saya sangat sepakat sekali dengan Rosa,kesadaran harus
di tumbuhkan dengan gerakan2 massa (tapi bukan berarti
kita memaksakan kesadaran tersebut) harus ada barisan
pelopor untuk hal itu,fungsi dari barisan pelopor
adalah untuk menggalang massa yang sadar kemudian
menggiring massa yang sadar massa aksi (massa yang
sadar) untuk terciptanya suatu revolusi.dan penindasan
kelas saat ini tidak saja ada kelas pemilik modal dan
kelas buruh atau kelas atas dan kelas bawah,saat ini
ada kelas baru yaitu kelas menengah (atau kelas kerah
putih) seperti para menejer2 perusahaan.mereka itu
lebih menindas dari pemilik modal.kapitalisme saat ini
telah merubah bentuknya dengan tampilan yang lebih
"humanis".banyak perusahaan yang menjual saham2nya
kepada kaum pekerja,kenapa demikian?hal itu dilakuan
untuk menghindari perlawanan dari kaum pekerja yang
mereka tindas...karena para pekerja itu menjadi merasa
memiliki perusahaan tesebut,jika para pekerja tersebut
ingin mendapat uang banyak maka mereka harus bekerja
lebih giat lagi.jadi kalo tidak ada yang menyadarkan
mereka (kaum pekerja) maka mereka akan semakin terlena
dengan penindasan tersebut...


saya juga sepakat kalo kelas  pekerja yang menjadi
pemimpin untuk mendobrak dinding kapitalisme,tapi di
Indonesia yang negara agraris ini mayoritas
masyarakatnya adalah petani,jadi kita tidak bisa
memaksakan kaum pekerja tersebut untuk menjadi
pemimpin dalam barisan tersebut.

Marx tidak elitis,saya sepakat sekali.tapi kita tidak
bisa memaksakan ajaran Marx sepenuhnya di
Indonesia.karena Indonesia memiliki kultur dan geo
politik yang berbeda,jadi kita tidak bisa menerapkan
mentah2 semua ajaran marx di Indoneisa. kenapa PKI
gagal di Indonesia?karena merka kurang memahami
kondisi kultural Indonesia....

sekian dulu

sepakat....kita harus berbagi pengetahuan kepada yang
lain,agar kita bisa belajar bersama...

terima kasih

--- kaka_sosialis <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> pada dasarnya pemikiran kita memiliki arah yang
> sama, hampir tidak 
> ada perbedaan yang mendasar. hanya mungkin sudut
> pandang yang kita 
> pakai yang berbeda.
> 
> soal revolusi, Marx tidak terlalu tegas
> mendefinisikannya. seolah-
> seolah kata itu sudah jelas dengan sendirinya.
> demikian juga dengan 
> revolusi itu harus dilakukan. Marx hanya menyatakan
> bahwa kesadaran 
> kelas adalah salah satu syarat mutlak dalam rangka
> memecah revolusi.
> persoalannya kemudian bagaimana kesadaran itu ada,
> dalam artian 
> diciptakan atau biarkan kesadaran itu muncul dengan
> sendirinya. 
> pertanyaan itu tidak pernah dijawab dengan tegas
> oleh Marx, karena 
> pertanyaan itu muncul jauh setelah Marx meninggal.
> 
> pasca Marx terjadi perdebatan sengit di antara para
> Marxis. Lenin 
> mengembangkan konsep kesadaran kelas dan revolusi
> itu dengan konsep 
> partai kader atau sederhananya partai pelopor. jadi,
> Lenin ingin 
> revolusi itu diawali oleh kader partai yang sudah
> dipersiapkan. 
> partai dalam hal ini berfungsi "menyuntikkan"
> kesadaran tersebut. 
> partai juga berfungsi sebagai alat politik untuk
> merebut kekuasaan 
> kaum borjuis di parlemen.
> 
> satu lagi Marxis perempuan, Rosa Luxemburg. ia
> sangat tidak sepakat 
> dengan konsep yang dikembangkan oleh Lenin.
> menurutnya kesadaran 
> kelas itu tidak bisa jika harus dipaksakan ada.
> kesadaran itu harus 
> muncul karena kondisi ketertindasan. 
> 
> selanjutnya, Rosa mengatakan bahwa kehancuran
> kapitalisme memang 
> sebuah keniscayaan (mungkin yang Rosa katakan hampir
> sama dengan yang 
> anda maksud). tapi, bukan berarti berdiam diri
> sambil menunggu detik-
> detik kehancurannya bukanlah sikap yang tepat.
> menurutnya, kesadaran 
> itu ditumbuhkan melalui berbagai gerakan massa, aksi
> sosial.
> 
> soal siapa yang harus melakukan revolusi, Marx cukup
> tegas. hanya 
> saja kemudian tetap saja, muncul banyak penafsiran
> atas konsepnya.
> 
> Marx mengatakan bahwa revolusi harus dilakukan
> bersama dalam rangka 
> menumbangkan struktur lama. namun, kaum
> proletar--dalam hal ini kaum 
> buruh--adalah harus yang terdepan guna mendobrak
> benteng kokoh 
> kapitalisme itu. 
> 
> mengapa demikian? ingat...pola hubungan dalam sistem
> kapitalisme 
> adalah pola hubungan antara proletar dan borjuis,
> antara buruh dengan 
> majikan, antara yang tidak punya modal dan yang
> memiliki modal. jadi 
> konfrontasinya yang paling jelas bukan antara kaum
> intelektual atau 
> aktivis (mungkin istilah ini yang anda maksud).
> bukan pula antara 
> kaum kelas menengah dengan kelas atas. karena proses
> eksploitasi 
> dalam kapitalisme hanya terjadi pada kaum buruh.
> artinya, dalam 
> sistem ini kita dapat dengan tegas mengatakan bahwa
> kaum borjuis 
> telah mengambil hak-hak buruh. kekayaan yang
> dimiliki kaum borjuis, 
> kata Marx merupakan hasil rampokan terhadap kaum
> buruh (ingat teori 
> nilai lebih/surplus value)
> 
> ingat juga kata Marx bahwa kapitalisme dikatakan
> matang ketika kelas 
> hanya ada 2, yakni kelas proletar dan borjuis, kelas
> bawah dan atas, 
> pekerja upahan dan pemilik modal. kondisi seperti
> inilah yang kata 
> Marx adalah saat yang paling tepat untuk melancarkan
> revolusi.
> 
> yang saya maksud dalam tulisan ini bukan berarti
> saya ingin melepas 
> tanggungjawab atas kondisi penindasan yang sedang
> terjadi. yang saya 
> maksud juga bukan dalam arti saya tidak merasa
> tertindas. saya juga 
> ingin berjuang bersama-sama rakyat untuk sebuah
> pembebasan. namun, 
> saya tidak ingin mengalami apa yang telah dialami
> oleh petinggi 
> mazhab frankfurt. teorinya tidak laku karena tidak
> menyentuh akar 
> persoalan sebenarnya. mereka terlalu elitis,
> seolah-olah dengan teori 
> yang mereka buat, massa proletar akan sadar dengan
> sendirinya. mereka 
> tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada massa
> proletar. 
> 
> jangan pernah menganggap Marx adalah orang yang
> elitis. jangan pernah 
> mengatakan bahwa ratusan karya Marx yang termasyhur
> itu dihasilkan 
> dari balik meja tulisnya. Marx juga seorang
> organiser (ingat 
> perjuangan Marx dalam Internasionalisme I dan II).
> karya Marx sangat 
> jelas dihasilkan dari proses panjang kontemplasi
> sosial. tidak 
> demikian dengan yang dilakukan oleh mazhab
> frankfurt.
> 
> mengenai penindasan budaya, seperti yang anda maksud
> saya sepakat. 
> tapi saya lebih suka menggunakan istilah penindasan
> ekonomi 
> (maksudnya tetap sama). Marx menjelaskan dalam Das
> Kapital-nya bahwa 
> komoditi yang diproduksi oleh kapitalisme hakikatnya
> bukan untuk 
> kebutuhan manusia, melainkan agar kita mengeluarkan
> uang dari dompet 
> kita untuk selanjutnya membeli komoditi tersebut. 
> 
> Contoh; kita butuh makan. tapi kapitalis memproduksi
> mie instan--
> misalkan--bukan karena mereka tahu kalau kita lapar.
> tapi intinya 
> kita disuruh membeli produknya. dengan demikian
> kapitalis memperoleh 
> untung karena kita telah membeli produknya (teori
> komoditi, laba, 
> nilai lebih, akumulasi modal)
> 
> jadi, sifat konsumtif tercipta karena kapitalis
> terus memproduksi 
> komoditi. kita dipaksa untuk membeli dan bukan
> karena hakikatnya kita 
> butuh. coba kita pikir, tanpa makan mie instan kita
> juga masih bisa 
> hidup kok. tanpa minum Aqua kita juga masih bisa
> minum yang lain. 
> nggak minum Coca-cola kita juga nggak mati kan.
> sekali lagi, 
> intinya/hakikatnya kita disuruh membeli, bukan
> karena kita butuh.
> 
> sekian dulu... kalau ada yang mohon diingatkan.
> kalau ada yang kurang 
> silakan ditambahi. kalau ada yang lebih boleh
> dikurangi. bagi-bagi 
> ilmu, informasi, wawasan, pengetahuan menjadi sebuah
> kewajiban kita 
> semua. ya nggak...???
> 
> salam....

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/vbOolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme !
******Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong (isi to...saja)ke:
        [EMAIL PROTECTED] (langganan)
        [EMAIL PROTECTED] (keluar)
Site: http://come.to/indomarxist
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/indo-marxist/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke