Tips: Bagaimana Mengembangkan SDM Di Bulan Ramadhan?
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-Teman.
 
Hari ini kita memasuki hari pertama puasa (Ramadhan) 1431H. Sayangnya, bulan 
puasa kadang disalahartikan sebagai bulan ‘slow down’. Padahal, justru 
sebaliknya bulan Ramadhan merupakan bulan ‘peak performance’ secara lahir dan 
batin untuk menjadi manusia yang jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Oleh 
karena itu, bulan Ramadhan bisa menjadi momentum istimewa untuk melakukan 
training bagi karyawan di perusahaan.
 
Beberapa prinsip berikut ini mungkin bisa diterapkan di perusahaan Anda:
Prinsip pertama, Universal. Yakini bahwa momentum pelatihan bulan puasa 
bukanlah milik kaum muslimin belaka, melainkan seluruh karyawan di perusahaan. 
Kita bisa mengajak semua orang untuk memiliki semangat perenungan di bulan ini 
dengan tetap berpegang teguh kepada keyakinan masing-masing. Perenungan itu 
dibutuhkan oleh setiap insan, setiap hari. Misalnya, setiap malam menjelang 
tidur pun kan kita bisa dan biasa merenungkan apa yang sudah kita lakukan 
sepanjang hari ini. Sehingga, kita semua bisa menjadikan bulan Ramadhan sebagai 
momentum untuk bersama-sama membangun kebiasaan proses perenungan itu. Mumpung 
suasana dan lingkungannya mendukung. Dengan begitu proses belajar kita bisa 
lebih berdampak.
 
Prinsip kedua, Terbuka. Pada dasarnya, training apapun bisa dilakukan pada 
bulan puasa. Hanya saja, porsi tuntutan terhadap kerja atau aktivitas fisik 
perlu disesuaikan dengan kondisi para peserta yang sedang berpuasa. Porsi 
rangsangan daya pikir tidak berubah, bahkan bisa lebih tajam. Sedangkan porsi 
kesiapan mental/emosional/spiritual bisa lebih tinggi dari hari-hari lainnya.
 
Prinsip ketiga, Toleran. Di bulan Ramadhan, prinsip toleran bisa benar-benar 
diterapkan. Tapi jangan salah kaprah. Tidak berarti pada bulan Ramdahan kaum 
muslimin yang berpuasa boleh mendapatkan porsi tanggungjawab yang lebih rendah. 
Justru bulan Ramadhan itu merupakan tempat latihan fisik, mental, emosional, 
dan spiritual yang paling gigih untuk membekali diri dalam menghadapi 11 bulan 
lainnya dalam setahun. Toleran di bulan Ramadhan berarti kita bisa belajar 
saling memahami satu sama lain. Dalam proses belajar, hal ini bisa diwujudkan 
secara nyata misalnya pada acara buka puasa bersama.
 
Saya menyarankan acara buka puasa itu dijadikan momen silaturahmi seluruh 
karyawan di perusahaan. Bukan hanya karyawan muslim. Oleh sebab itu, materi 
ceramah pada saat buka puasa sebaiknya dibuat general, sehingga teman-teman 
yang bukan muslim merasa nyaman mendengarnya dan memiliki semangat belajar yang 
sama untuk menciptakan etos kerja dan kinerja perusahaan yang lebih baik.
 
Lho, bukankah di bulan Ramadhan kita harus lebih banyak bedzikir, tafakur, 
mengaji dan mengkaji ilmu-ilmu ke-Islam-an? Benar. Namun kita perlu menyadari 
bahwa yang disebut sebagai ‘ilmu agama’ itu tidak hanya berkaitan dengan 
hal-hal ritual belaka, melainkan mencakup seluruh kehidupan kita termasuk 
bekerja dan besosialisasi. Apa lagi jika kita berpegang teguh kepada firman 
Tuhan, bahwa Nabi SAW membawa Islam untuk menjadi Rahmatan Lil ‘Alamiin. 
Menjadi rahmat bagi seluruh alam. 
 
Lho, kalau acara buka puasa diisi oleh ceramah atau seminar bertema umum, kapan 
kita bertadarrus? Tadarus itu bagian dari Dzikir.  Sedangkan Adz-Dzkir itu 
memiliki kelapangan yang sungguh sangat luas dan agung. Saking mulianya Dzikr 
itu, sampai-sampai seorang Muslim diperintahkan untuk melakukannya pada saat 
berdiri, ketika duduk, maupun sedang berbaring. Tidak ada saat yang terlewat 
kecuali bersama dzikir. Begitulah Rasulullah menasihatkan. 
 
