----------------------------------------------------------
FREE for JOIN Indonesia Daily News Online via EMAIL:
go to: http://www.indo-news.com/subscribe.html
- FREE - FREE - FREE - FREE - FREE - FREE -
Dengan mengClick banner sponsor anda menyumbang
Rp. 1000,- untuk HomePage IndoNews.
----------------------------------------------------------

From: Citra Desa Indonesia

Serambi Indonesia, 11 Januari 1998

Empat Tawanan Tewas Dianiaya

*Dua Koma, 21 Dirawat
* Danrem: Pelakunya Dimahmilkan

Serambi-Lhokseumawe
Empat warga sipil yang ditangkap aparat keamanan saat operasi hari Sabtu
(9/1) di Desa Meunasah Blang Kandang, kemarin dilaporkan tewas dianiaya
sekitar 50 anggota ABRI dari berbagai kesatuan saat para korban berada di
tempat penahanannya, gedung KNPI Aceh Utara. Sedangkan 23 orang lainnya
terpaksa diopname di RSU Lhokseumawe. Dua di antara mereka dikabarkan dalam
keadaan koma dan 13 tawanan
Lainnya dipindahkan tempat penahanannya ke Mapolres.

Danrem 011/Lilawangsa Kolonel Inf Johnny Wahab yang dikonfirmasi Serambi,
Minggu (10/1) pagi, sangat menyesalkan peristiwa yang dinilainya sangat
biadab dan telah mencoreng missi Operasi Satgas Wibawa '99 yang ingin
menegakkan wibawa militer dan aparat pemerintah.

Karena itu, kemarin malam juga ia langsung memerintahkan Dandenpom I/I
Lhokseumawe, Letkol CPM Mus Marsono, untuk mengusut dan menindak sesuai
hukum anggota ABRI yang melakukan pemukulan dan penganiayaan terhadap
tawanan tersebut.
Bertalian dengan itu, enam dari 50 anggota ABRI yang diilustrasikan Danrem
melakukan pemukulan dengan tidak mengenakan seragam lengkap telah diamankan
untuk pengusutan. "Saya tidak bisa tolerir tindakan mereka. Karenanya, saya
minta Denpom mengusut dan mengajukan pelakunya ke Mahkamah Militer," tegas
Johnny Wahab.
Empat tawanan yang tewas itu masing-masing dua orang di antaranya meninggal
sekitar pukul 23.00 WIB Sabtu (9/1) malam setelah sempat mendapat perawatan
medis. Sedangkan dua lainnya tewas Minggu dinihari.

Korban yang tewas Sabtu malam adalah Herman Husin (27) dan Saifuddin
Ibrahim, keduanya penduduk Desa Meunasah Blang Kandang. Sedangkan yang
meninggal dinihari kemarin yaitu Murthada M Daud (18) penduduk Lamkuta
Beureughang Kecamatan Kuta Makmur, dan Hamzah Muhammad (33) asal Desa
Meunasah Blang Kandang.

Keempat jenazah korban, Minggu pagi kemarin diantar menggunakan tiga
ambulan RSU ke kampung halamannya untuk dikebumikan setelah mendapat
santunan. Sedangkan mereka yang mengalami luka-luka, menurut Danrem, biaya
perawatannya akan ditanggung sepenuhnya.
Tragedi yang kata Danrem di luar konsep Operasi Satgas Wibawa '99 itu
terjadi Sabtu malam sekitar pukul 19:45 WIB. Saat itu, jelas Johnny Wahab,
lebih kurang 50 anggota ABRI terdiri dari SSK Den Rudal 001, SSK Yonif
131/YS, SSK Yonif 111/KB, Denbekang Korem 011/Lilawangsa, Makodim 103/Aceh
Utara, dan Makorem 011/Lilawangsa, "menyerbu" ke Gedung KNPI. "Petugas
Provost Korem yang mengawal para tawanan telah berusaha sekuat tenaga untuk
menghalangi sekaligus mengingatkan anggota ABRI itu agar tidak melakukan
penganiayaan terhadap tawanan. Dan anggota ABRI itu tidak menghiraukan
sampai terjadi pemukulan yang sangat kita sesalkan ini," jelas Danrem.

Pada saat melakukan pemukulan terhadap 40 tawanan tersebut, tambah Danrem,
para anggota ABRI itu tidak mengenakan seragam lengkap. Sehingga sulit
dideteksi secara cepat. Namun demikian, Danrem memastikan semua mereka akan
diidentifikasi dan ditindak. "Saya sudah lapor masalah ini ke Pangdam I/BB
dan minta bantuan agar dikirimkan petugas dari Pomdam untuk membantu
pengusutan. Mudah- mudahan hari ini mereka sudah berada di Lhokseumawe,"
kata Danrem, serius.

Secara dinas maupun pribadi ia mengatakan sangat terpukul atas terjadinya
peristiwa tersebut. "Kita sudah berusaha menjalankan operasi ini serapi
mungkin. Tapi, semua jadi berantakan karena ulah mereka. Karena itu, kasus
pemukulan ini harus diselesaikan sesuai hukum. Apalagi mereka telah
bertindak di luar prosedur," sebut Danrem.
Menjawab pertanyaan, apakah dengan terjadinya kasus tersebut Operasi Satgas
Wibawa '99 yang ingin mengembalikan kewibawaan militer dan aparat
pemerintah telah gagal, Danrem mengatakan, secara keseluruhan tidak.
"Namun, kalau mau dikatakan gagal boleh juga," jawabnya polos dalam nada
getir, seraya berharap kasus serupa tidak terulang kembali dalam lanjutan
operasi ini.

Kasus tersebut diakui Danrem akan sangat berpengaruh terhadap Operasi
satgas Wibawa '99. Karena tawanan yang dibawa baik-baik, "Kok sampai di
sini diperlakukan secara tidak baik."

Ia berulang-ulang mengatakan sangat kaget dan terpukul dengan insiden
berdarah ini. "Saya baru mengetahui peristiwa ini pukul 20:45 WIB.
Seandainya saya tahu lebih cepat mungkin tidak sampai menelan korban nyawa.
Saya pasti akan loncat dari rumah atau ruang kerja saya ke gedung KNPI
untuk membubarkan mereka," katanya.

Korban jiwa dan luka-luka itu memang sangat banyak. "Apalagi mereka
tawanan, pasti tidak melawan saat dipukul. Lagi pula jumlah yang memukul 50
orang. Sedangkan yang dipukul 40 orang, bisa kita bayangkan apa jadinya.
Saya benar-benar sangat terpukul. Rasanya, kalau masyarakat mau menerima
kedatangan saya di Kandang, saya akan ke rumah duka dan mencium tangan
orang tua mereka untuk minta maaf atas perbuatan anggota ABRI itu," ujarnya.

Ketika ditanya faktor-faktor yang menjadi penyebab peristiwa maut ini,
Danrem menjelaskan, ada dua. Pertama, karena kurangnya petugas profesional
untuk menjaga tawanan terhadap gangguan dari luar. Kedua, mungkin karena
anggota ABRI itu terlalu solider terhadap kawannya yang dibunuh dan dibuang
ke Sungai Arakundo, disamping masih ada dua lainnya yang disndera dan masih
belum diketahui nasibnya.
Mengenaskan

Menurut keterangan yang dikumpulkan Serambi, korban meninggal akibat
pemukulan dan penganiayaan itu kondisinya sangat mengenaskan. Mukanya
selain dipenuhi dengan luka-luka juga nampak bengkak yang nyaris
menghilangkan form wajahnya. Di sekujur tubuhnya juga terlihat bilur-bilur
merah.
Begitu juga dengan yang masih hidup dan dirawat di RSU. Rata-rata
kondisinya sangat parah. Bahkan, menurut informasi dari rumah sakit, dua di
antara yang koma saat ini kalaupun selamat dari maut hampir dapat
dipastikan fisiknya sulit dikembalikan seperti sedia kala.

Sementara yang penahannya dipindahkan ke Mapolres, menurut keterangan,
merupakan tawanan yang tidak mengalami luka serius dalam insiden Gedung
KNPI itu. (tim)

Daftar Korban
Tewas:
N A M A : UMUR ; TEMPAT TINGGAL
1. Murtada M Daud : 18 : Beureughang, Kuta Makmur
2. Hermansyah Husin : 27 : Mns Blang Kandang, Muara Dua
3. Saifuddin Ibrahim : 20 : Mns Blang Kandang, Muara Dua
4. Hamzah Muhammad : 33 : Mns Blang Kandang, Muara Dua

II. DAFTAR NAMA WARGA YANG DIRAWAT DI RSU
1. Sadli M Nur : 22 : Lambuangan, Muara Dua
2. Alamsyah Syahkubat : 38 : Lhok Mon Puteh - Muara Dua
3. M Yunus : 20 : Desa Dayah - Kuta Makmur
4. Nustafa Arifin : 18 : Desa Guha Ulee, Kuta Makmur
5. Ayub Kasim : 27 : Pulo Iboih, Kuta Makmur
6. Umar Said : 35 : Keude Krueng, Kuta Makmur
7. Ishak Abdulllah : 19 : Keude Krueng, Kuta Makmur
8. Jamaluddin Usman : 40 : Ceumeucut, Kuta Makmur
9. Abd Rahmanur A Kasim : 38 : Ceumeucut, Kuta Makmur
10. M Saleh A Rahman : 30 : Ceumeucut, Kuta Makmur
11. Hasanuddin Usman : 32 : Ceumeucut, Kuta Makmur
12. Zulkifli Ibrahim : 21 : Ceumeucut, Kuta Makmur
13. Ali Basyah : 20 : Ceumeucut, Kuta Makmur
14. Sulaiman Kasim : 30 : Ceumeucut, Kuta Makmur
15. M Yunus Yacob : 20 : Dayah Menara, Kuta Makmur
16. Mustafa Kasim : 18 : Lam Kuta, Kuta Makmur
17. Yusuf Daud : 20 : Lam Kuta, Kuta Makmur
18. Zainuddin : 22 : Cot Setui Berueghang Kuta Makmur
19. Abdullah M Yusuf : 26 : Lamkuta Beureughang Kuta Makmur
20. Muslim Salung : 22 : i d e m
21. Balisyah Z : 33 : Meunasah Blang Kandang Muara Dua
22. M Abbas : 21 : Meunasah Blang Kandang, Muara Dua
23. Hamzah Muhammad : 33 : Meunasah Blang Kandang, Muara Dua
24. Ilyas Abdullah : 30 : Meunasah Blang Kandang, Muara Dua
25. Ayub : 26 : Meunasah Blang Kandang, Muara Dua
26. Yusuf Muhammad : 19 : Meunasah Blang Kandang, Muara Dua
27. M Hasan Ibrahim : 23 : Meunasah Blang Kandang, Muara Dua
28. Zulkifli Rizal : 35 : Meunasah Blang Kandang, Muara Dua
29. Hermansyah Husin : 27 : Meunasah Blang Kandang, Muara Dua
30. Saifuddin Ibrahim : 20 : Meunasah Blang Kandang, Muara Dua
31. M Gade Yusuf : 31 : Meunasah Blang Kandang, Muara Dua
32. Zulkifli : 25 : Meunasah Blang Kandang, Muara Dua
33. Ilyas Bansu : 44 : Lhok Jeumpet Kandang, Muara Dua
34. A Rahman A Bahar : 45 : Kupula Alue Papeun, Nisam
35. Muslim Muddin Sabi : 31 : Alue Dua, Nisam
36. M Saleh Hasan : 25 : Blang Poroh, Nisam
37. Sapri Munir : 22 : Blang Jara, Nisam
38. Usman Ibrahim : 30 : Cot Matahe, Bayu
39. Sulaiman Zakaria : 34 : Majruen, Bayu
40. Adnan Idrus : 50 : Cot Girek Kandang, Muara Dua
41. Habibah binti Ahmad : 42 : Cot Girek Kandang, Muara Dua (wanita)
42. Mulyadi Z Abidin : 15 : Meunasah Baro, Kuta Krueng 43. Irwan Sukardi :
22 : Nusa Tenggara Barat
44. Murthada M Daud : 18 : Beureughang, Kuta Makmur

Kronologi peristiwa kematian empat tawanan

Sabtu (9/1) pukul 04:30 WIB -- tim gabungan Satgas Wibawa '99 yang dipimpin
Letkol Pol Drs Iskandar Hasan melakukan penyergapan terhadap GPL-HT
pimpinan Ahmad Kandang di Desa Meunasah Blang, Kemukiman Kandang, Kecmatan
Muara Dua, Kabupaten Aceh Utara.

Sabtu (9/1) pukul 09:45 WIB, Satgas Wibawa berhasil menangkap dan
mengamankan 40 orang massa yang diduga simpatisan GPL-HT kelompok Ahmad
Kandang, masing-masing tujuh orang langsung dari Desa Meunasah Blang, dan
33 lainnya dari Kutablang pada saat pasukan menghadang dan pergerakan
konvoi massa ke arah Kota Lhokseumawe.

Sabtu (9/1) pukul 10:00 WIB, 38 orang tawanan dibawa ke Gedung KNPI di
Jalan Iskandar Muda, dekat Makorem 011/Lilawangsa, dan dua lainnya dibawa
ke RSU Lhokseumawe karena menderita luka-luka. Masing-masing Zulkifli
Mahmud (35), warga Desa Meunasah Blang Kandang yang mengalami luka tembak
pada saat massa bentrok dengan aparat di persimpangan Kutablang,
Lhokseumawe. Sedangkan seorang lainnya Herman Husin (27), penduduk sama
(terakhir meninggal) karena mengalami luka robek pada bagian badan dan
kepala. Bersama dua korban itu juga diusung ke RS Kesrem seorang lelaki
bernama Iwan Sukardi (41), warga Batuphat Barat, Muara Dua, karyawan CV
Jeuman Geudong yang dihadang dan dianiaya massa simpatisan GPL-HT di
Simpang Poska Kandang. Selain dirinya dianiaya, sepeda motor milik korban,
Vespa PX 100 juga dibakar.

Sabtu (9/1) pukul 10:30 WIB, tawanan mulai diperiksa tim penyidik dari
Polres Aceh Utara. Pada saat itu, dikabarkan, sejumlah anggota ABRI dari
beberapa kesatuan secara sembunyi-sembunyi melakukan pemukulan terhadap
tawanan. Namun, tindakan di luar konsep operasi itu berhasil diatasi
Provost Korem 011/Lilawngsa yang berjumlah tujuh orang.

Sabtu (9/1) pukul 12-17:30 WIB, pemeriksaan terhadap ke 38 orang berjalan
lancar. Dari pemeriksaan tersebut sepuluh orang di antaranya yang memenuhi
syarat hukum untuk diproses lebih lanjut dipisahkan dan dibawa ke Mapolres
Aceh Utara oleh petugas Brimob.

Sabtu (9/1) pukul 18:30 WIB, petugas provost membagikan makanan kepada
seluruh tawanan. Lima belas menit kemudian, secara mendadak sekitar 50
anggota ABRI dari berbagai kesatuan "menyerbu" ke Gedung KNPI dan melakukan
pemukulan dan penganiayaan terhadap para tawanan. Provost yang berusaha
menghalangi tak berdaya. Namun, beberapa waktu berselang piket Korem,
kabarnya, berhasil mengatasi situasi tersebut.

Sabtu (9/1) pukul 19:00 WIB, sejumlah petugas Denpom I/I Lhokseumawe
terlihat memasuki Gedung KNPI Aceh Utara

Sabtu (9/1) pukul 20.15 seorang dokter dan tiga perawat Kesrem Lhokseumawe
tiba di Gedung KNPI untuk memberikan pertolongan pertama kepada para
tawanan yang menjadi korban penganiayaan.

Sabtu (19/1) pukul 21.00 WIB, para tawanan dievakuasi ke RSU Lhokseumawe.
Dan terus mendapat pertolongan medis.

Sabtu (9/1) sekitar pukul 23:00 WIB, dua orang korban penganiayaan,
Saifuddin Ibrahim dan Murthala dilaporkan meninggal dunia dengan kondisi
cukup mengenaskan.

Minggu (10/1) pukul 03:00 WIB dinihari, Danrem Kolonel Inf Drs H Johnny
Wahab mengadakan musyawarah dengan Muspida di Makorem.

Minggu (10/1) pukul 03.15 WIB, dua tawanan lainnya, Hamzah Muhammad dan
Herman Husen juga meninggal dunia.

Minggu (10/1) pukul 09.00 WIB, jenazah keempat korban diantar ke kampung
halamannya dengan menggunakan tiga ambulan RSU. Dua ambulan ke Meunasah
Blang Kandang, dan satu lainnya ke Beureghang, Kecamatan Kuta Makmur. ***

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Didistribusikan tgl. 12 Jan 1999 jam 09:49:38 GMT+1
oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]>
http://www.Indo-News.com/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kirim email ke