Insentifnya berapa Pak ya? He..he..he.....
Di Indonesia ini yang "salah" adalah sistem hukumnya Pak, kita menganut hukum 
peninggalan Belanda, beda dengan Malaysia yang tinggalan Inggris.
Ijma dan Qiyas sesuai dengan hukum yang dianut Inggris yaitu antara lain, 
putusan pengadilan otomatis jadi hukum positif. Beda dengan kita, harus 
diundangkan dulu baru menjadi hukum positif ....

Celakanya, para pengawal hukum (advokat, pengacara dsb.) kebanyakan para 
kafirin !

Just sharing ...

Wass / Jaerony.-
  ----- Original Message ----- 
  From: kisa...@sysadm.or.id 
  To: Arroyyan 
  Sent: Thursday, October 20, 2011 10:21 AM
  Subject: [Ar-Royyan-10192] Ada yang mau jadi WN Malaysia? :)


  Poligami di Indonesia Kena Sanksi, di Malaysia Malah Diberi Insentif


  VOA-ISLAM.COM - Di Indonesia, poligami dipandang sinis dan negatif oleh 
banyak kalangan, bahkan ada sanksinya berdasarkan undang-undang. Di Malaysia, 
menikah poligami malah dapat insentif dari pemerintah. Pemerintah Malaysia 
menyarankan agar suami berpoligami dengan janda karena di Kelantan sekarang 
terdapat 25.000 janda di bawah umur 60 tahun.

  Poligami yang pernah dilakukan Kiyai kondang Abdullah Gymnastiar pada 
beberapa tahun yang lalu membuat gerah presiden SBY. Pasalnya tak lama usai Aa 
Gym mengumumkan Poligaminya di depan wartawan, SBY langsung memanggil Menteri 
Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta membahas poligami.

  Hal itu dilakukan SBY karena ketakutannya jika umat Islam berbondong-bondong 
mengikuti langkah KH. Abdullah Gymnastiar yang menjalankan sunnah berpoligami. 
Sehingga pada waktu itu SBY menjadi begitu sensitif atau mungkin lebih tepatnya 
alergi terhadap sunnah Rasulullah yang satu ini dengan berupaya mengharamkan 
Sunnah tersebut bahkan mengenakan sanksi lewat Undang-Undang di negeri ini, 
terutama  adalah bagi PNS, Pejabat Negara maupun TNI/Polri dengan  memperluas 
cakupan UU 1/1974 tentang Perkawinan dan PP 45/1995 tentang Izin Perkawinan dan 
Perceraian Bagi PNS.

  Berbeda dengan Indonesia di mana SBY melalui Undang-Undang seolah 
mengharamkan apa yang disunnahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, Negara Bagian 
Kelantan di Malaysia justru berencana memberikan hadiah kepada para suami yang 
secara terbuka beristri lebih dari satu dan mampu mengurus keluarga.

  Ketua Komite Kesehatan dan Pembangunan Masyarakat Kelantan Wan Ubaidah Omar 
mengatakan tujuan rencana ini adalah untuk mendorong para suami agar tidak 
menyembunyikan pernikahan poligami dari istri-istri dan keluarga-keluarga yang 
lain. Bentuk insentif bisa berupa hadiah atau tunjangan keuangan.

  Selain mendorong agar suami terbuka, kata Wan Ubaidah Omar, pemberian 
insentif juga untuk membantu mengharmoniskan kehidupan rumah tangga.

  Namun dia menegaskan gagasan ini sedang digodok oleh pemerintah negara bagian 
Kelantan yang dikuasai oleh Partai Islam Se-Malaysia (PAS). Pemberian tunjangan 
rencananya akan dimulai tahun depan. "Ini bukan untuk mendorong poligami tetapi 
untuk memberikan pengakuan kepada pria-pria baik dalam masyarakat yang bisa 
menjadi contoh bagi orang lain," jelas Wan Ubaidah. "Bila rencana ini 
disetujui, bukan hanya suami yang berpoligami yang diberi hadiah, para istri 
dan anak-anak mereka juga akan diberi insentif," tambahnya.

  Menurutnya, langkah ini ditempuh karena banyak suami berpoligami yang 
menyembunyikan istri kedua dari istri pertama. "Ini bukan untuk mendorong 
poligami tetapi untuk memberikan pengakuan kepada pria-pria baik dalam 
masyarakat yang bisa menjadi contoh bagi orang lain," tambahnya.

  Tahun lalu tercatat 1.600 pernikahan poligami di Kelantan, tetapi banyak 
lainnya diyakini tidak didaftarkan.

  Utamakan poligami janda

  Meski malaysia mengizinkan suami beristri sampai empat, tetapi mereka 
diwajibkan memenuhi semua persyaratan, antara lain mendapat izin dari istri 
yang ada, dan izin dari badan urusan agama.

  Menanggapi kebijakan tersebut berbagai kelompok LSM perempuan menyerukan agar 
peraturan yang ada diperketat sehingga poligami tidak semudah sekarang. 
Alasannya, praktik ini mengurangi kesejahteraan istri dan anak.

  Wan Ubaidah Omar menyarankan agar suami yang ingin menikah lagi untuk 
menikahi janda karena di Kelantan sekarang terdapat 25.000 janda di bawah umur 
60 tahun. [ahmed widad/bbc]




Kirim email ke