----------------------------------------------------------
Visit Indonesia Daily News Online HomePage:
http://www.indo-news.com/
Please Visit Our Sponsor
http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1
-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0
Free Email @KotakPos.com
visit: http://my.kotakpos.com/
----------------------------------------------------------

Bentrok Senjata di Matangkuli
* 30 Menit AGAM-TNI Saling Tembak
* Satu Sipil Tewas, Satu Luka

Serambi-Lhokseumawe
Bentrok senjata antara Angkatan Gerakan Aceh Merdeka (AGAM)- TNI/Polri kembali 
berlanjut di
Matangkuli, Aceh Utara, 33 Km arah tenggara Kota Lhokseumawe, Kamis (30/12) pagi. Satu 
sipil tewas
dan seorang lainnya luka. Pihak aparat keamanan mengaku tak ada prajuritnya yang gugur.
Kontak senjata antara pasukan gabungan aparat keamanan dengan AGAM yang diilustrasikan 
berlangsung
selama 30 menit itu, terjadi secara berantai di tiga desa dengan titik picu di Desa 
Reungkam yang
meluas ke Desa Alue Bungkoeh dan satu desa di Kecamatan Lhoksukon, yakni Desa 
Beurandang.
Dandim Aceh Utara Letkol Inf Suyatno dan Kapolres Letkol Pol Drs Syafei Aksal yang 
dikonfirmasi
secara terpisah, kemarin sore, dengan versi yang sama menyebutkan, korban tewas yang 
diduga
gerilyawan AGAM adalah Saiful (21), penduduk Desa Keutapang, Matangkuli. Sementara 
korban luka, M
Ali Ibrahim (21), warga Desa Alue Bungkoeh, juga Kecamatan Matangkuli.
Sampai pukul 20.00 WIB, mayat Saiful masih berada di kamar mayat RSU Lhokseumawe 
dengan dijaga
sejumlah relawan kemanusiaan dari kalangan mahasiswa. Begitu juga dengan M Ali yang 
menderita luka
tembak di bagian kaki, masih dalam perawatan di sal pria RSU tersebut setelah 
dievakuasi dari lokasi
kejadian sekitar pukul 15.30 WIB.
Jurubicara AGAM Wilayah Pasee, Tgk Ismail Syahputra tadi malam menyatakan dalam kontak 
senjata itu
juga tak ada anggotanya yang meninggal. "Yang syahid memang ada dua orang. Tapi itu 
bukan anggota
AGAM, melainkan masyarakat biasa," katanya ke redaksi Serambi via telepon selular tadi 
malam.
Menurut Ismail Syahputra, kontak senjata itu terjadi selama setengah jam. Dan dua 
orang kampung
syahid akibat tembakan aparat adalah Saiful dan Ahmad bin Keuchik Paya Bakong. 
"Sedangkan Razali,
sampai saat ini (tadi malam) masih dirawat di RS Lhokseumawe," katanya.
Dengan peristiwa tersebut, dalam pekan ini tercatat empat anggota AGAM tewas dan satu 
luka. Tiga
korban jiwa lainnya jatuh Senin (27/12) siang lalu, ketika pasukan inti AGAM yang 
dipimpin almarhum
Hamdani Juned Cs menghadang sebuah mobil berisikan prajurit TNI di kawasan Ulee 
Matang, Kecamatan
Seunuddon, 58 Km timur Kota Lhokseumawe.
Keterangan yang dikumpulkan di lokasi kejadian yang diperkuat dengan konfirmasi dari 
Dandim Aceh
Utara Letkol Inf Suyatno dan Kapolres Letkol Syafei Aksal tergambar, bentrok senjata 
sekitar pukul
08.30 WIB kemarin berawal dari patroli rutin yang dilakukan 12 personel TNI bersepeda 
motor trail
dari Kecamatan Lhoksukon menuju Reungkam, Kecamatan Matangkuli.
Namun, digambarkan, setibanya di depan SD Reungkam, pasukan TNI berpapasan dengan 
sebuah mobil
Toyota Kijang warna hitam BL 113 KF yang berpenumpang enam lelaki yang diikuti delapan 
pria yang
mengendarai empat unit sepeda motor tanpa menggunakan nomor plat polisi.
Melihat gelagat yang mencurigakan, pasukan TNI bersepeda motor berhenti di tengah 
jalan. Pada saat
yang hampir bersamaan, mobil tersebut juga berhenti. "Anggota kita kemudian mengambil 
posisi tiarap
untuk melindungi diri karena melihat penumpang mobil itu menyandang senjata api laras 
panjang,"
ungkap dandim yang dikonfirmasi di kantornya, kemarin sore.
Tembakan itu secara spontanitas mendapat balasan yang mengakibatkan pecahnya kontak 
senjata. Dalam
"pertempuran" itu, pasukan TNI bersepeda motor yang kemudian dibekap gabungan aparat 
keamanan
lainnya, disebutkan, berhasil memukul mundur pasukan AGAM hingga ke Desa Alue 
Bungkoeh. Dalam proses
mundur itu, Saiful, anggota GAM yang hendak menyelinap ke hutan lewat sebuah rawa-rawa 
tertembak dan
tewas di tempat.
Tetapi, aparat mengatakan gagal merampas senjata dari tangan korban karena anggota 
AGAM yang selamat
berhasil melarikannya. Tidak ada keterangan resmi jenis senjata api yang digunakan 
gerilyawan GAM
dalam baku tembak yang dilukiskan berlangsung dalam jarak dekat tersebut.
Sebelum bentrok senjata itu berakhir dengan raibnya gerilyawan GAM ke tengah hutan, 
dikatakan
kapolres, tembak-menembak antara pasukan yang saling bermusuhan itu sempat meluas ke 
Desa
Beurandang, Kecamatan Lhoksukon.
Menurut dandim dan kapolres, pasca perang itu, aparat keamanan berhasil menyita 
sejumlah barang
bukti dari dalam mobil AGAM dan lokasi kejadian.
Kecuali mobil Kijang minibus, barang bukti lainnya disebutkan kedua penanggung jawab 
keamanan Aceh
Utara itu antara lain dua unit bom rakitan, empat granat rakitan, dua bom nanas 
(granat tangan yang
bisa menghancurkan sekaligus mematikan) satu buah magazen dengan 30 butir peluru, satu 
charger HT
dan handphone, antene, satu radio right, empat gulung kabel, satu lembar bendera GAM 
ukuran 10 x 20
cm, satu potong celana loreng Malaysia, dan satu buku dengan tulisan "hak-hak Anda 
dalam KUHP"
terbitan LBH Banda Aceh. Kesemua barang bukti kini diamankan di Mapolsektif Lhoksukon.
Korban Ali menampik
M Ali, korban luka tembak tembus di bagian kaki kanan, yang ditanya Serambi di RSU 
Lhokseumawe
kemarin mengaku sebagai tukang RBT (ojek). Ia mengatakan, dirinya bukan tertembak di 
lokasi kontak
senjata. Tetapi, jauh dari kejadian tersebut. "Saat itu saya ketakutan melihat ada 
suara
tembak-menembak dan kemudian lari ke areal persawahan. Di sanalah saya ditembak, 
setelah sebelumnya
aparat melepaskan tembakan peringatan ke udara," ungkapnya.
Menanggapi itu, Dandim Suyatno mengatakan, "Tidak mungkin M Ali tertembak di sawah 
pada saat terjadi
tembak-menembak. Sebab, jarak sawah dengan TKP mencapai 2,5 Km. Kalau lukanya tembus, 
berarti M Ali
berada dalam kelompok tersebut," lukis dandim.
Mayat luka gorok
Selain pertikaian bersenjata antara AGAM-TNI yang berlanjut di Matangkuli, Aceh Utara 
kemarin juga
dihebohkan dengan temuan mayat dengan luka gorok di bagian leher di kawasan pemukiman 
karyawan Mobil
Oil Indonesia Inc, Buket Indah, Batuphat, Kecamatan Muara Dua, sekitar pukul 06.30 WIB.
Menurut Kapolres Aceh Utara Letkol Pol Drs Syafei Aksal yang didampingi Perwira 
Penghubung
Penerangan, Kapten Pol Drs AM Kamal, mayat yang saat ditemukan dalam keadaan 
terbungkus karung
plastik diidentifikasi sebagai Sutrianto (30), karyawan swasta, penduduk Desa Arongan, 
Blang Pulo,
Kecamatan Muara Dua. (tim)

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Didistribusikan tgl. 31 Dec 1999 jam 08:50:09 GMT+1
oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]>
http://www.Indo-News.com/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kirim email ke