TAULADAN YANG BAIK
 
Manusia dalam kehidupan kesehariannya adalah mahluk pencontoh, yaitu setiap 
prilakunya dari hasil mencontoh atau meniru apa yang pernah dilakukan orang 
lain 
meskipun tidak sepenuhnya apa yang dilakukan orang lain itu di contoh persis 
sama namun secara umum apa yg dilakukan oleh orang orang akhir jaman ini pernah 
pula di lakukan oleh orang orang terdahulu.
 
Suatu saat kita terrenyuh dan ingin menitikkan air mata tatkala seorang anak 
kecil ditanya oleh gurunya, anak anak kelak kalau sudah besar ingin menjadi apa 
? ada yang menjawab saya ingin menjadi seperti papa, saya ingin menjadi seperti 
mama, karena anak anak itu setiap hari melihat papanya dengan rajin pergi 
kekantor, mamanya yang jadi dokter banyak menolong orang sakit, ada juga yang 
menjawab saya ingin jadi Polisi, Tentara, Penerbang, Diplomat, Pengusaha dan 
lain lain, sungguh bagus dan mulia keinginan mereka.  
 
Untuk membimbing umatnya maka Allah swt memberikan panduan yang dapat di contoh 
dan dilakukan manusia agar dalam menjalankan kehidupanya dapat selamat baik di 
dunia maupun diakhirat yaitu berupa Kitab Suci dan Nabi atau Rasul Nya.
Kitab Suci dan Nabi inilah yang harus kita contoh untuk kemudian di ajarkan 
atau 
di contohkan kepada generasi penerus atau anak anak kita agar prilakunya sesuai 
apa yang di gariskan oleh Allah swt dan Rasul Nya.
 
Kalau demikian adalah kewajiban orang tua untuk membimbing anak anaknya agar 
anak anak kita mencontoh prilaku kita yang sudah disesuaikan dengan ajaran 
Kitab 
Suci dan Rasul Nya. Namun pertanyaanya apakah kita mampu memberi “tauladan yang 
baik” kepada anak anak kita atau malah sebaliknya kita memberikan contoh atau 
tauladan yang tidak baik, mana kala kita masih suka berbohong, menipu, malas 
menjalankan kewajiban Negara, tidak menjalankan amanah dengan baik bahkan 
melakukan korupsi, manipulasi dan nepotisme yang tidak sehat.
Apakah contoh contoh yang tidak baik itu yang akan kita berikan kepada anak 
anak 
kita ? apakah kita rela anak anak kita mencontoh dan menauladani prilaku 
seperti 
itu ? 

Maka berhati hatilah dalam bertindak dan berprilaku karena pada dasarnya 
manusia 
itu adalah mahluk peniru, kemungkinan besar anak akan meniru prilaku orang 
tuannya.
 
Semoga menjadi renungan dan dapat memperbaiki prilaku kita ke depan, semoga……
 
Salam,
 
Ab3.



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke