PERANG IDEOLOGI DAN TANDA-TANDA KEKALAHAN KAPITALISME
 
"Until a few years ago, most Islamist groups considered the notion of establishing a new Caliphate a utopian goal. Now, an increasing number of people consider it a serious objective" (Hingga beberapa tahun yang lalu, sebahagian besar kelompok Islam menganggap usaha penegakan Khilafah yang baru adalah tujuan yang utopis. Sekarang, semakin bertambah orang yang mempertimbangkan pendirian kembali Khilafah sebagai tujuan yang serius) [Zayno Baran, pengarah the International Security and Energy Programs Nixon Center]
 
"Tidak ada pertentangan peradaban antara Barat dan Islam !" - Demikian idea yang sering dilontarkan para pemerhati Barat. Yang terjadi sesungguhnya adalah pertentangan dalam Islam sendiri, antara kelompok moderat (yang mendukung projek liberalisasi Barat dan sistem sekular) dan fundamentalis (yang teguh untuk menegakkan sebuah khilafah baru, sebuah negara Islam global). Adanya jurang kelompok moderat dan fundamentalis ini serta bagaimana Barat boleh mendukung penuh kelompok moderat merupakan tema utama dari sebuah ertikel Zeyno Baran yang diterbitkan Foreign Affair November/Disember 2005 .
 
Baran, pengarah the International Security and Energy Programs Nixon Center juga menyatakan dua perkara penting :
 
1.      Hizbut Tahrir sebuah parti politik Islam transnasional berusaha untuk menegakkan Khilafah global. Meskipun HT sendiri bukan organisasi teroris tapi menjadi 'rantai perantara' (conveyor belt) bagi para teroris.
2.      Hanya nilai-nilai Islam yang bersesuaian dengan demokrasi dan sekularisme-lah yang sepatutnya dipromosikan di dunia Islam.
 
Adanya jurang besar (antara kelompok moderat dan fundamentalis) di peradaban Islam adalah mitos besar yang ingin ditanamkan oleh kelompok neo konservatif. Tujuannya untuk membenarkan berlanjutnya campur tangan mereka di dunia Islam (dengan isu moderat-fundamentalis). Tentu saja terdapat perbezaan ditengah-tengah umat Islam saat kita membicarakan umat Islam yang jumlahnya 1.2 billion; komuniti muslim tentu saja bukanlah sebuah monolitik yang tunggal.
 
Namun, dalam berbagai survey yang dilakukan dari Moroko sampai ke Indonesia, sebahagian besar majoriti umat Islam bersatu mendukung kembalinya syariat Islam untuk diwujudkan dalam kehidupan politik mereka. Umat Islam juga memandang penting identiti mereka yang dibentuk oleh aqidah Islam dan bukan identiti kebangsaan mereka. Umat Islam juga mendukung keperluan kesatuan umat Islam dan menentang motif mahupun tindakan dari polisi politik luar negeri Barat (lihat kaji selidik yang dilakukan The Centre for Strategic Studies the University of Jordan pada awal 2005 dan laporan rutin PEW) .

Sanggahan
 
Tuduhan HT "a conveyor belt" (rantai perantara) terorisme meskipun HT bukan organisasi teroris adalah tuduhan yang menunjukkan sebuah kekalahan intelektual yang tidak memiliki landasan intelektual yang kuat dari para penuduh. Dalam tulisannya itu Baran gagal menghadirkan satu tekspun dari berbagai literatur HT yang komprehensif untuk mendukung tuduhannya yang penuh fantasi itu.
 
Sejumlah fakta tidak tepat yang dituduhkan oleh Baran, bahkan bertentangan dengan tulisan ertikel yang sama ketika dia menulis :
 
"Unlike most global jihadist groups, HT believes it can carry out the political revolution in a non-violent manner." (Tidak seperti sebahagian besar kelompok jihad-global, HT yakin boleh menciptakan revolusi politik dengan cara tanpa kekerasan ).
 
Tuduhan ini merupakan cara-cara putus asa terakhir yang dilakukan untuk menghentam Hizbut Tahrir. Penyebabnya, elit-elit politik Barat tidak mampu memenangkan perang untuk merebut hati dan fikiran dunia Islam. Baran sendiri mengakui kegagalan ini ketika menyatakan keberhasilan usaha terbesar Hizbut Tahrir saat ini adalah meminimakan perdebatan di dunia Islam. Dia menyatakan :
 
"Hingga beberapa tahun yang lalu, sebahagian besar kelompok Islam menganggap usaha penegakan Khilafah yang baru adalah tujuan yang utopis (khayalan). Sekarang, semakin bertambah orang yang mempertimbangkan pendirian kembali Khilafah sebagai tujuan yang serius."
 
"Setelah satu dekad menekankan tentang kewujudan dan kesatuan global umat, HT boleh berbangga dengan semakin tumbuhnya kesedaran dikalangan kaum muslim tentang identiti dan loyaliti utama mereka terhadap agama mereka, dibanding ras, etnik, atau kebangsaan mereka".
 
Bertolak belakang dengan stereotaip (negatif) yang dihembuskan oleh Barat tentang Khilafah, Hizbut Tahrir boleh menunjukkan bahawa Khilafah adalah sebuah pemerintahan yang representatif, yang menjunjung hukum (a rule of law), boleh merangkul teknologi moden dan menjamin polisi yang kuat untuk memastikan integrasi minoriti (berbeza dengan yang terlihat sekarang ini di New Orleans, Birmingham dan Paris).
 
Sementara itu masyarakat sekular Barat telah kehilangan tarikan yang kuat ditengah masyarakat akibat penyakit kronik "individualisme", kejahatan pun berleluasa, hubungan sosial yang retak dan faham materialisme yang fanatik. Mengimport model sekular yang gagal dan hancur dari Barat ke dunia Islam, seperti membiarkan menyebarnya 'virus selesema burung'.
 
Berbeza dengan Khilafah (meskipun bukan bererti tanpa cabaran), memiliki etos keadilan bagi semua yang dibentuk oleh keluarga yang kukuh, hidup bertetangga dan bermasyarakat yang harmonik. Khilafah akan mengutamakan masalah penghapusan kemiskinan dan mencipta masyarakat yang tidak hedonistik. Termasuk akan mengakhirkan pengaruh pemilik modal (corporate) dalam pengambilan polisi awam yang hanya berpihak kepada kepentingan pemilik modal (kapitalis).
 
Banyak para komentator seperti Baran yang masih mengidap mentaliti penjajah ketika menbincangkan polisinya di dunia Islam. Pemerhati sekular tidak dengan tulus hati berdialog dengan dunia Islam. Mereka hanya melihat dari satu sisi saja, yakni kepentingan penjajahan Barat. Hal ini jelas dari pernyataan Baran yang menyatakan bahawa Barat boleh membantu (negeri-negeri muslim) untuk mengembangkan kurikulum sekolah yang menekankan pada cara berfikir kritis, patriotisme, etika, dan nilai-nilai Islam yang selari dengan demokrasi dan sekularisme.
 
"..can assist them [Muslim countries] in developing school curricula that emphasize critical thinking, patriotism, ethics and those Islamic values that are compatible with democracy and secularism."
 
Tentu kaum muslim berhak bertanya tentang nilai-nilai Islam yang tidak sesuai dengan sekularisme, mengapa tidak diajarkan di sekolah mereka.
 
Kenyataannya banyak umat Islam yang menolak sistem sekular yang ditawarkan oleh Barat dan menginginkan tegaknya Khilafah saat ini. Baran sebenarnya mengakui hal ini dari pernyataannya tentang umat Islam yang semakin menyedari nilai-nilai dasar Barat dan menolaknya.
 
"Akan semakin banyak umat Islam -dan bukan hanya teroris- yang percaya mereka akan diremehkan dalam tatanan dunia yang dipimpin oleh AS", tegasnya. Ditambahkan oleh Baran:
 
"Mereka yakin agenda demokrasi dan kebebasan Goerge W Bush hanyalah bohongan untuk menenangkan mereka, yang dengan itu AS boleh mempertahankan hegemoni globalnya".
 
Dengan hanya melihat pendapat kelompok moderat pinggiran, Baran terlalu menekankan perbezaan internal dalam peradaban Islam, sementara mengabaikan pertentangan yang menyeluruh antara dua peradaban yang bersaing secara idea yang dalam wacana intelektual dunia Barat dikenal dengan perdebatan antara Imperium vs Kosmopolis.
 
Penganjur idea imperium menyakini bahawa Barat telah mencipta tatanan dunia neo-liberal yang tidak adil melalui pemikiran imperalisme. Mereka menggunakan hutang luar negeri, perdagangan yang tidak adil, dukungan terhadap penguasa yang tirani (kejam) dan pendudukan haram (illegal) di luar negeri untuk kepentingan imperialisme-mereka . Disisi lain, kebebasan sivil dihambat dengan cara menghembuskan rasa ketakutan (melalui isu terorisme).
 
Sebaliknya, penganjur pandangan kosmopolis menyakini tatanan kapitalis dan sekular saat ini dua hal yang tidak boleh dipisahkan dan harus dijaga meskipun diperlukan serangan intervensi militer sebagai bentuk pre-empative (serangan sebelum diserang)
 
Baran jelas pendukung pandangan yang kedua. Dengan mengkombinasikan taktik McCarthyist terhadap ideologi yang bertentangan dengannya dan strategi militer dengan teologi Straussian. Baran dan kelompok neo konservatifnya melanjutkan usaha jihad 'sekular' dan peperangan terus menerus untuk menjamin dominasi penjajahan kapitalisme atas dunia lain (dunia Islam).
 
Namun pertarungan sesungguhnya akan terjadi ketika Khilafah muncul di dunia Islam sebagaimana yang dijangka oleh CIA, sementara peradaban Barat akan segera berlalu, tinggal menunggu waktunya. Bagi umat Islam, usaha untuk mengembalikan peradaban yang lebih baik sebagai yang pernah terwujud di Madinah, Baghdad, Cordoba dengan cara mengembalikan Khilafah adalah visi yang realistik, bukan suatu mimpi !!
 
WSL


Yahoo! Shopping
Find Great Deals on Holiday Gifts at Yahoo! Shopping

///// MEDIA JIM: Memurnikan Tanggapan Umum Melalui Penyebaran Ilmu dan Maklumat
//////////////////////////////////

Nota: Kandungan mel ini tidak menggambarkan pendirian rasmi Pertubuhan
Jamaah Islah Malaysia (JIM) melainkan yang dinyatakan sedemikian.

Berminat menjadi ahli JIM? Sila isi borang keahlian "online" di: http://www.jim.org.my/forms/borang_keahlian.htm

Langganan : Hantar E-mail kosong ke 
            [EMAIL PROTECTED]
Unsub     : Hantar E-mail kosong ke 
            [EMAIL PROTECTED]




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke