Tubuh Mungil Itu Mengharap Surga
by Nopriadi

Tubuh mungil itupun terjerembab jatuh setelah didorong bapaknya yang sedang
kesetanan. Tidak puas melihat anaknya menahan tangis, tongkat sapu pun
dilayangkan hingga mengenai pantat anak kecil yang baru 6 tahun itu. Tiga
pukulan yang keras akhirnya
membuat tangis anak itu menggelegar. Tubuhnya terguncang menahan sakit dan
tangisnya terdengar pilu. Setelah puas melihat anaknya menangis, sang
bapakpun
berkata dengan kasar: ”Kenapa Ilman mencuri uang bapak?
Untuk apa uang 50 ribu itu? Bukankah selama ini Ilman diberi sehari 5 ribu
untuk
jajan di sekolah? Sementara anak lain tidak ada yang diberikan sebanyak itu.
Setiap tahun Ilman diberikan baju, tas, sepatu dan semua kebutuhan. Bapak
bekerja siang dan malam untukmu Man!!!!”

Anak ini hanya bisa menangis tersedu. Dia tidak mampu menjawab pertanyaan
dan kemarahan bapak yang dicintainya. Dia hanya bisa merintih menahan sakit
di bagian kepala yang baru saja terbentur. Suasanapun berangsur mereda dan
menjadi sunyi. Namun,
tiba-tiba saja dari ruang tengah berdering telepon. Sang bapak yang sudah
terlihat capek ini perlahan mendekati gagang telepon. Dikejauhan terdengar
suara
perempuan. Ternyata, ia adalah ibu guru anak ini. Setelah basa-basi sebentar
bu
gurupun bercerita,

”Bagaimana si Ilman pak?
Maaf saya menelpon bapak karena ada hal penting yang perlu bapak ketahui.
Akhir-akhir ini si Ilman terlihat murung. Kira-kira sudah satu minggu ini.
Tadi pagi dia datang menemui saya. Dia mengemukakan kebingungannya. Ia
mengaku telah mencuri uang bapak. Dan saya lihat uang yang dicuri 50 ribu
rupiah. Dia bertanya apakah itu berdosa. Saya mengatakan bahwa itu dilarang
agama. Kemudian dia mengeluarkan uang sebanyak 30 ribu rupiah dari tasnya.
Sayapun kaget dan bertanya apakah itu hasil dari mencuri. Dia menggelengkan
kepala dan mengatakan tidak. Uang itu dikumpulkan dari uang jajan yang bapak
berikan setiap hari. Jadi, selama ini dia tidak jajan selama seminggu.

Yang membuat saya iba dan sedih ketika Ilman bertanya apakah uang yang ia
kumpulkan ini cukup untuk pergi ke Surga? Saya tanya kenapa? Katanya ia
ingin bertemu ibunya yang sekarang di surga. Ia kangen sama ibu Pak. Ia
ingin seperti teman-temanya yang masih bisa
berkumpul dengan kedua orang tuanya. Ia kangen sekali sama ibu Pak. Kata
Ilman
ibunya telah menghilang setelah ketemu terakhir di rumah sakit. Maaf.....”.

Telpon itupun terputus.. Tidak kuat menahan tangis sang bapak berlari menuju
Tubuh mungil itu. Tubuh kecil itupun diangkat dengan penuh kasih. Namun
takdir berbicara lain, anak itu telah menyusul ibunya di surga....

Profesional muda yang dirahmati Allah,
Anak adalah titipan. Ia adalah buah dari cinta kasih bersama pasangan kita.
Allah SWT telah menganugerahkan anak itu untuk dibesarkan, dipelihara,
dirawat, diajarkan kasih sayang, dididik agar taat kepada orang tua
dan agamanya. Anak jugalah yang bisa mengangkat derajat orang tuanya di
surga. Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya Allah SWT akan mengankat derajat seorang hamba yang shalih di
surga. Kelak ia akan berkata, ’’Wahai Rabbku, bagaimana hal ini bisa terjadi
padaku?’ . Dijawab,’karena permohonan ampunan anakmu untukmu”

Profesional muda,
Sudahkah kita memperlakukan anak kita dengan baik? Sudahkah kita mengetahui
harapan-harapannya? Impiannya? Keinginannya? Dan…yang terbaik untuknya?
Ingatlah, anak yang shaleh adalah satu-satunya orang yang masih bisa
berkirim kebaikan pada kita, disaat semua
pintu amal telah terputus. Saat kematian bersama kita, ketika di alam
barzah, menunggu hari Perhitungan.




------------------------------------------------------------------
- Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 -
- Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com -

Rasulullah SAW bersabda, Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, 
seratus kurang satu. Barangsiapa memperhitungkannya dia masuk surga.
(Artinya, mengenalnya dan melaksanakan hak-hak nama-nama itu) (HR. Bukhari)

Kirim email ke