KISAH SEBATANG BAMBU
oleh Subhan J. Sultan pada 21 Januari 2010 jam 9:10

Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. 
Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu 
lainnya. 
Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu. 
Dia berkata kepada batang bambu," Wahai bambu, maukah engkau kupakai 
untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi 
sawahku?" 

Batang bambu menjawabnya, "Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi 
engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku 
menjadi pipa saluran air itu." 
Sang petani menjawab, "Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan 
engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang 
cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu 
aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku 
akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat 
mengalir dengan lancar. 

Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa 
yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang 
kutanam dapat tumbuh dengan subur." 

Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam..... , kemudian dia 
berkata kepada petani, "Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit 
ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang 
cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah 
batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau 
mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat 
penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?" 

Petani menjawab batang bambu itu, " Wahai bambu, engkau pasti kuat 
melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang 
paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah." 

Akhirnya batang bambu itu menyerah, "Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali 
berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang 
kau kehendaki." 

Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang 
dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah 
menjadi pipa saluran air yang mengairi sawahnya sehingga padi dapat 
tumbuh dengan subur dan berbuah banyak. 


Pernahkah kita berpikir bahwa dengan masalah yang datang silih 
berganti tak habis-habisnya, mungkin Allah sedang memproses kita untuk 
menjadi indah di hadapan-Nya? Sama seperti batang bambu itu, kita 
sedang ditempa, Allah sedang membuat kita sempurna untuk di pakai 
menjadi penyalur berkat. Dia sedang membuang kesombongan dan segala 
sifat kita yang tak berkenan bagi-Nya. Tapi jangan kuatir, kita pasti 
kuat karena Allah tak akan memberikan beban yang tak mampu kita pikul. 
Jadi maukah kita berserah pada kehendak Allah, membiarkan Dia bebas 
berkarya di dalam diri kita untuk menjadikan kita alat yang berguna 
bagi-Nya? 

Seperti batang bambu itu, mari kita berkata, " Ini aku hambamu..... ya Allah, 
perbuatlah sesuai dengan yang Kau kehendaki terhadap diriku,sesungguhnya aku 
telah ridha kepadamu maka ridhailah aku." 

<<20341_108487779162030_100000024264110_227066_4147786_n.jpg>>

Kirim email ke