? Istana
Bung Karno dibanjiri para kontraktor minyak asing yang sangat berkeinginan mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak bumi di Indonesia. Bung Karno menugaskan Chairul Saleh supaya mengizinkannya hanya sangat terbatas.

Putrinya, Megawati, bertanya kepada ayahnya, mengapa begitu? Jawaban Bung Karno kepada putrinya yang baru berumur 16 tahun,
"Nanti kita kerjakan sendiri semuanya kalau kita sudah cukup
mempunyai insinyur-insinyur sendiri."

Artinya, Bung Karno sangat berketetapan hati mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak oleh putra-putri bangsa Indonesia sendiri. Mengapa sekarang hanya sekitar 8 persen?

Lebih menyedihkan ialah keputusan pemerintah memperpanjang kerja sama dengan Exxon Mobil (Exxon) untuk blok Cepu selama 20 tahun sampai 2030. Begini ceritanya. Exxon membeli lisensi dari Tommy Soeharto untuk mengambil minyak dari sebuah sumur di Cepu yang kecil. Exxon lalu melakukan eksplorasi tanpa izin. Ternyata ditemukan cadangan dalam sumur yang sama sebanyak 600 juta barel.

Ketika itu Exxon mengajukan usul untuk memperpanjang kontraknya sampai 2030. Keputusan ada di tangan Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP). Dua dari lima anggota menolak. Yang satu menolak atas pertimbangan yuridis teknis. Yang lain atas pertimbangan sangat prinsipil.

Dia sama sekali tidak mau diajak berargumentasi dan juga sama sekali tidak mau melihat angka-angka yang disodorkan Exxon
beserta para kroninya yang berbangsa Indonesia.

Mengapa? Karena yang menjadi pertimbangan pokoknya, harus dieksploitasi bangsa Indonesia sendiri, yang berarti bahwa Exxon pada 2010 harus hengkang, titik. Alasannya sangat mendasar, tetapi formulasinya sederhana. Yaitu, bangsa yang 60 tahun merdeka selayaknya, semestinya, dan seyogianya mengerjakan sendiri eksplorasi dan eksploitasi minyaknya. Bahkan, harus melakukannya di mana saja di dunia yang dianggap
mempunyai kemungkinan berhasil.

Menurut peraturan yang berlaku (sebelum Pertamina berubah menjadi Persero), kalau DKPP tidak bisa mengambil keputusan
yang bulat, keputusan beralih ke tangan presiden. Maka, bola ada di tangan Presiden Megawati Soekarnoputri. Beliau tidak mengambil keputusan, sehingga Exxon kalang kabut. Exxon mengirimkan executive vice president-nya yang langsung
mendatangi satu anggota DKPP yang mengatakan "pokoknya
tidak".

Dia mengatakan, sejak awal sudah ingin bertemu satu orang anggota DKPP ini yang berinisial KKG, tetapi dilarang
kolega-koleganya sendiri. KKG tersenyum sambil mengatakan karena para koleganya masih terjangkit mental inlander.

Lalu dia berargumentasi panjang lebar dengan mengemukakan semua angka betapa Indonesia diuntungkan. KKG menjawab bahwa kalau dia ngotot sampai seperti itu, apa lagi latar belakangnya kalau dia tidak memperoleh untung besar dari perpanjangan kontrak sampai 2030? Karena itu, kalau mulai
2010, sesuai kontrak, Exxon harus hengkang dan seluruhnya dikerjakan Pertamina, semua laba yang tadinya jatuh ke tangan
Exxon akan jatuh ke tangan Indonesia sendiri.

Lagi pula, KKG menjelaskan bahwa sudah waktunya belajar menjadi perusahaan minyak dunia seperti Exxon. KKG bertanya
kepadanya, "Bukankah kami berhak mulai merintis supaya menjadi Anda di bumi kita sendiri dan menggunakan minyak yang ada di dalam perut bumi kita sendiri?"

Eh, dia mulai mengatakan tidak bisa mengerti bagaimana
orang berpendidikan Barat bisa sampai seperti itu tidak
rasionalnya! Jelas KKG muntap dan mulai memberi kuliah panjang lebar bahwa orang Barat sangat memahami dan menghayati tentang apa yang dikatakan EQ, dan bukan hanya IQ. Apalagi, kalau dalam hal blok Cepu ini ditinjau dengan IQ juga mengatakan
bahwa mulai 2010 harus dieksploitasi oleh Indonesia sendiri.

Bung Karno juga berpendidikan Barat dan sejak awal beliau mengatakan, "Man does not live by bread alone." Dalam hal blok
Cepu, dua argumen berlaku, yaitu man does not live by bread alone, dan diukur dengan bread juga menguntungkan Indonesia, karena laba yang akan jatuh ke tangan Exxon menjadi labanya Pertamina.

Pikiran lebih mendalam dan bahkan dengan perspektif jangka
panjang yang didasarkan materi juga mengatakan bahwa sebaiknya blok Cepu dieksploitasi oleh Pertamina sendiri. Mengapa?

Jawabannya diberikan oleh mantan Direktur Utama Pertamina Baihaki Hakim kepada Menko Ekuin ketika itu bahwa Pertamina adalah organisasi yang telanjur sangat besar. Minyak adalah komoditas yang tidak dapat diperbarui. Penduduk Indonesia bertambah terus seiring dengan bertambahnya konsumsi.

Kalau sekarang saja terlihat bahwa konsumsi nasional sudah lebih besar daripada produksi nasional, di masa mendatang
kesenjangan ini menjadi semakin besar, dan akhirnya organisasi
Pertamina yang demikian besar itu akan dijadikan apa?

Apakah hanya menjadi perusahaan dagang minyak, dan apakah akan mampu berdagang saja dalam skala dunia, bersaing dengan the
seven sisters? Maka visi jangka panjang Baihaki Hakim, mumpung masih lumayan cadangannya, sejak sekarang mulai go international dan menggunakan cadangan minyak yang ada untuk sepenuhnya menunjang kebijakannya yang visiuner itu.

Menko Ekuin ketika itu memberikan dukungan sambil mengatakan, "Pak Baihaki, saya mendukung sepenuhnya. Syarat mutlaknya ialah kalau Anda ingin menjadikan Pertamina menjadi world class company, Anda harus juga memberikan world class salary kepada anak buah Anda."

Sang Menko Ekuin keluar dari kabinet Abdurrahman Wahid. Setelah itu dia kembali ke kabinet sebagai kepala Bappenas dan ex officio menjabat anggota DKPP. Maka pikirannya masih dilekati visi jangka panjangnya Pak Baihaki Hakim dan kebetulan direktur utama Pertamina ketika itu juga masih
Pak Baihaki Hakim. Tetapi, kedudukan kita berdua sudah
sangat lemah, karena dikreoyok para anggota DKPP dan anggota direksi lain yang mental, moral, dan cara berpikirnya sudah kembali menjadi inlander.

Baihaki Hakim yang mempunyai visi, kemampuan, dan telah berpengalaman 13 tahun menjabat direktur utama Caltex Indonesia langsung dipecat begitu Pertamina menjadi persero. Alasannya, kalau diibaratkan sopir, dia adalah sopir yang baik untuk mobil Mercedes Benz. Sedangkan yang diperlukan buat Pertamina adalah sopir yang cocok untuk truk yang bobrok.
Bayangkan, betapa inlander cara berpikirnya. Pertamina diibaratkan truk bobrok. Caltex adalah Mercedez Benz. Memang sudah edan semua.

Ada tekanan luar biasa besar dari pemerintah Amerika Serikat di samping dari Exxon. Ceritanya begini. Dubes AS ketika itu,
Ralph Boyce, sudah membuat janji melakukan kunjungan kehormatan kepada kepala Bappenas, karena protokolnya begitu. Tetapi, ketika sang Dubes tersebut mendengarkan pidato sang kepala Bappenas di Pre-CGI meeting yang sikap, isinya pidato, dan nadanya bukan seorang inlander, janjinya dibatalkan.

Eh, mendadak dia minta bertemu kepala Bappenas. Dia membuka pembicaraan dengan mengatakan akan berbicara tentang Exxon. Kepala Bappenas dalam kapasitasnya selaku anggota DKPP mengatakan bahwa segala sesuatunya telah dikemukakan kepada executive vice president-nya Exxon, dan dipersilakan berbicara saja dengan beliau.

Sang Dubes mengatakan sudah mendengar semuanya, tetapi dia hanya melakukan tugasnya. "I am just doing my job". Kepala
Bappenas mengatakan lagi, "Teruskan saja kepada pemerintah Anda di Washington semua argumen penolakan saya yang diukur dengan ukuran apa pun, termasuk semua akal sehat orang-orang Amerika pasti dapat diterima."

Kepala Bappenas keluar lagi dari kabinet karena adanya pemerintahan baru, yaitu Kabinet Indonesia Bersatu, dan Exxon
menang mutlak. Ladang minyak di blok Cepu yang konon cadangannya bukan 600 juta barrel, tetapi 2 miliar barrel, oleh para inlander diserahkan kepada Exxon penggarapannya.

Saya terus berdoa kepada Bung Karno dan mengatakan, "Bung Karno yang saya cintai dan sangat saya hormati. Janganlah gundah dan gelisah, walaupun Bapak sangat gusar. Istirahatlah dengan tenang. Saya juga sudah bermeditasi di salah satu vihara untuk menenangkan hati dan batin saya. Satu hari nanti rakyat akan bangkit dan melakukan revolusi lagi seperti
yang pernah Bapak pimpin, kalau para cecunguk ini sudah dianggap terlampau lama dan terlampau mengkhianati rakyatnya
sendiri."

*) Mantan Menteri Negara PPN/kepala Bappenas

-------------------------------------------------------
semoga bisa menjadi renungan,

 


Yahoo! for Good
Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
--- End Message ---

Kirim email ke