InsyaAllah pak Agus bisa sukses pak
Kayaknya sdh mulai di rintis usahanya seperti AA Gym
berjualan kecil-kecilan.................

Cuma untuk yang terakhir jangan di coba dulu ya Pak :))
(policarpus-nya itu lho he he he)

salam,

Jojo Wahyudi
Marketing & Communications Dept
PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
T (62-21) 2355 9966
F (62-21) 391 1560
www.manulife-indonesia.com

"Bringing Dreams to Life"
 Manulife Indonesia is part of Manulife Financial - Proud Worldwide Sponsor
of the Beijing 2008 Olympic Games


                                                                           
             "Agus Rasidi"                                                 
             <[EMAIL PROTECTED]                                             
             .co.id>                                                    To 
                                       "MILIS LINTAS BODEBA"               
             12/07/2007 13:57          <[EMAIL PROTECTED]>, "MILIS    
                                       DKM AL IKHLAS"                      
                                       <[EMAIL PROTECTED]>, "MILIS      
             Please respond to         AR-ROYYAN" <jamaah@arroyyan.com>    
             [EMAIL PROTECTED]                                          cc 
                    om                                                     
                                                                   Subject 
                                       [Ar-Royyan-7142] AA GYM: SUKSES     
                                       BISNIS DENGAN AKHLAK                
                                                                           
                                                                           
                                                                           
                                                                           
                                                                           
                                                                           




AA GYM: SUKSES BISNIS DENGAN AKHLAK

ditulis oleh admin

Kalau kita mau sukses, kunci pertama adalah jujur, dengan bermodalkan
kejujuran, orang akan percaya kepada kita. Kedua, professional. Kita harus
cakap sehingga siapapun yang memerlukan kita merasa puas dengan yang kita
kerjakan. Ketiga, inovatif, artinya kita harus mampu menciptakan sesuatu
yang baru, jangan hanya menjiplak atau meniru yang sudah ada -
------   K.H. Abdullah Gymnastiar.
Sosok kyai muda ini sering kali muncul di acara televisi secara langsung
yang selalu dihadiri oleh ribuan massa menjadi ciri khas dan fenomena
tersendiri. Beliau adalah K.H. Abdullah Gymnastiar atau biasa dipanggil Aa
Gym, pimpinan pesantren Daarut Tauhid Bandung. Aa Gym memulai pendidikan
formal awal di SD Damar sebuah SD swasta yang kini sudah dibubarkan.
Sekolah ini cukup jauh dari rumahnya, sekitar tiga kilometer. Masa itu,
pilihan satu-satunya ke sekolah adalah berjalan kaki. Menjelang naik ke
kelas 3 SD, pindah ke KPAD Gegerkalong. Aa Gym pun pindah sekolah ke SD
Sukarasa 3. Bakat saya mulai berkembang dan nilai prestasi sekolah pun
cukup bagus. Terbukti ketika tamat, beliau terpilih menjadi ranking terbaik
II di sekolah dengan selisih satu nilai saja dibandingkan ranking I. Di
bidang seni, bakat beliau juga berkembang, seperti menggambar dan menyanyi.
Sejak itu pula Aa Gym sering ditunjuk menjadi ketua kelas dan aktif dalam
gerakan Pramuka. Jiwa dagang Aa Gym sudah terbentuk sejak TK, terbawa-bawa
hingga di Sekolah Dasar. Misalnya, beliau pernah menjual petasan yang
memang pada waktu itu belum dilarang seperti sekarang. Alhasil, beliau
pernah mendapat teguran dan pengurus DKM masjid. Namun, pada waktu itu
beliau belum begitu mengerti ilmu agama dengan baik. Setelah lulus SMA dan
memasuki kuliah Aa Gym tidak lulus tes Sipenmaru. Aa Gym mencoba daftar ke
Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) Universitas Padjadjaran,
yaitu sebuah program D3 di Fakultas Ekonomi. Alhamdulillah beliau diterima.
Namun, kuliah di sini hanya bertahan selama tahun. Beliau lebih sibuk
berbisnis daripada mengikuti kuliah. Teman-teman kuliah pun lebih mengenal
beliau sebagai “tukang dagang”. Selepas PAAP, beliau masuk ke Akademi
Tekhnik Jenderal Abmad Yani (ATA, sekarang Unjani). Kampusnya waktu itu
sangat sederhana karena menumpang di SD Widyawan atau kadang di PUSDIKJAS.
Maklum, karena pemiliknya adalah Yayasan Kartika Eka Paksi milik Angkatan
Darat. Selama kuliah di ATA, beliau mengontrak sebuah kamar di pinggir
sawah karena benar-benar ingin melatih hidup mandiri. Soal prestasi, banyak
yang telah diraih. Beliau mengikuti lomba menggambar, mencipta lagu, baca
puisi, sampai lomba pidato. Allhamdulillah, beliau selalu meraih juara,
walaupun yang mengadakannya adalah senat mahasiswa dan kebetulan beliau
sendirilah ketuanya. Selain menjadi ketua senat, beliau juga menjadi
komandan resimen mahasiswa (Mlenwa) di ATA, maklumlah saingan di kala itu
sedikit. Kegiatan berbisnis masa kuliah juga semakin menggebu. Beliau
pernah membuat usaha keset dan perca kain. Beliau juga jadi penjual baterai
dan film kamera kalau ada acara wisuda. Aa Gym juga sempat menjadi supir
angkot jurusan Cibeber-Cimahi sekedar menambah pemasukan. Inti dari semua
ini, memang Aa Gym sangat senang untuk membiayai kebutuhan sendiri tanpa
menjadi beban siapa pun. Selain itu, beliau juga melatih diri untuk tidak
dibelenggu oleh gengsi dan atribut pengekang lainnya. Aa Gym telah
menyelesaikan program sarjana muda di ATA walaupun belum mengikuti ujian
negara. Berarti, beliau memang tak berhak menyandang gelar apa pun. Bahkan,
sampai saat ini ijazahnya pun belum beliau ambil dari kampus. Memang
sesudah itu ada upaya untuk melanjutkan kuliah sampai S1, terutama karena
dorongan teman-teman dan beberapa dosen yang baik hati. Beberapa kegiatan
perkuliahan pun diikuti. Akan tetapi, setelah menelusuri hati, ternyata
hanya sekedar untuk mencari status belaka, dan hal itu tak cukup kuat untuk
memotivasi menyelesaikan kuliah. Mungkin hikmahnya untuk memotivasi orang
yang belum dan tak punya gelar agar tetap optimis untuk maju dan sukses.
Untuk menyempurnakan ibadah dan melaksanakan sunnah, Aa Gym pun menikah.
Tepat dua belas Rabiul Awal tahun 1987 adalah salah satu titik sejarah bagi
kehidupan beliau dengan diucapkannya ijab kabul. Gadis yang menjadi pilihan
beliau adalah Ninih Muthmainnah. Pernikahan yang dilaksanakan di Pesantren
Kalangsari, Cijulang,ini dihadiri oleh banyak ulama karena memang berada di
lingkungan pesantren. Beliau menikah dengan resepsi ala kadarnya. Bahkan,
untuk menghemat jamuan bagi tamu, digunakan niru (nampan) sehingga satu
niru bisa menjamu 8 orang sesudah menikah, kami tinggal di rumah orang tua
di Kompleks Perumahan Angkatan Darat (KPAD) Gegerkalong, Bandung. Aa Gym
bertekad untuk memberi nafkah kepada keluarga dengan uang yang jelas
kehalalannya. Jelas tak mungkin rumah tangga akan berkah dan bahagia jika
ada makanan atau harta haram yang dimiliki. Untuk itu, beliau mulai
merintis usaha kecil-kecilan. Usaha-usaha yang beliau rintis antara lain :
1. Buku. Setiap pagi beliau berjualan buku di Masjid al-Furqon, IMP
Bandung. Sambil belajar tafsir dan ilmu hadits di sana, beliau memikul
kardus berisi buku-buku agama untuk dijual. Jadi, sambil menuntut ilmu juga
mencari rezeki. Alhamdulillah, usaha kecil inilah yang menjadi cikal bakal
toko buku dan sekarang berkembang menjadi supermarket yang saat ini sudah
dikelola dan diserahkan kepada Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Daarut
Tauhid.
2. Handicraft. Sambil mengajar di madrasah KPAD, beliau membuat hasil
kerajinan bersama anak-anak pada sore harinya. Usaha ini terus berkembang
hingga bisa membeli mesin gergaji. Sejak itu kami banyak menerima order
plang nama serta order sablonan. Dari usaha sederhana inilah kemudian
berkembang menjadi usaha percetakan dan penerbitan buku. Subhanallah,
benar-benar semuanya dimulai dari hal yang kecil.
3. Konveksi. Mengingat istri beliau punya keterampilan menjahit, maka untuk
menambah penghasilan keluarga, beliau menabung agar bisa membeli mesin
jahit bekas. Alhamdulillah, order jahitan berkembang dan bisa mengajak
beberapa muslimah untuk ikut bergabung. Kadang seminggu sekali kami
berbelanja untuk membeli kain yang dijual kiloan.. Dari kegiatan dan
perjuangan inilah cikal bakal lahirnya usaha konveksi.
4. Mie Baso. Menjual mie baso, inilah pekerjaan yang paling mengesankan.
Beliau mengelola usaha warung baso kecil-kedilan di Perumnas Sarijadi,
bekerja sama dengan pamannya selaku pemilik rumah. Setiap pukul empat subuh
beliau sudah pergi ke Pasar Sederhana untuk mencari tulang karena kuah yang
enak harus dicampur dengan sumsum tulang. Aktivitas berikutnya dilanjutkan
dengan menggiling daging untuk bahan baso, dan pukul sembilan pagi beliau
baru bisa melayani pembeli. Karena beliau tak mau ketinggalan shalat
berjamaah, setiap kali adzan, warung baso beliau tinggalkan. Beliau pergi
shalat berjamaah di sebuah masjid yang letaknya agak jauh dari warung,
sementara pembeli beliau tinggalkan dan dipersilahkan memasukkan uang
bayarannya ke tempatnya. Memang tampaknya seperti mengajak pada kejujuran,
tapi hasilnya pembeli banyak yang bingung justru yang sering datang adalah
yang mau berkonsultasi. Akibatnya, tak jarang saya baru bisa pulang ke
rumah sekitar jam sembilan malam. Lelah sekali rasanya sementara hasilnya
pun tak seberapa. Rupanya masyarakat tak terbiasa dengan cara baru ini.
Belum lagi badan yang selalu bau baso karena seharian bergulat dengan baso.
Yang menyedihkan, ternyata istri agak mual dan kurang suka mencium bau
baso. Akhirnya, tutuplah warung baso ini dengan segudang pengalamannya.
Menurut Aa Gym seorang wirausahawan sejati sangat dipengaruhi oleh masa
kecilnya. Kalau masa kecilnya selalu dimanja, selalu dimudahkan urusan,
selalu ditolong, maka bersiap-siaplah menuai anak yang tidak berdaya. Oleh
karena itu, bagi yang masih muda jangan bercita-cita melamar pekerjaan,
tapi berpikirlah untuk menjadi wirausahawan. Dan bagi orang tua, tanamkan
kepada anak-anak kita jiwa wirausaha sejak dini. Didik anak-anak agar
mandiri sejak kecil. Latih anak-anak kita untuk selalu bertanggung jawab
terhadap apa yang dia lakukan. Orang tua yang memanjakan anak-anak mereka
dengan memberikan segala keinginannya maka akibatnya akan kembali juga
kepada orang tua. Beliau pun sempat berjualan semenjak di bangku TK dengan
menjual jambu tetangga. Begitu juga ketika di bangku SD dan SMP. Dengan
demikian, ketika selesai kuliah, sudah hafal bagaimana cara “bangkrut
efektif”, bagaimana “tertipu optimal”, dan bagaimana usaha bisa remuk.
Selesai kuliah, ijazah tidak diambil sehingga sampai sekarang saya tidak
tahu ijazah saya seperti apa. Namun, dengan izin Allah tidak kurang rezeki
sampai sekarang. Mencoba mengurus pesantren dengan jiwa wirausaha jadilah
pesantren Daarut Tauhid seperti sekarang ini. Hal ini benar-benar membuat
sebuah keyakinan bahwa jikalau jiwa kewirausahaan tertanam sejak awal pada
diri kita, kita tidak akan pernah takut dengan apa pun. Karena itu, kalau
saja bangsa ini dikelola oleh orang-orang yang berjiwa wirausaha, tidak ada
satu pun yang perlu kita takuti dan krisis ini. Hal yang paling tak enak
didengar beliau adalah kalau ada yang bertanya, “Berapa sih tarifnva kalau
manggil Aa Gym ceramah?” Duh, rasanya sedih sekali dengan pertanyaan
seperti itu. Alhamdulillah, bagi beliau berdakwah adalah panggilan
kewajiban atas amanah ilmu yang ada. Bisa menyampaikan ilmu saja sudah
merupakan rezeki yang luar biasa. Kalaupun ada yang berterima kasih, itu
karunia Allah yang tak diharapkan, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi
banyak pihak. Itulah sebabnya beliau berusaha sekuat tenaga agar memiliki
penghasilan sendiri. Apalagi sesudah regenerasi di Yayasan Daarut Tauhid
sehingga beliau lebih leluasa dan sungguh-sungguh untuk membangun MQ
Corporation, usaha pribadi yang beliau harapkan menjadi sumber rezeki yang
halal serta mencukupi untuk keluarga dan biaya dakwah, sehingga dapat
menghindari fitnah dan tak menjadi beban bagi umat. Selain itu juga bisa
membuktikan bahwa bisnis berbasis moral sangat memungkinkan untuk maju,
bermutu, dan bermanfaat banyak. Hal ini juga menjadi laboratorium saya
untuk berlatih mengelola bisnis yang profesional sebagai bahan untuk
berdakwah dan tentunya juga membuat lapangan kerja yang lebih luas bagi
masyarakat, khususnya para tetangga, kaum dhuafa, dan orang-orang cacat.
Bagi beliau usaha yang ditekuni adalah sarana bagi teman-teman yang
memiliki rezeki berlebih dan ingin usaha yang halal dan maslahat, untuk
bergabung dalam sistem bagi hasil. Oleh karena itu, dan setiap keuntungan,
selain disisihkan untuk zakatnya juga dikeluarkan biaya pendidikan bagi
saudara kita yang dhuafa agar bisa maju bersama-sama. Alhamdulillah dengan
didukung oleh tim yang berakhlak baik, konflik menjadi minimal dan
kebocoran pun nyaris nihil. Bahkan, sesudah kemampuan pengelolanya
dikembangkan, kinerja perusahaan kian baik dan professional. Dulu beliau
berpikir pas-pasan, yaitu pas butuh ada. Tapi kini beliau berpikir
sebaliknya. Beliau ingin menjadi orang kaya yang melimpah rezekinya serta
halal dan berkah. Mudah-mudahan menjadi contoh bagi orang yang mau kaya
dengan tetap taat kepada Allah. Dan juga supaya orang tak memandang sebelah
mata karena menganggap kita butuh terhadap kekayaan mereka. Di samping itu
juga diharapkan bisa sedikitnya memberi contoh bagaimana memanfaatkan
kekayaan di jalan Allah. Semoga terpelihara dari fitnah dunia karena memang
luas dunia ini amat menggoda dan melalaikan.
