---------------------------------------------------------- FREE for JOIN Indonesia Daily News Online via EMAIL: go to: http://www.indo-news.com/subscribe.html - FREE - FREE - FREE - FREE - FREE - FREE - Please Visit Our Sponsor http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1 ---------------------------------------------------------- Precedence: bulk Diterbitkan oleh Komunitas Informasi Terbuka PO Box 22202 London, SE5 8WU, United Kingdom E-mail: [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/xp Xpos, No 30/II/29 Agustus-4 September 99 ------------------------------ MANIMAREN SINIVASAN PENGUSAHA ISTANA (POLITIK): Saat Soeharto berkuasa, Texmaco banyak mendapat konsensi proyek besar pemerintah dengan disokong Habibie. Kini mereka masuk dalam Tim Sukses untuk Habibie. Salah seorang yang cukup berperan dalam menyokong gerilya politik Tim Siluman Habibie adalah Manimaren Sinivasan. Ia adalah salah seorang dari keluarga raja textil "Texmaco" Sinivasan, yang secara resmi berkiprah di Golkar. Sebagai wakil bendahara Golkar, ia ditugasi keluarganya untuk mendekatkan diri dengan pemerintah yang sedang berkuasa. Sedangkan kakaknya, Marimutu Sinivasan yang lebih serius menangani bisnis keluarganya di Texmaco. Namun, di dalam Holding Companny, Manimaren tetap punya andil. Sejak jaman Soeharto berkuasa, Manimaren sudah ikut berperan mendekatkan Texmaco dengan kekuasaan. Dan dalam waktu singkat, kerajaan bisnis Texamco menggelembung, menguasai industri textil dari hulu ke hilir di Indonesia. Basis perusahaannya sih di Kaliwungu Kendal, Jawa Tengah, tapi Texmaco telah merambah ke sejumlah negara, Amerika Serikat, Tunisia, Irlandia, Uganda dan sejumlah negara yang lain. Texmaco Group menjadi mitra rangkulan kelompok-kelompok perusahaan keluarga Cendana. Texmaco dianggap berjasa karena telah menyelamatkan Bank Putera Sukapura (BPS) milik Titiek Prabowo dengan mengambilalih seluruh saham bank itu, 22 Februari 1995. Di bawah pimpinan keluarga Sinivasan, BPS diganti namanya menjadi Bank Putera Multikarsa dan berkembang pesat. Tahun 1997 Multikarsa memenuhi himbauan Titiek untuk menanam modalnya di Timtim, dengan membangun pabrik tekstil PT Dilitex dan nilai investasi US$575 juta. Pendek kata, kerajaan bisnis Texmaco telah mampu menyejajarkan diri dengan sejumlah konglomerat besar di Indonesia. Texmaco termasuk konglomerat terbesar No 28. Di bidang penjarahan hutan, Grup Texmaco dijatah menggantikan Astra International dan Scott Paper membangun 300.000 ha Hutan Tanaman Industri (HTI) di Irian Jaya. Untuk keperluan industri rayon sebagai bahan baku ekstil, core bisnis Texmaco. Texmaco juga mendirikan PT Polysindo Eka Perkasa beroperasi di Kerawang, Jawa Barat, sebagai penghasil poliester dan cip, dengan nilai investasi Rp650,3 miliar. Perusahaan ini mendapat fasilitas tax holiday untuk masa lima tahun dalam rangka penanaman modal dalam negeri. Salah seorang Ketua Golkar, Theo L Sambuaga merupakan salah satu komisarisnya. Ketika semua pengusaha lagi seret (1997), Texmaco merupakan salah satu dari enam perusahaan yang beruntung memperoleh keringanan pembebasan pajak. Padahal tahun 1995, Marimutu Sinivasan berada di urutan 27 dari pembayar pajak terbesar Indonesia. Keluarga Sinivasan juga ikut rayahan dana BRI. Mereka menerima kredit senilai Rp1,3 triliun, yang berarti melanggar BMPK sebesar Rp795,3 miliar. Pembagian kredit adalah sebagai berikut: PT Bima Peranan Busana (Rp224,8 miliar), PT Perkasa Indosteel (Rp830 miliar), PT Wastra Indah (Rp280,1 miliar). Belum ada jawaban dari pihak Texmaco sampai berita ini diturunkan. Dari informasi yang berhasil dikumpulkan menyebutkan, sejumlah proyek besar Texmaco konon memperoleh dukungan besar dari BJ Habibie (waktu itu Menristek. Termasuk ketika Texmaco memperoleh konsensi pembuatan truk-truk pengangkut "Perkasa" untuk keperluan militer. Truk ini komponennya sebagian besar dibuat oleh Texmaco dengan lisensi sejumlah pembuat komponen mobil dunia seperti mesin dari Cummins, AS, transmisi dari ZF Jerman, gardan dari Eaton (AS), Habibie pula yang memberikan konsensi kepada Texmaco untuk menyediakan kebutuhan berbagai jenis komponen interior, industri PT PAL, Maleo, dan IPTN. Habibie juga mengatrol Texamco sehingga dipercaya membuat kawasan industri berat seluas 700 hektar di Jawa Barat, yang memiliki berbagai fasilitas bagi pengembangan industri berat, seperti pembuatan bejana atau boiler, besi cor, besi tempaan, mesin truk bahkan truk berbobot 40-45 ton. Sehingga tak heran jika setelah Soeharto lengser dan digantikan Habibie, Texmaco memberikan perhatian serius. Mereka selain untuk balas jasa, juga merasa khawatir jika terjadi pergantian rejim, maka banyak konsensi yang diberikan pemerintah terhadap industrinya akan terbabat. Oleh karena itu, mereka ikut bersusah payah menyangga kedudukan Habibie untuk tetap menjadi presiden (kembali). Untuk itu mereka menempatkan Manimaren Sinivasan masuk dalam lingkaran Tim Sukses Habibie. Pria keturunan India kelahiran Medan 45 tahun silam ini bertugas mem-back up penggalangan dana. Sebelum Rapim Golkar beberapa bulan silam, isu santer menyebutkan Habibie mengalirkan dana negara ke Bank Perkasa, bank milik Texmaco Grup. Jumlahnya mencapai Rp1 triliun. Konon sebagian dana ini, yakni sebesar Rp300 miliar kemudian dipinjam Manimaren untuk kepentingan Habibie, membayar peserta Rapim Golkar yang terdiri dari pimpinan DPD-DPD dan DPP. Hasilnya: Habibie secara meyakinkan dipilih menjadi satu-satunya calon presiden dari Golkar, mengalahkan Akbar Tanjung yang sebenarnya punya dukungan yang lebih kuat. Itulah, sepak terjang pengusaha istana. (*) --------------------------------------------- Berlangganan mailing list XPOS secara teratur Kirimkan alamat e-mail Anda Dan berminat berlangganan hardcopy XPOS Kirimkan nama dan alamat lengkap Anda ke: [EMAIL PROTECTED] ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Didistribusikan tgl. 30 Aug 1999 jam 04:35:34 GMT+1 oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]> http://www.Indo-News.com/ ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++