----------------------------------------------------------
Visit Indonesia Daily News Online HomePage:
http://www.indo-news.com/
Please Visit Our Sponsor
http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1
-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0
Free Email @KotakPos.com
visit: http://my.kotakpos.com/
----------------------------------------------------------

Aceh Referendum Sendiri Januari 2000

BANDA ACEH (Waspada): Rakyat Aceh bersama kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) 
segera menggelar
referendum sendiri, Januari 2000. Untuk itu, mereka akan membentuk Dewan Pelaksana 
Referendum (DPR)
yang pembentukannya dilakukan di luar negeri.
"Kami sudah mengirim sekitar seratus undangan ke berbagai organisasi yang mewakili dan 
berjuang
untuk rakyat Aceh, baik di Indonesia maupun di luar negeri, termasuk yang ada di 
Amerika Serikat.
Kami akan berkumpul untuk membentuk Dewan Pelaksana Referendum dan membahas masalah 
teknis lain.
Kami sengaja memilih berkumpul di luar negeri, ya paling tidak di Malaysia, supaya 
tidak ada campur
tangan dan tekanan dari pihak-pihak lain," kata salah seorang Presidium Sentral 
Informasi Referendum
Aceh (SIRA), Nasrul Sufi Ssos, di Kantor Fokus Gampi Jl. Tengku Daud Beureuh No. 80, 
Simpang Jambo
Tape, Banda Aceh, Minggu (26/12) siang, sepulang mengadakan Bakti Sosial Ramadan di 
Pidie.
Dikatakan, dalam DKP tidak ada unsur pemerintah. Selain itu pihaknya juga tidak perlu 
memberi tahu
pemerintah RI sebab mereka sudah tahu rencana referendum tersebut.
"Sedangkan tentang hasilnya nanti diterima atau tidak, bagi kami tidak masalah. Yang 
penting semua
orang tahu keinginan rakyat Aceh, apakah merdeka atau tetap akan gabung dengan 
Indonesia, dari
referendum itu," katanya.
Dukungan AI
Sementara itu, dari Washington DC dilaporkan, saat ini telah terbentuk kelompok kerja 
LSM
internasional untuk Aceh. Pokja LSM untuk Aceh (NGO Working Group) ini mendapat 
dukungan penuh dari
Amnesty Internasional (AI) yang berkantor di Washington DC. Bahkan, Pokja ini juga 
berkantor di
Amnesty Internasional tersebut.
Jafar Siddiq Hamzah dari International Forum for Aceh (IFA) melalui surat elektronik 
yang diterima
detikcom, Minggu dini hari tadi, mengatakan, Pokja LSM ini diresmikan Rabu (22/12) di 
Washington,
antara lain terdiri koalisi LSM ternama, seperti Asia Pacific Center for Justice and 
Peace, East
Timor Action Network, US Committee for Refugees, Robert Kennedy Center for Human 
Rights, Human and
Civil Rights Organization of America, International Human Rights Law Group, 
Non-violence
International, Peace Brigade International, serta International Forum for Aceh. Pokja 
ini digagas
oleh T. Kumar, Direktur Advokasi Asia Pasifik Amnesty International (AI).
Menurut Kumar, dengan dibentuknya Pokja ini, perjuangan menghentikan penindasan HAM di 
Aceh tidak
hanya menjadi tanggungjawabnya rakyat Aceh, melainkan juga tugas masyarakat dunia yang 
telah sepakat
menetapkan HAM sebagai nilai universal yang harus dilindungi bersama.
"Amnesty International sendiri didirikan untuk membantu mengoptimalkan upaya-upaya ke 
arah itu,"
tegas Kumar. Atas dasar itu AI telah memperlihatkan kepeduliannya terhadap 
permasalahan di Aceh
sejak akhir tahun 1989.
Tugas utama koalisi ini dimaksudkan untuk melobi Kongres AS dan pemerintahan Clinton, 
terutama
berbagai kepentingan pemulihan kondisi HAM di Aceh. Koalisi sejenis antara lain pernah 
dibentuk
untuk Timtim, Burma dan Tibet. Koalisi LSM untuk Timtim yang dimotori ETAN telah 
secara gemilang
berhasil menekan pemerintahan untuk menghentikan bantuan dan kerja sama militernya 
dengan rezim
Indonesia.
Demikian juga tekanan-tekanan lainnya, yang telah membuahkan kepasrahan Indonesia 
untuk melepaskan
Timtim. (IMN/S.Post)

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Didistribusikan tgl. 29 Dec 1999 jam 09:14:48 GMT+1
oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]>
http://www.Indo-News.com/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kirim email ke