Kebanyakan orang selalu meributkan modal berupa finansial, padahal menurut
beliau modal itu adalah: Pertama, keyakinan kepada janji dan jaminan Allah.
Kedua, kegigihan meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar. Ketiga,
menjadi orang yang terpercaya (kredibel). Kredibel berarti sikap yang
selalu jujur dan terpercaya, selalu berusaha melakukan yang terbaik dan
memuaskan, serta selalu berusaha mengembangkan ilmu, pengalaman, wawasan,
sehingga bisa tampil kreatif, inovatif dan solutif. Percayalah bahwa
sebelum kita lahir, rezeki sudah lengkap disiapkan oleh Allah Yang
Mahakaya. Kita hanya disuruh menjemputnya, bukan mencarinya. Yang harus
diperoleh justru keberkahan dari jatah kita. Dan semua itu akan datang
kalau kita bekerja di jalan yang diridhoi oleh Allah Swt. Adapun keuntungan
bukan hanya berupa uang, harta, kedudukan, atau aksesoris duniawi lainnya.
Bagi beliau, keuntungan itu adalah ketika bisnis yang dilakukan ada di
jalan Allah, bisnis kita jadi amal shaleh yang disukai Allah, dan menjadi
jalan mendekat kepada-Nya. Nama baik kita terjaga, bahkan menjadi personal
guarantie. Dengan bisnis kita bertambah ilmu, pengalaman, dan wawasan,
dengan bisnis bertambahnya saudara dan tersambungnya silaturahmi, dan
dengan bisnis kita semakin banyak orang yang merasa beruntung.
Jadi, walaupun keuntungan finansial tak seberapa didapat atau bahkan tak
mendapatkannya, apabila keuntungan seperti di atas sudah didapatkan, beliau
tetap merasa sangat beruntung. Beliau yakin pada saatnya Allah akan
memberikan keuntungan dunia yang sesuai dengan waktu dan jumlahnya dengan
kadar kebutuhan dan kekuatan iman beliau.
Berbisnis bagi Aa Gym bukan sekedar urusan duniawi. Jika bisnis dijalankan
dengan cara yang salah hanya akan melahirkan kerakusan dan ketamakkan
manusia. Sebaliknya bisnis yang dijalankan dengan niat dan cara yang benar
adalah ibadah yang besar sekali pahalanya, karena dengan mengokohkan harga
diri bangsa. Seperti disampaikan beliau dalam sebuah kesempatan, bahwa
perekonomian yang kuat akan berimbas pada tingkat kesehatan yang baik,
sehingga akan meningkatkan kemampuan untuk berkarya dengan mengakses ilmu
lebih banyak, hingga melahirkan sebuah bangsa yang cerdas.
Visi Aa Gym dalam membantu Pesantren Daarut Tauhid sekaligus dengan beragam
kegiatan bisnisnya, tidak lepas dari konsep dasar pendidikan di pesantren
ini menyatukan antara dimensi dzikir, fikir dan ikhtiar. Dimensi dzikir ini
sangat menekankan pada keikhlasan dan penyerahan diri kepada Tuhan. Hal ini
merupakan sisi penyeimbang hidup, dimana kita dituntut untuk senantiasa
menyempatkan waktu, untuk berkontemplasi dan menjadikan setiap detik
kehidupan kita bergantung kepada Tuhan. Dimensi fikir menegaskan pentingnya
rasionalitas dalam setiap tindakan kesehatian kita, sehingga setiap langkah
merupakan bagian dari perencanaan yang matang. Sementara dimensi ikhtiar
menunjukkan pentingnya etos kerja, melalui hidup penuh kesungguhnya dan
kerja keras tanpa kenal putus asa. Ketika dimensi tersebut jika dilakukan
secara sinergis akan melahirkan pribadi yang unggul dan tangguh dengan
tetap dilandasi oleh nilai kearifan.
Kunci kesuksesan Aa Gym dalam menjalankan roda bisnis di pesantrennya,
hingga telah berkembang menjadi 24 bidang usaha dalam 12 tahun, terletak
pada pembangunan kredibilitas para pengelolanya yang meliputi tiga aspek
utama yaitu, nilai kejujuran, kecakapan (profesionalisme), dan inovatif.
Nilai kejujuran yang diajarkan meliputi ketepatan dalam menepati janji,
manajemen waktu, memiliki fakta dan data yang jelas, terbuka, kemampuan
mengevaluasi, rasa tanggung jawab dan pantang putus asa.
Kecakapan dalam berbisnis ini selain diperlukan pendidikan yang penting
juga adalah pelatihan nyata. Seperti ditulis oleh Syafi’i Antonio dalam
artikelnya yang menceritakan tentang riwayat Rasulullah yang telah mendapat
pendidikan entrepreneurship sejak usia 12 tahun, ketika bersama pamannya
Abu Thalib melakukan perjalanan bisnis. Pada usia 17 tahun Beliau telah
diberi tanggung jawab untuk mengurus seluruh bisnis pamannya, dan mulai
merasakan persaingan dengan para pedagang yang lebih professional.
Menginjak usia 25 tahun Beliau mendapatkan dukungan finansial dari
konglomerat setempat Siti Khadijah yang kemudian menjadi istri Beliau.
Nilai yang ketika yang dikembangkan Daarut Tauhid yang juga dikenal dengan
bengkel akhlak ini adalah inovatif. Beberapa aspek pendidikannya antara
lain melatih jiwa progressive, dengan menjadikan perubahan ke arah yang
lebih baik sebagai kewajiban massal, mengadakan studi banding, melakukan
pelatihan-pelatihan dan senantiasa memberikan rangsangan untuk melahirkan
sikap kreatif dan inovatif.
Ketiga nilai tersebut telah dilakukan secara integral di Daarut Tauhid.
Bisnis bagi Aa Gym akan terasa hambar jika nilai-nilai moral
dikesampingkan, hanya akan menjadi materi sebagai dewa yang dikejar dan
diagung-agungkan, dan akhirnya akan melahirkan jiwa-jiwa Brutus di setiap
pelaku bisnis.
Aspek-aspek modal dalam bisnis sebetulnya telah diajarkan oleh Rasul jauh
15 abad yang lalu, lewat sifat-sifat kerasulan yang dimiliki Beliau yaitu
sidiq (benar), amanah (terpercaya), fathonah (cerdas) dan tabligh
(komunikasi). Nilai-nilai moral ini bersifat general truth, melintasi batas
waktu, agama dan budaya. Jika disinergikan dengan strategi bisnis yang
tepat akan mampu membangun kepercayaan konsumen yang kuat. Kepercayaan
konsumen ini merupakan aset yang tidak ternilai.
Kepemimpinan yang berkembang umum di kalangan pesantren pada umumnya masih
tradisional, kyai sentries, komando tunggal, dan iklim demokrasi kurang
berkembang sehingga seringkali timbul blind faith di kalangan santri.
Fungsi manajemen yang dijalankan pun kurang mendapat sentuhan bahkan
cenderung diabaikan. Pola kepemimpinan Darut Tauhid tidak lagi menempatkan
figur sebagai sentral. Aa Gym sebagai pemimpin pesantren hadir hanya karena
nilai khusus yang dimilikinya. Meminjam istilah Max Webber, pola
kepemimpinan yang lahir seperti ini karena otoritas karismatik.
Kepemimpinan di Daarut Tauhid telah menerapkan system pendelegasian kerja,
sebagai pengalihan wewenang formal manajer kepada bawahannya. Pemimpin
diajarkan untuk memiliki sikap rendah hati dan mau melayani, seperti pernah
dikemukakan oleh A.M. Mangunhardjana SJ. Bahwa pada intinya pemimpin adalah
tugas pengabdian mereka menjalankan the golden rule of leadership yaitu
knows the way, shows the way and goes the way. Dari sisi manajemen Daarut
Tauhiid telah menerapkan system lebih dari hanya sekedar menerapkan sistem
manajemen modern. Dimana sistem manajemen modern. Dimana sistem manajemen
yang berkembang saat ini tidak menjadikan manusia hanya objek pelaku agar
materi dan kapital semakin produktif, tapi juga telah melahirkan
aspek-aspek spiritual dan emosi dalam pemikiran manusia. Covey sendiri
dalam hal ini telah melakukan terobosan baru dengan mengemukakan gagasannya
tentang manajemen berbasis kepentingan yang kental dengan nuansa religius.
Daarut Tauhid sendiri menerapkan inti manajemen dan kepemimpinan sekaligus
dalam konsep Manajemen Qolbu (MQ) yang ditawarkannya. Dalam MQ hati adalah
fakultas utama dalam diri manusia yang sangat menentukan kualitas manusia
itu sendiri, jika dimanajemeni dan dipimpin dengan benar akan melahirkan
manusia paripurna dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Dalam kesehariannya Daarut Tauhid tidak pernah merengek-rengek meminta
sumbangan, apalagi dengan menjaring dana di pinggir jalan. Dilihat dari
fasilitas dan asset Daarut Tauhid termasuk pesantren yang maju dalam waktu
singkat. DT pada awalnya hanya dikenal sebagai bengkel akhlak tetapi
sekarang lebih menonjol di bidang ekonomi. “Memang kami memiliki strategi
tersendiri, oleh karena itu visi dan misi Daarut Tauhid sendiri harus
dikenali dahulu. Secara garis besar kami ingin membentuk SDM yang memiliki
keunggulan dalam zikir, fikir dan ikhtiar, suatu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan,” demikian penuturan Abdullah Gymnastiar.
Dzikir, fikir dan ikhtiar ini merupakan konsep dasar dari MQ yang diajarkan
sehari-hari melalui hal-hal kecil. Untuk menerapkan Daarut Tauhid sendiri
memiliki lima aturan dasar pelatihan kepada para santrinya yang juga
merupakan bagian dari roda perekonomian Daarut Tauhid. Pertama, seorang
santri dilatih untuk berfikir keras, mengenal diri dan potensinya sehingga
ia mampu mengenal kekurangan diri lalu memperbaikinya dan menempat dirinya
secara optimal. Kedua, mereka dilatih untuk mengenal situasi lingkungannya
sehingga bisa mendapatkan manfaat dari lingkungannya secara optimal
sekaligus memberikan manfaat balik kepada lingkungan secara professional.
Ketika, mereka dilatih untuuk membuat suatu perencanaan yang matang,
sehingga segala sesuatunya berjalan dalam jalur yang telah disepakati.
Keempat, mereka dilatih untuk mengevaluasi setiap hasil karya mereka,
bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan dan senantiasa
meningkatkan kinerja mereka. Kelima, ciri SDM yang akan dibentuk adalah
yang unggul dalam berikhtiar. Kombinasi ibadah yang bagus, strategi hidup
yang tepat dan ikhtiar dengan bersungguh-sungguh akan menjadikan hidup
sebagai mesin penghasil karya.
Pola MQ sampai sejauh ini telah menghasilkan SDM yang unggul, hal ini
terbukti dari berkembangnya perekonomian di lingkungan Daarut Tauhid dan
meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadapnya, diantaranya dengan
kepercayaan untuk mengadakan pelatihan dan pendidikan manajemen untuk para
eksekutif di PT Telkom, BNI, IPTN dan PT Kereta Api Indonesia. Mereka
tertarik dengan konsep manajemen Daarut Tauhid karena diyakini mampu
meningkatkan etos kerja dan menurunkan tingkat penyelewengan kerja, seperti
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Kirim email ke