Optimalisasi Otak

Meringankan kerja otak dengan mensinergikan keseluruhan bagian otak





Sebuah kelas pengoptimalisasian otak
digelar di Museum Kelistrikan TMII, Jakarta, tanggal 31 Mei lalu. Kelas dimulai
dengan pemasangan penutup  mata serta
pemukulan kentongan, kemudian para murid diminta untuk mengambil bola dengan
warna tertentu sesuai instruksi mentor. Ajaibnya, mereka dapat mengambil bola
yang diminta dengan mata tertutup. Inilah fungsi terpendam manusia yang lahir
dari gelombang suara kentongan.



[Cahya Yudi Widiyanto, Holistic Brain Improvement]:

Otak itu bekerja dalam  kondisi gelombang
atau frekuensi, sehingga otak tidak membutuhkan kepanjangan mata ataupun indra
yang lain untuk menterjemahkan. Dengan optimalisasi menggunakan kentongan, otak
ini bisa dimaksimalkan panjang gelombang frekuensinya, sehingga dia bisa 
meng-input
apa yang ada disekitarnya, dan langsung bisa disimpan apa yang dia lihat, apa
yang dia raba, apa yang dia cium dan apa yang dia rasakan. Otak ini sendiri
bisa menggambarkan 2,6 juta kata sifat, kata benda dan kata kerja.



Pengoptimalisasian otak juga dapat memungkinkan anak-anak beraktivitas dengan
mata tertutup, seperti membaca, menggambar, maupun bermain sepeda. Otak mereka
juga dapat melakukan multitasking, seperti mengingat kata-kata sambil
menggambar.



Menurut Cahya, bunyi kentongan yang berada pada frekeunsi 3-6 pcs merupakan
gelombang yang sangat berpengaruh di dunia manusia.



[Cahya Yudi Widiyanto, Holistic Brain Improvement]:

Sebenarnya saya menggunakan media kentongan karena itulah frekuensi yang sesuai
dengan potensi yang ada pada gelombang otak. Saya tidak menggunakan audio,
karena musik yang dihasilkan akan mempengaruhi frekuensi yang tidak ter-arah
dan ter-ukur. Kami menggunakan kentongan agar bisa ter-arah dan ter-ukur. 
Penemuan
unik lainnya adalah bahwa moral dan kemampuan optimalisasi otak

berjalan seiringan. Ini berarti seseorang dengan kualitas moral yang tinggi
akan semakin terbuka kemampuannya dalam  mengoptimalisasikan otaknya.



Cahya mengutarakan, hal ini memberikan gambaran pada seseorang mengenai baik 
buruknya
suatu perbuatan, sehingga seseorang tidak akan gegabah dalam bertindak.



[Cahya Yudi Widiyanto, Holistic Brain Improvement]:

Mampu menggambarkan apa yang terjadi kalau mereka melakukan tindakan A. Mereka
mampu menggambarkan, sehingga dia mampu memprediksi apa yang akan terjadi,
dengan begitu dia akan semakin rajin, semakin takwa, karena dia tahu kalau
mereka berbuat salah, dia mampu menggambarkan kesalahan itu akan berakibat
fatal. Kalau mereka berbuat baik, mereka mampu menggambarkan itu dimana akan
mendapatkan pahala. Maka hati cenderung menuju kebenaran. Inilah yang spesial.



Metode optimalisasi otak dengan peningkatan moral yang disebut Holistic Brain
Improvement atau HoBI ini, rencananya akan lebih disosialisasikan kepada
anak-anak usia 5-15 tahun, untuk membantu peningkatan konsentrasi serta
penanaman moral sejak dini.



Kustiyah

www.holisticbrainimprovement.co.cc

www.holisticbrainimprovement.blogspot.com









[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke