----------------------------------------------------------
Visit Indonesia Daily News Online HomePage:
http://www.indo-news.com/
Please Visit Our Sponsor
http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1
-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0
Free Email @KotakPos.com
visit: http://my.kotakpos.com/
----------------------------------------------------------

 Rakyat Merdeka, 21 Desember 1999

 Xanana Harus Diseret Ke Pengadilan
 PARA JENDERAL DIDUKUNG PRO INTEGRASI

 KEINGINAN KPP (Komisi Penyelidik Pelanggaran) HAM dan desakan
 masyarakat internasional untuk menyeret para jenderal Indonesia
 dan pemimpin milisi pro-integrasi ke pengadilan, untuk
 mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, ternyata mendapat
 tanggapan serius dari kelompok orang Timtim pro-integrasi yang
 kini berada di Kupang, NTT.

 Menurut mereka, tuntutan dan desakan ke pengadilan itu dilihat
 sebagai konspirasi internasional untuk menjatuhkan wibawa para
 jenderal Indonesia, sekaligus menutup-nutupi kesalahan UNAMET saat
 pelaksanaan jajak pendapat di Timtim, 30 Agustus lalu. Karena itu
 mereka siap jadi beking para jenderal.

 "Kami tidak takut untuk diajukan ke pengadilan, tapi dengan syarat
 Xanana Gusmao juga harus diseret ke pengadilan atas perbuatannya
 membantai kelompok pro integrasi sejak tahun 1975. Jangan kami dan
 para jenderal Indonesia yang disalahkan untuk menutupi kesalahan
 besar yang dibuat UNAMET saat pelaksanaan jajak pendapat," kata
 bekas Kepala Staf Pasukan Pejuang Timor Timur (PPTT), Herminio da
 Costa da Silva kepada Rakyat Merdeka di Kupang, kemarin.

 Menurut Herminio, dalam mengungkap kasus-kasus di Timtim agar fair
 jangan hanya dilakukan untuk periode setelah jajak pendapat.
 Karena kasus yang terjadi setelah jajak pendapat adalah rangkaian
 dari kasus-kasus yang terjadi sebelumnya.

 "Peristiwa setelah pengumuman hasil jajak pendapat, itu merupakan
 manifestasi kekecewaan kelompok pro integrasi terhadap sikap
 UNAMET yang secara terang-terangan melakukan kecurangan dan
 kebohongan. Jadi tindakan pembakaran dan pembunuhan yang terjadi
 tidak bisa semuanya ditimpakan kepada PPTT," tandas Herminio.

 Dia juga membantah tegas adanya perintah dari para jenderal
 Indonesia untuk membumihanguskan Timtim bila kelompok pro
 Indonesia dikalahkan dalam jajak pendapat. Pembunuhan yang terjadi
 itu, karena adanya bentrokan antara kedua kubu yang berbeda faham
 politik.

 "Kalau dikatakan kini Interfet memegang surat perintah dari
 Jenderal Wiranto yang ditujukan kepada milisi untuk
 membumihanguskan Timtim itu suatu kebohongan besar. Milisi tidak
 ada hubungan administrasi dengan TNI. Dan milisi bertindak atas
 kemauan sendiri untuk mempertahankan dirinya dari pembunuhan oleh
 lawan politik yang memegang senjata," jelasnya.

 Herminio melihat bahwa para jenderal Indonesia yang selama ini
 dikenal luas dan memiliki pengaruh besar di Timtim sengaja
 dituding macam-macam untuk memutuskan hubungan emosional yang
 pernah ada dengan orang Timtim pro-Indonesia.

 Dengan begitu kelompok pro-Indonesia akan merasa kecewa dan sakit
 hati untuk kembali ke Timtim agar mendukung program pembentukan
 sebuah negara baru.

 Karena, bila kelompok pro-Indonesia yang kini masih tersisa
 sekitar 200 ribu orang ini tidak kembali ke Timtim, maka
 pemerintahan transisi yang kini ditangani oleh UNTAET akan gagal
 membentuk persiapan menuju suatu pemilihan umum bagi pembentukan
 negara Timor Leste itu. Pemaksaan agar orang Timtim pro-Indonesia
 kembali juga merupakan suatu konspirasi internasional yang
 bertujuan agar mendukung kerja UNTAET yang hanya membaik kepada
 kelompok CNRT-Falintil.

 "Kalau milisi membunuh karena dia memilih untuk tidak mati konyol.
 Ada dua kubu yang bentrok secara terus menerus hingga saat ini
 sehingga tidak bisa hanya menyalahkan satu pihak saja. Nah,
 sekarang bodohnya orang Indonesia yang ingin menjadi anjing-anjing
 orang Barat untuk menghantam bangsa sendiri," ujar Herminio.

 Menurut Herminio, seharusnya Falintil dan CNRT itu harus berterima
 kasih kepada TNI karena selama ini mereka juga mendapat
 perlindungan dari TNI secara tidak langsung. Bila kelompok milisi
 ingin melakukan penyerangan terhadap CNRT-Falintil maka TNI yang
 mengetahui hal tersebut berusaha untuk mencegah untuk tidak
 terjadi bentrokan sesama orang Timtim.(JPN)

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Didistribusikan tgl. 23 Dec 1999 jam 03:47:59 GMT+1
oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]>
http://www.Indo-News.com/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kirim email ke