Ya, itu Dzikir munfarid (pribadi/perorangan). Bagaimana dengan Dzikr berjamaah? 
Mari kita perhatikan. Setiap hari, kita memiliki waktu sekitar 1 jam untuk 
beristirahat. Diluar bulan Ramadhan, kita menggunakan waktu  1 jam tersebut 
untuk memberi diri kita nutrisi fisik, alias makan siang. Bulan suci Ramadhan 
akan menjadi semakin indah ketika kita setiap hari bisa menggunakan waktu 1 jam 
itu untuk Dzikr berjamaah di kantor. Mengaji dan mengkaji. Mengundang para alim 
‘ulama untuk meningkatkan pemahaman kita terhadap Al-Islam. 
 
Mulailah dari hal sederhana. Misalnya, apa sih arti ‘Islam’ itu? Al-Islam 
memiliki banyak makna. Salah satunya adalah, ‘Keselamatan”. Islam itu 
diturunkan untuk membawa keselamatan bagi seluruh alam. Jadi, seorang muslim 
sejati pasti sanggup memastikan keselamatan siapapun yang berada disekitarnya 
melalui sikap adil dan penyayangnya.
 
Islam juga berarti “Kedamaian”. Kita perlu bertanya kembali, apakah sebagai 
seorang pemeluk Islam kita sudah mampu memberi kedamaian kepada kolega-kolega 
kita. Tetangga-tetangga kita. Bahkan kepada pesaing-pesaing kita?
 
Al-Islam juga berarti penyerahan diri. Kepada siapa? Kepada Sang Pemilik segala 
kebenaran. Dia-lah yang oleh para Bapak Bangsa kita digambarkan sebagai titik 
pusat ikrar kebangsaan kita: “Ketuhanan Yang Maha Esa.” 
 
Hal-hal semacam ini sangat baik untuk dikaji setiap hari pada jam istirahat 
siang di kantor. Sedangkan acara buka puasa bersama itu apa? Itu bukan momentum 
milik karyawan yang berpuasa saja. Melainkan kesempatan bagi ummat Islam untuk 
semakin mendekatkan diri dengan rekan-rekan lainnya. Lagi pula, acara buka 
puasa bersama cukup dilakukan satu kali selama bulan Ramadhan itu. Sedangkan 
acara tadarrus dan Dizkr tadi, bisa dilakukan setiap hari pada saat istirahat 
siang, selama bulan Ramadhan.
 
Sekarang, ijinkan saya untuk mengambil 2 kesimpulan:
Pertama,  istirahat harian 1 jam di kantor bisa digunakan menjadi acara ‘santap 
ruhani’ seluruh karyawan muslim. Patut sekali jika manajemen atau HRD di kantor 
memfasilitasi program ‘training keislaman’ dengan memanggil para alim ‘ulama 
untuk meningkatkan keimanan dan etos kerja karyawan setiap hari. Silakan hitung 
itu sebagai ‘training hour’ dalam proses pengembangan SDM Anda. Ulama bisa 
membantu karyawan untuk menemukan bahwa ‘bekerja adalah bagian penting dalam 
proses peribadatan seseorang’. Sehingga etos kerja orang yang faham terhadap 
ajaran Islam pasti akan jauh lebih baik lagi.
 
Kedua, acara buka puasa bersama bisa dijadikan ajang silaturahmi dan saling 
berkasih sayang dengan seluruh karyawan di perusahaan. Pada momen ini, 
sebaiknya HRD dan menejemen memfasilitasi proses belajar dengan topik yang 
general dan bisa diterima oleh semua orang yang hadir. Saya yakin Anda bisa 
menemukan para pembicara yang tepat untuk sesi-sesi seperti ini. Indonesia, 
memiliki banyak sekali trainer hebat. You can count on them, believe me.
 
Dengan demikian, aspek vertical maupun horizontal dari makna Ramadhan ini bisa 
tercapai. Karena Islam, sama sekali bukan hanya tentang urusan penyembahan 
kepada Allah Yang Esa. Melainkan juga tentang kontribusi dan kepedulian kita 
semua kepada sesama.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Writer, Trainer, and Speaker
www.bukudadang.com dan www.dadangkadarusman.com 

--------------------------------
Buku-buku terbaru Dadang Kadarusman sudah tersedia di toko buku atau bisa 
dipesan di http://www.bukudadang.com/


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke