Dear all,

Berikut ini artikel tentang kiat berpuasa bagi usia lanjut, "Kebutuhan kalori 
usia lanjut yang berpuasa sama dengan ketika tidak berpuasa. Jumlah kalori 
harus 
dapat dipenuhi untuk menghindari kekurangan gizi," kata Siti. Jadi, jenis 
makanan yang dikonsumsi harus bergizi seimbang, terutama jenis makanan yang 
lebih lama dicerna, yaitu berkarbohidrat kompleks seperti nasi, roti, dan 
makanan tinggi serat, seperti sayuran dan buah, khususnya saat sahur. Jenis 
makanan yang lebih cepat dicerna adalah berkarbohidrat sederhana, seperti gula, 
sebaiknya dibatasi.
Untuk membantu menjaga pasokan gizi yang memadai produk herbal alami dan 
organik 
dapat dipilih sebagai alternatif. Bee Pollen Dr. Liza yang mengandung 100 % bee 
pollen bunga randu. Bee pollen mengandung seluruh komponen nutrisi yang 
dibutuhkan manusia untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan tubuh. Komponen 
nutrisi tersebut mulai dari asam amino essesial, beta karoten, vitamin B 
Kompleks, vitamin C, D, E, gula, kabohidrat, asam lemak, protein, mineral. 
Selain itu untuk menjagak kesehatan pencernaan ketika berpuasa Curcuma Dr.Liza 
dapat menjadi alternatifnya. Curcuma Dr. Liza terbuat dari Temulawak, Temuputih 
dan Kunyit. Kandungan senyawa kurkumin yang ada pada tanaman-tanaman ini teruji 
klinis sangat baik untuk mengatasi sakit lambung, kanker usus, menjaga 
kesehatan 
hati dan menurunkan kolesterol. 


Tetap Bugar Puasa di Usia Senja 
EVY RACHMAWATI
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0709/21/kesehatan/3858969.htm

Ibadah puasa diyakini wajib dilaksanakan umat Islam pada bulan Ramadhan. 
Semakin 
tua, orang umumnya justru kian bersemangat berpuasa dengan alasan yang lebih 
bersifat rohaniah. Semangat untuk melaksanakan ibadah puasa itu juga dimiliki 
pasien usia lanjut yang memiliki beragam penyakit atau geriatri. 


Akan tetapi, muncul keraguan, khususnya dari pihak keluarga, apakah orang 
berusia lanjut, terutama yang telah mengidap beragam penyakit, masih sanggup 
berpuasa. Ada kekhawatiran kondisi kesehatan pasien usia lanjut akan menurun 
jika menjalankan ibadah puasa. 

"Ramadhan merupakan bulan latihan pengaturan dan pengendalian diri, termasuk 
dalam hal asupan makanan dan disiplin diri," kata dr Siti Setiati dari Divisi 
Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas 
Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM). 


Saat berpuasa, makan dan minum dibatasi sehingga pola makan, jumlah, dan jenis 
makanan orang berpuasa berbeda dengan kebiasaan sehari-hari. 


Dari penelitian oleh Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM 
pada tahun 1997 diketahui, seseorang yang berpuasa akan berkurang asupan 
makanannya 12 persen dari asupan makanan sehari-hari. Sejumlah penelitian pada 
usia lanjut menunjukkan, puasa memberi pengaruh baik bagi kesehatan. Orang 
berusia lanjut yang berpuasa juga tidak terganggu fungsi ginjalnya selama 
asupan 
cairan terpenuhi. 


Hasil penelitian lain menyebutkan, setelah berpuasa, ada penurunan kadar 
kolesterol total, kadar kolesterol LDL, trigliserida, dan asam urat. Kadar 
radikal bebas (zat yang merusak sel di dalam tubuh) juga menurun, sedangkan 
kadar antioksidan yang dibutuhkan tubuh meningkat. 

Puasa juga tidak berpengaruh negatif pada penderita diabetes melitus selama 
mengikuti petunjuk yang diberikan. "Seseorang yang berpuasa akan merasa tenang 
sehingga kadar gula darah lebih stabil," ujarnya. 


Perubahan fisiologis 
Pasien geriatri umumnya memiliki berbagai macam penyakit kronik dan degeneratif 
serta penurunan fungsi organ. Kapasitas cadang organ tubuh mereka sudah 
terbatas, kemampuan beraktivitas sehari-hari menurun, dan umumnya pasien 
mengonsumsi banyak obat. "Jadi, infeksi ringan saja dapat menurunkan asupan 
makan dan minum mereka, yang dapat menimbulkan kekurangan cairan dan masalah 
gizi," kata Siti. 

Volume cairan tubuh orang usia lanjut turun dari 60 persen jadi sekitar 45-50 
persen dari berat badan dan rasa haus menurun. Asupan makan orang usia lanjut 
juga sudah berkurang, yang biasanya disebabkan masalah pada gigi geligi dan 
menurunnya nafsu makan. Berkurangnya nafsu makan pada usia lanjut antara lain 
disebabkan faktor fisik dan sosial, seperti rasa terisolasi (sendiri tanpa ada 
teman), masalah keuangan, depresi, dan beberapa penyakit seperti parkinson dan 
konstipasi. 


Seiring meningkatnya usia, gerakan lambung dan pengosongan lambung turun. 
Gerakan usus halus tidak terganggu, sedangkan gerakan usus besar tidak jelas 
terganggu meski sembelit sering terjadi pada usia lanjut. Akibat proses menua, 
kemampuan ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga berkurang 
karena 
ketidakmampuannya untuk mengeluarkan urine encer sehingga dapat menimbulkan 
rasa 
lelah lemas dan kebingungan. 


Karena itu, jika orang usia lanjut berpuasa, asupan makan dan minumnya sejak 
berbuka sampai sahur harus dipantau agar kebutuhan cairan dan makanan sehari 
terpenuhi. Obat-obatan yang harus diminum juga perlu dipantau dan diatur 
kembali 
jadwal minumnya. "Berbagai gangguan kesehatan fisik dan psikologis akut, 
seperti 
infeksi akut, gagal jantung, asma akut tentu tidak memungkinkan pasien 
berpuasa," ungkap Siti. 


"Usia lanjut sehat atau lebih tepatnya terkontrol dan stabil kondisi fisiknya 
meski memiliki penyakit kronik degeneratif, dapat berpuasa," ujarnya. 


Akan tetapi, perlu disadari dan diwaspadai kemungkinan berkurangnya asupan 
cairan dan makanan. Oleh karena, kekurangan cairan maupun gangguan gizi akibat 
asupan makan yang kurang dapat menimbulkan masalah kesehatan lain. 


Kiat berpuasa 
Pada usia lanjut yang berpuasa, hal terpenting yang harus dipenuhi adalah 
kebutuhan cairan. Konsumsi cairan yang cukup sekitar 30-50 cc per kilogram 
berat 
badan setiap hari (8-10 gelas) penting untuk menghindari kekurangan cairan. 


Karena itu, konsumsi air atau jus buah antara berbuka puasa dan sebelum tidur 
perlu diperbanyak. Akan tetapi, konsumsi teh terlalu banyak saat sahur harus 
dihindari karena merangsang pengeluaran urine sehingga garam mineral yang 
dibutuhkan tubuh pada siang hari akan terbuang. 


"Kebutuhan kalori usia lanjut yang berpuasa sama dengan ketika tidak berpuasa. 
Jumlah kalori harus dapat dipenuhi untuk menghindari kekurangan gizi," kata 
Siti. 


Jadi, jenis makanan yang dikonsumsi harus bergizi seimbang, terutama jenis 
makanan yang lebih lama dicerna, yaitu berkarbohidrat kompleks seperti nasi, 
roti, dan makanan tinggi serat, seperti sayuran dan buah, khususnya saat sahur. 
Jenis makanan yang lebih cepat dicerna adalah berkarbohidrat sederhana, seperti 
gula, sebaiknya dibatasi. 


Menurut dia, perlu dibatasi makanan yang digoreng dan banyak mengandung lemak. 
Makanan yang baik dikonsumsi, khususnya ketika berbuka puasa, antara lain kurma 
karena mengandung gula, serat, karbohidrat, kalium dan magnesium, serta pisang 
yang merupakan sumber kalium, magnesium, dan karbohidrat. 


Konsumsi makanan dan cairan bagi orang lanjut usia yakni dengan jumlah sesuai 
kebutuhan dan pola makan yang benar ketika berpuasa penting diperhatikan. Pola 
makan yang dianjurkan ketika berpuasa adalah 40 persen kalori saat sahur, 50 
persen kalori berbuka puasa yang dibagi jadi dua, yaitu makanan ringan atau 
segar saat berbuka sebelum shalat Magrib, dan makanan padat atau besar setelah 
shalat Maghrib. Sedangkan 10 persen kalori berupa makanan kecil dikonsumsi 
sesudah shalat tarawih. 


Meskipun nafsu makan berkurang, konsumsi makanan dan minuman tetap harus sesuai 
kebutuhan dengan pola yang dianjurkan. Untuk itu, pada usia lanjut dianjurkan 
untuk minum dan makan dengan otak, tidak dengan lidah. "Obat-obat yang harus 
dikonsumsi jangan lupa diminum di saat berbuka puasa dan sahur," tuturnya. 


Selain itu, pemantauan kesehatan harus lebih sering seperti kadar gula darah 
dan 
tekanan darah, khususnya bagi usia lanjut dengan diabetes melitus dan 
hipertensi. Kemungkinan terjadi dehidrasi dan hipoglikemia harus diwaspadai. 


Jadi, puasa tetap dapat dilakukan usia lanjut selama kebutuhan cairan dan 
makanan sehari dapat terpenuhi. Syaratnya, pemantauan asupan makanan dan 
minuman 
sejak berbuka puasa sampai sahur harus dilakukan. 

Demikian semoga infonya bermanfaat, selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang 
melaksanakan.

Salam Hangat,
Dr. Liza Communications Be Healthy With Herbs
http://www.lizaherbal.com
cp. r...@lizaherbal.com



      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke