maaf...kalau saya lancang ikut nimbrung dalam milist kawan2, namun ini juga bagian dari keresahan....
rasanya. robek selaput telinga kita mendengar janji-janji para penguasa bangsa ini...tetapi toh tetap saja itu hanya menjadi oral kepentingan pragmatis.
tapi krisis kepercayaan kita tidak hanya kepada mereka, slogan-slogan idealisme dari sebagian aktivis kita. entah itu revolusi, penciptaan pemerintahan bersih atau mengatasnamakan rakyat. coba kita kembali kepada prilaku keseharian para aktivis (yang katanya revolusioner), malah tidak sama sekali menggambarkan citra idealisme mereka. lantas mau revolusi apa? apa kita siap mengambil alih kekuasaan, sedang kita belum bisa melakukan perubahan pada prilaku diri kita sendiri?


ghozy21 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
--- In indo-marxist@yahoogroups.com, wahyu wibowo <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>maaf juga....
ngikuti berbincangan bapak-bapak saya jadi terbawah pada satu
suasana obrlolan dalam kelas kuliah saya bebrapa hari kemarin. di
tengah-tengah perdebatan yang sedang ganyeng, berdiskusi prihal
nasionalisme keindonesiaan. seorang teman nylethuk "adalah takdir
yang telah menjadikan kita menjadi orang Indonesia,sama seperti
tidak adanya pilihan bagi kita untuk memilih antara dilahirkan dari
kandungan seorang ibu ndeso atau dari seorang Desi ratnasari, yang
jelasa akan berimplikasi lain dalam menapak hidup ini".
seorang teman menindih " ya namun demikian kita harus membincang
dengan serius mengapa kata Indonesia bisa begitu kuat menyatukan
perasaan kita. bahkan ketika salah satu dari kita di hinakan kita
tidak bisa menerima hanya karena sekedar nasionalisme indonesia yang
bagi saya absurd?"
"sebenarnya yang menyatukan kita bukan itu. tapi konstruksi mereka
yang penuh konspirasi sehingga indionesia dibelit utang pada mereka,
dan itu harus dibayar. nah UTANG ITULAH yang menyatukan kita dan
memaksa indonesia ini harus tetap ada bukan NASIONALISME LAGI yang
ABSURD SEPERTI BEN ANDERSEN BILANG."sangga teman pertama yang masih
dengan nada slengeaan.
bagi saya kalau memang kenyataannya kita ini bangsa yang hidup
diatas tanah sebuah negara yang penyakit korupsinya akut, dan
utangnya segunung uhud...ngapain kita harus malu mengakuinya, apa
kita mau menjadi bangsa pemalu seperti seorang takmir yang menutup
debu kotor di bawah karpet permadanib sekali dibuka para jamaahnya
sepontan betuk-batuk dan menutup hidung karena takut influensa???
yang tepenting adalah bagaimana kita bersama-sama CANCUT TALIWONDO
memerangi keduanya. bila perlu seperti teman saya bilang, gak
apa..saatnya melahirkan pancasila dari kandungan batin KETUHANAN
YANG MAHA ESA, yang sering di salah tafsir menjadi legitimasi
intimidasi kelompok tertentu. dengan mengimplementasikan KEADILAN
SOSIAL BAGU SELURUH RAKYAT INDONESIA, BUKAN BAGI KONGLOMERAT APALAGI
POLITISI PENJILAT YANG SERING MEMBUAT RAKYAT MAKIN MELARAT
salam moga kita bisa menjadi teman diskusi lanjut......
 
> maaf sebelumnya..........
>   
>   apa memang benar negara kita adalah negaranya koruptor / maling?
berarti apakah anda maling juga? apakah anda salah satu dari maling
itu?
>   
>   republik ini adalah republik yg paling tercinta. dan saya tidak
pernah jadi ato kepingin jadi maling.
>   
>   yang jelas selain ngumpulin kliping2 gak bermutu  semoga anda
sudah melakukan sesuatu yang nyata untuk tetangga anda minimal. apa
sudah melihat bagaimana anak pembantu anda mendapat pendidikan yang
layak?
>   apakah anda sudah mengajari anak anda tuk berbagi dengan
sesama???
>   
>   bagaimana bisa kita maju kalo cuman jadi komentator semua.....
>   
>   masih banyak tkw yang tertipu, masih banyak buruh tani yang tak
menerima upah karena hutang sudah mencekik leher, masih banyak
pembabatan hutan.
>   
>   itu semua salah kita.
>   
>   yang tidak pernah mau tahu dengan lingkungan. ketika tahu pun
paling banter cuman jadi komentator.
>   
>   do something for our lives, our homeland , and for indonesia.
>   
>   lets make indonesia the better place.
>   
>   salam..............
>  
>
> Umar Said <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>       Catatan A. Umar Said
>   
>   (Tulisan ini ini juga disajikan dalam website
>   http://perso.club-internet.fr/kontak)
>   
>     
>                       REPUBLIK INDONESIA ADALAH
>                       NEGARANYA PARA MALING
>   
>   
>    Barangkali, bagi banyak orang, pernyataan Presiden SBY bahwa
Indonesia memerlukan waktu sekitar 15 tahun untuk mewujudkan
kehidupan masyarakat yang benar-benar bersih dari praktik korupsi
(Media Indonesia, 19 November 2005)  adalah bukti yang gamblang
sekali  bahwa korupsi betul-betul sudah merupakan penyakit amat
parah bagi negara dan bangsa. Keterlaluan, 15 tahun lagi korupsi
baru bisa dihabisi. Dan itu pun masih belum tentu ! Jadi, berapa
lagi uang rakyat yang akan dicuri oleh  para maling atau penjahat
itu?
>   Pernyataan tersebut, yang disampaikan Presiden di hadapan
sekitar 500 warga masyarakat Indonesia di Busan, Korea Selatan,
menggarisbawahi ucapannya beberapa bulan yang lalu, yang
berbunyi : « Alangkah malunya bila Indonesia sebagai bangsa yang
mayoritas beragama Islam dan merupakan negara muslim terbesar di
dunia tetapi angka korupsinya juga tertinggi di dunia » (Jawapos 4
Juli 2005)
>   Presiden mengatakan saat ini pemerintah benar-benar serius dalam
memberantas praktik-praktik korupsi dan sudah banyak pejabat seperti
gubernur, bupati, maupun walikota, dan anggota DPR yang diperiksa
sehubungan dengan dugaan tindak pidana korupsi (masih menurut Media
Indonesia, 19 November 2005)
>   
>   KORUPTOR ADALAH PENJAHAT DAN PENGKHIANAT
>   Penyataan Presiden bahwa korupsi baru bisa dihabisi 15 tahun,
dan juga bahwa kita malu sebagai negara yang penduduk muslimnya 
terbesar di dunia tetapi angka korupsinya juga tertinggi di dunia,
bisa menyebabkan banyak orang jadi bingung dan bertanya-tanya :
Apakah penyebab utama maka di negara kita  terjadi korupsi yang
begitu parah? Apakah agama Islam sama sekali sudah tidak bisa
diandalkan untuk mencegah korupsi? Apa sajakah yang harus ditempuh
untuk bisa menghabisi korupsi? Apakah korupsi memang tidak mungkin
diberantas? Apakah bangsa Indonesia memang punya kecenderungan untuk
korup? Apakah memang korupsi adalah termasuk kelemahan yang normal
bagi setiap manusia? Apakah "ketidakcukupan" bukannya pendorong
utama untuk korupsi?
>   Apa pun pertanyaan yang diajukan dan apa pun pula jawaban yang
bisa diberikan, satu hal yang sudah jelas bagi semua orang yalah
bahwa negara kita sudah keterlaluan busuknya karena penyakit parah
yang bernama korupsi ini. Bahkan, ada orang yang mengatakan  -
dengan kesal dan geram - bahwa  Republik Indonesia sekarang ini
negara maling. Mungkin saja, didengar sepintas lalu, ungkapan yang
demkian itu terasa agak keterlaluan atau "kebablasan". Tetapi, kalau
diingat betapa sangat banyaknya korupsi yang sudah merajalela secara
ganas  atau melanda secara besar-beasaran di negeri kita, maka 
adalah pantas sekali kiranya kalau orang mengatakan bahwa  Republik
Indonesia adalah negaranya para maling, artinya, negaranya para
penjahat.
>   
>   Supaya lebih jelas dalam pemikiran kita semua, patutlah
ditegaskan bahwa kata "korupsi" adalah dalam bahasa lainnya MALING, 
dan adalah kejahatan. Koruptor adalah dalam bahasa lugunya PENJAHAT.
Karenanya,  boleh dikatakan bahwa negara kita sekarang ini  pada
hakekatnya dikuasai oleh banyak penjahat. Penjahat-penjahat ini
menduduki jabatan-jabatan penting dan terhormat di  (antara lain!) :
Mahkamah Agung, di Sekretariat Negara, di Kementerian Agama, di
Kejaksan Agung dan Kejaksaan Tinggi, di DPR dan DPRD, di Mabes Polri
dan  di Mabes TNI, di banyak kantor Gubernur dan Bupati,  di bank-
bank dan BUMN,  dan instansi-instansi atau badan-badan pemerintahan
sipil dan militer lainnya.
>   
>   Pada hakekatnya, para penjahat besar atau maling besar (atau
koruptor besar  itu) semunya adalah PENGKHIANAT besar rakyat dan
negara. Tegasnya, dan jelasnya, mereka adalah juga pengkhianat
ummat.
>   
>   
>    KASUS BESAR PROBOSUTEDJO
>   
>   Sejak beberapa waktu yang lalu kita semua sudah disuguhi oleh
media pers (dan televisi) Indonesia sebuah cerita bersambung sekitar
kasus besar Probosutedjo, adik tiri mantan presiden Suharto, yang
berkaitan dengan korupsi hutan tanaman industri di Kalimantan
Selatan yang merugikan negara Rp 100,9 miliar. Cerita bersambung ini
menarik dan sekaligus memuakkan atau membikin kita geleng kepala,
karena menyangkut uang suapan yang jumlahnya amat besar  dan juga
menyeret nama orang-orang besar. Menurut Probosutedjo sendiri ia
sudah menghabiskan uang suapan sebanyak Rp 16 miliar
untuk "mengurusi" perkaranya (Jawapos, 12 Oktober 2005). Di antara
nama-nama yang disebut-sebut tersangkut dalam kasus besar ini
terdapat Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan. Sejumlah hakim agung dari
mahkamah yang tertinggi di negara ini telah diperiksa atau ditindak.
>   Pada 30 September lalu KPK telah menangkap Harini Wiyoso
(pengacara Probosutedjo) dan lima pegawai MA. Dari keenam tersangka
kasus suap tersebut, KPK menyita uang US$ 400.000 dan Rp 800 juta.
Uang itu diberikan Harini untuk mengurus perkara di tingkat kasasi
MA.
> Di tingkat pertama Probosutedjo dihukum empat tahun penjara, namun
pengadilan tingkat banding memvonis lebih ringan dua tahun penjara.
Di tingkat kasasi, perkara korupsi Probosutedjo itu ditangani tiga
hakim agung, Bagir Manan, Parman Suparman dan Usman Karim. (Suara
Pembaruan, 14 November 2005)
>   Terlepas dari persoalan bagaimana selanjutnya  kasus besar
Probosutedjo ini nantinya akan berakhir, tetapi perkara ini telah
menunjukkan sebagian wajah yang amat buruk dan praktek-praktek busuk
yang telah menjangkiti – sejak lama sekali ! – dunia hukum dan
peradilan negara kita. Kasus ini juga telah menunjukkan betapa besar
kekuasaan uang  (harap catat: uang haram!) dalam pengambilan
keputusan hukum. Pengacara Probosutedjo mengklaim bahwa uang sebesar
Rp 6,5 miliar telah dibagi-bagikan kepada hakim !
>   
>   KORUPSI DI SEKRETARIAT NEGARA
>   Hal lain yang juga menunjukkan  bahwa korupsi telah berkecamuk
sejak lama di kalangan atas adalah tersiarnya berita bahwa Tim
Koordinasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Timtas Tipikor)
memutuskan mendatangi Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk
mengusut dugaan korupsi di Sekretariat Negara (Setneg).Langkah itu
dilakukan setelah Timtas Tipikor menunggu hasil audit BPK tentang
korupsi di Setneg, tetapi tak kunjung datang.
>   Dari hasil sementara pengusutan korupsi di Setneg, ditemukan
sejumlah petunjuk adanya tindak pidana korupsi. Antara lain soal
pengelolaan lahan di Gelora Bung Karno dan Kemayoran yang menyalahi
prosedur. Misalnya, ada pengalihan lahan menjadi hak milik
seseorang. Selain itu, ditemukan pula adanya penyelewengan dana
penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-50 di Bandung 2004.
>   Pada September silam,  audit BPK tentang dugaan korupsi di
Setneg menyangkut tiga komponen. Yakni yang berkaitan dengan
pengelolaan aset, pengelolaan APBN, dan pengelolaan dana rekanan
Setneg. Belum ada kepastian mengenai besar kerugian negara yang
ditimbulkan oleh penyelewengan penggunaan dana di lembaga itu.
>   Tetapi, Timtas Tipikor telah memperolah data sementara mengenai
dugaan penyelewengan dana penyelenggaraan KAA ke-50 di Bandung
mencapai lebih dari Rp500 juta. (Media Indonesia, 17 November 2005).
>   Kita tunggu saja kelanjutan pengusutan korupsi di Setneg ini.
Seperti diketahui oleh banyak orang, pada masa-masa jayanya Suharto,
kekuasaan Setneg adalah besar sekali, dan karenanya,
penyalahgunaannya juga luar biasa besar sekali. Mabes ABRI dan
Setneg (dan Jalan Cendana) adalah pusat syaraf rejim militer Orde
Baru. Dan itu berlangsung selama 32 tahun. Jadi, tidak bisa
dibayangkan lagi berapa jumlah uang yang telah diselewengkan lewat
Setneg ini, yang memungkinkan banyak jenderal dan tokoh-tokoh Golkar
( !!!)  untuk menumpuk kekayaan haram dengan cara-cara najis.
>   
>   ORDE BARU PERUSAK MORAL BANGSA
>   Kalau kita teliti merajalelanya korupsi yang melanda banyak
sekali bidang dan badan di negara  kita, maka kita akan melihat
dengan jelas bahwa faktor utama penyebabnya adalah, sekali lagi, 
kemerosotan moral atau kebejatan iman. Terutama sekali kemerosotan
moral atau kebejatan iman (atau pembusukan akhlak) di
kalangan "atas" , atau di kalangan tokoh-tokoh pemerintahan,
pimpinan partai politik, tokoh-tokoh agama dan masyarakat.
>   Dan kemerosotan moral, atau kebejatan iman,  atau pembusukan
akhlak ini adalah akibat atau produk rejim militer Orde Baru. Rejim
militer yang dikendalikan secara ketat oleh TNI-AD dan Golkar ini
selama lebih dari 32 tahun telah merusak secara besar-besaran moral
bangsa dalam banyak bidang. Sekarang dapat dilihat dengan jelas
(karena buktinya dapat disaksikan di mana-mana dewasa ini) bahwa,
pada dasarnya, rejim militer Suharto dkk tidak mendidik orang banyak
untuk bermoral baik. Rejim militer Orde Baru telah merusak moral
banyak orang, terutama di kalangan tokoh-tokoh pendukungnya.
>   Banyak sekali tokoh-tokoh Orde Baru (terutama pimpinan TNI-AD
dan Golkar) telah menunjukkan contoh-contoh yang buruk atau negatif
sekali bagi bangsa. Bukan hanya dalam masalah Hak Asasi Manusia
(ingat, antara lain, pembantaian besar-besaran tahun 65), dan
kehidupan demokratis, dan toleransi saja mereka telah memberikan
contoh yang jelek, melainkan juga dalam masalah korupsi. Yang
dipertontonkan oleh keluarga Suharto, sebagai tokoh besar  Orde
Baru,  dan pimpinan utama Golkar ( dan pemimpin tertinggi ABRI)
dalam menumpuk kekayaan haram dengan menyalahgunakan atau
menyelewengkan kekuasaan, adalah contoh buruk sekali bagi bangsa
seluruhnya.
>   
>    PERLUKAH REVOLUSI RAKYAT ?
>   Korupsi ada hubungannya yang erat sekali dengan masalah moral.
Biasanya, sistem pemerintahan atau sistem politik yang baik hanya
bisa diciptakan oleh  - dan dengan – oleh orang-orang yang bermoral
baik pula.  Rejim militer Orde Barunya Suharto dkk selama 32 tahun
lebih telah secara parah sekali mengabaikan pendidikan dan pemupukan
moral bangsa ini. Sebagai akibatnya :  semangat gotong royong
ditinggalkan, kejujuran dalam bekerja menjadi hilang, rasa
pengabdian  kepada kepentingan umum menjadi barang aneh, berbakti
kepada kepentingan rakyat menjadi tertawaan orang, amanat
penderitaan rakyat jadi slogan kosong saja,  bekerja secara tulus
menjadi cemoohan banyak orang, hidup sederhana dan bersih dari
korupsi dianggap sinting atau aneh.
>   Melihat banyaknya kasus korupsi yang sudah menyerang begitu
parah bidang eksekutif, legislatif dan judikatif ini, maka timbul
pertanyaan : apakah korupsi  bisa dibrantas?  Apa bisa 15 tahun
lagi, seperti yang dibayangkan oleh Presiden SBY? Mungkin,
jawabannya yang paling masuk akal adalah : sulit sekali! 
>   
>   Sebab kerusakan moral dan kebejatan iman yang ditimbulkan oleh
rejim militer-nya Suharto dkk selama lebih dari 32 tahun sudah
terlalu luas dan sudah terlalu parah pula. Sekarang ini, boleh
dikatakan bahwa seluruh birokrasi pemerintahan dan berbagai lembaga
sipil dan militer adalah produk Orde Baru. Tidak banyak  - atau
belum banyak -  di antara mereka yang benar-benar tersentuh oleh
reformasi.
>   
>   Dari orang-orang produk Orde Baru ini, terutama dari mereka yang
masih terus mendukung berbagai pola berfikir rejim militer Suharto
dkk (meskipun bekerja di bawah SBY atau presiden lainnya), tidak
bisa diharapkan sikap yang betul-betul mementingkan kepentingan
rakyat dan juga sikap yang benar-benar anti-korupsi.
>   
>   Oleh sebab itu, ada orang-orang yang sudah begitu pesimisnya
tentang pembrantasan korupsi ini, sehingga menurut mereka hanya bisa
ditempuh lewat revolusi rakyat. Menurut mereka, segala kejahatan,
segala kebusukan, dan segala keburukan yang kita saksikan dewasa
ini, yang sebagian besar adalah produk Orde Baru, tidak mungkin -
atau akan lama sekali -  bisa dihilangkan dengan cara apa pun, dan
oleh siapa pun, kecuali oleh revolusi rakyat.
>   
>   Kepada orang-orang yang berpendapat demikian, bisa saja
dikatakan : mungkin, mungkin, kalian benar. Tetapi sabar-sabarlah,
dan jangan buru-buru atau  jangan keburu-nafsu, sebab jalan masih
panjang..............!
>   
>   Paris, 21 November  2005  
>   
>   
>
>
>
> Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun
Sosialisme !
> ******Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong (isi
to...saja)ke:
>         [EMAIL PROTECTED] (langganan)
>         [EMAIL PROTECTED] (keluar)
> Site: http://come.to/indomarxist
>
>
>
>    
> ---------------------------------
>   YAHOO! GROUPS LINKS
>
>    
>     Visit your group "indo-marxist" on the web.
>    
>     To unsubscribe from this group, send an email to:
>  [EMAIL PROTECTED]
>    
>     Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
Service.
>
>    
> ---------------------------------
>  
>
>  
>
>
> Send instant messages to your online friends
http://uk.messenger.yahoo.com
>








Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme !
******Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong (isi to...saja)ke:
        [EMAIL PROTECTED] (langganan)
        [EMAIL PROTECTED] (keluar)
Site: http://come.to/indomarxist




SPONSORED LINKS
Indonesia visa Indonesia phone card Indonesia calling card
Indonesia travel Indonesia Indonesia hotel


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke