---------------------------------------------------------- Visit Indonesia Daily News Online HomePage: http://www.indo-news.com/ Please Visit Our Sponsor http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1 -0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0 Free Email @KotakPos.com visit: http://my.kotakpos.com/ ---------------------------------------------------------- Merebak, Kabar Anggota Komisi IX DPR Disuap Bank Mandiri Jakarta, Kompas Kamis, 23 Desember 1999 Direktur Utama Bank Mandiri Robby Djohan hari Rabu (22/12) malam di Jakarta menyatakan tidak tahu-menahu tentang kabar suap oleh Bank Mandiri terhadap sejumlah anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). "Untuk urusan apa itu? Saya malah nggak tahu. Kalau saya sih nggak usah diladenilah tuduhan-tuduhan itu. Saya mau ngomong juga nggak tahu. Karena memang tidak jelas," katanya menjawab Kompas. Menurut Robby, lembaran faksimile yang berisi tuduhan suap itu sebaiknya diselidiki dulu. "Anda 'kan tahu, saya ini orangnya kayak apa. Waktu ngurus Garuda (PT Garuda) itu seperti apa. Yang jelas, nggak ada itu (suap-suapan)," jawabnya. Di tempat terpisah, Ketua DPR Akbar Tandjung mengatakan, pihaknya akan mencek dugaan suap saat Komisi yang membidangi masalah keuangan dan perbankan itu melakukan kunjungan kerja ke Bank Mandiri, Selasa lalu. "Dalam setiap kunjungan seharusnya tidak ada imbalan apa pun," tegas Tandjung. Kalau benar anggota Komisi IX terbukti menerima suap dari Bank Mandiri, katanya, DPR akan segera membentuk Dewan Kehormatan untuk melakukan pemeriksaan. "Dewan Kehormatanlah yang nanti menilai. Tetapi saya anggap ini persoalan serius yang akan saya bawa ke Rapat Pimpinan DPR," ujar Tandjung. Saat gosip ini merebak, anggota DPR sedang melakukan reses. Isu bermula saat Komisi IX DPR melakukan kunjungan kerja ke Bank Mandiri. Dikabarkan, anggota Dewan yang berkunjung menerima sejumlah uang yang ditransfer melalui rekening masing-masing anggota Dewan di Bank Mandiri cabang MPR/DPR. Ketua Komisi IX DPR, Dr Sukowaluyo Mintohardjo (Fraksi PDI Perjuangan) kemarin langsung membantah tuduhan itu. "Berita itu tidak benar dan bohong besar. Itu hanya berdasarkan sumber yang tidak jelas. Apakah koran mau menjadikan itu berita? Padahal tuduhan itu saja tidak jelas," kata Sukowaluyo ketika dihubungi Kompas. Pers, menurut dia, harus menelusuri dari mana asalnya lembaran faksimile tuduhan suap itu. "Bahkan pers harus menelusuri siapa Burhan yang mengirim surat bohong itu". Terkejut dan sedih Theo F Toemion, salah seorang anggota Komisi IX DPR, yang tidak mengikuti kunjungan kerja DPR, merasa terkejut dan sedih mendengar berita itu. "Waktu saya baca di pesawat tadi, saya sangat sedih dan terkejut dengan tuduhan kepada Komisi IX, sebab itu Komisi saya," ujarnya, ketika dihubungi di rumahnya sekembalinya dari kunjungan reses ke Sulawesi Utara. Menurut anggota Fraksi PDI Perjuangan ini, sejak awal ia sudah tidak setuju ketika Komisi IX merencanakan melakukan kunjungan kerja ke Bank Mandiri. "Buat saya, dalam hal Bank Mandiri, mereka yang harus datang ke Dewan. Sebab, kalau kita ke sana, bisa saja di sana kita dijebak seperti halnya isu dan tuduhan yang sekarang ini terjadi. Terus terang saya sangat sedih dengan tuduhan seperti itu," paparnya. Theo tetap berharap isu itu tidak benar dan tuduhan itu hanya fitnah.*** ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Didistribusikan tgl. 23 Dec 1999 jam 10:14:11 GMT+1 oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]> http://www.Indo-News.com/ ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++