----- Original Message ----- From: Agus Setiawan
Sent: Tuesday, January 27, 2009 8:27 PM

Suatu ketika di sebuah negara, hiduplah seorang kaya dengan hartanya yang melimpah namun kikir serta bakhil perangainya. Si Bakhil ini bertetanggaan dengan seorang petani yang sering kali gagal panen sehingga menjadikan ia Si Miskin.

Suatu ketika Si Bakhil mengadakan pesta. Semua kolega dan para tetangga nya diundang kecuali si Miskin. Karena ia takut kedatangan si Miskin
mencoreng muka si Bakhil.

Bertepatan dengan saat itu, si Miskin sedang kebingungan untuk mencari lauk makan pada hari itu. Karena uang sudah tak ada hanyalah nasi yang masih ia punya.

Tak sengaja, aroma makanan dari rumah si Bakhil tercium oleh si Miskin.
Dengan seketika nafsu makan si Miskin mulai datang kembali. Si Miskin
pun segera mengambil nasi dari rumahnya dan bergerak menuju depan rumah
si Bakhil. Ia menyantap nasi suap demi suap.Perlahan nasi yang awalnya hampa kini terasa demikian nikmat. Bayangan makanan mewah nan lezat semakin
menyelimuti lidah si Miskin hingga nasi putih itu habis dilahapnya.

Ketika asyik menjilat sisa nasi di piringnya, datanglah dua ajudan si Bakhil
menangkap si Miskin. Rupanya si Bakhil tahu yang dilakukan oleh si Miskin. Karena takut malu karena keberadaan si Miskin, Si Bakhil menyuruh Ajudannya membawa si Miskin ke kantor Polisi dengan tuduhan telah menikmati Aroma makanan tanpa seizin si Bakhil. Karena si Bakhil mempunyai kuasa, tanpa panjang kalam, polisi langsung menjebloskan si Miskin ke dalam penjara hingga masa peradilan tiba.

Dalam pengadilan, si Miskin menceritakan pembelaannya seorang diri. Ia
menjelaskan alur kejadian mulai si Bakhil mengadakan pesta hingga ia
akhirnya nekat mendekati depan rumah si Bakhil untuk ikut menikmati
aroma masakan pesta saat itu karena hanya nasi putih saja yang ia
miliki.

Mendengar pengakuan si Miskin, si Bakhil semakin menjadi-jadi. "Benar kan pak Hakim,tersangka sudah mengakui perbuatannya. Sekarang saya meminta agar si Miskin mau menyerahkan rumahnya sebagai ganti rugi saya" Kata si Bakhil sambil tersenyum gembira

Sang hakimpun mulai kebingungan. Di satu sisi dia merasa iba dengan si
Miskin, namun pada sisi yang lain si Miskin memang telah mengambil, dan
menikmati aroma makanan si Bakhil tanpa seizinnya.

akhirnya, sang hakim mengajak si Bakhil ke rumah si Miskin.

"Baik pak Bakhil.
Didepan anda sekarang Ini adalah rumah pak Miskin. Kami
dari majelis hakim sepakat untuk mengabulkan sebagian permohonan anda . "

mendengar jawaban dari pak Hakim, si Bakhil begitu gembira kesenangan.

"Sekarang Silakan pak Bakhil menghirup aroma rumah Pak Miskin sebagai Ganti Rugi atas perbuatan Pak Miskin menghirup makanan anda. terima kasih."

-------------------
Bagaimana dengan peradilan kita???
----------------------------------------------------------



------------------------------------------------------------------
- Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 -
- Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com -

Rasulullah SAW bersabda, Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barangsiapa memperhitungkannya dia masuk surga.
(Artinya, mengenalnya dan melaksanakan hak-hak nama-nama itu) (HR. Bukhari)

Kirim email ke