From: Saumiman Saud 

SALIB YESUS KRISTUS

(Yohanes 12:27-36)

            

            Dunia pernah dihebohkan oleh penemuan dari seorang ahli genetika 
yang bernama Dr. Ian Wilmut dan koleganya dari Roslin Institute (lihat. Kompas, 
28 Februari 1997) yakni apa yang disebut "Domba Clone dari sel Kambing".  Dari 
hasil pencobaan yang dilakukan terhadap domba ternyata positip, Juli 1996 telah 
lahir seekor domba hasil proses laboratorium yang diberi nama Dolly. Domba yang 
satu bisa digandakan menjadi seratus atau seribu ekor yang percis sama.  

            Para ahli mengungkapkan; jikalau "Clone' ini berhasil, maka tidak 
menutup kemungkinan  akan dilakukan "Meng-cloning" manusia.  Itu berarti 
Jikalau kita sudah tua, lalu kita bisa meminta kepada ahli untuk meng-cloning 
seseorang yang percis kita sebagai pengganti.  Atau jikalau seorang bapak 
mendengar isterinya sakit keras (kanker) dan dokter memvonis tentang 
kematiannya, maka ia akan meminta para ahli untuk meng-cloning seorang wanita 
untuk dipersiapkan sejak dini sebagai pengganti yang persis isterinya.

 

            Tentang masalah "Meng-cloning manusia" ini terdapat berbagai 
perdebatan, baik ditinjau dari segi etika, moral maupun teologi.  Bagaimana 
kalau penemuan ini sudah ada pada zaman Tuhan Yesus.  Itu berarti Tuhan Yesus 
bisa mencarikan pengganti-Nya untuk disalibkan?  tetapi apakah itu mempunyai 
makna bagi kehidupan kita. Namun saya percaya tanpa penemuan cloning ini Yesus 
pun bisa melakukan itu, tetapi Ia tidak mau.  Kalau Yesus mencari pengganti, 
apa arti salib Kristus itu bagi kita?  Tidak, Yesus tidak mencari pengganti,  
salib Yesus menjadi berati karena Yesus sendiri dengan sukarela naik ke atas 
dan mati bagi kita semua.  Jikalau ada yang menggantikan Yesus, maka salib itu 
menjadi tidak berarti; walaupun yang disalibkan itu manusia fotocopy atau hasil 
Cloning dari para ahli yang 100% persis Yesus. Alkitab dengan jelas memaparkan 
bahwa yang disalibkan adalah Yesus.  Dia yang tidak berdosa telah dijadikan 
berdosa untuk membebaskan manusia-manusia yang berdosa.   

            Berbicara tentang penyaliban Tuhan Yesus, maka tidak ada salahnya 
bila kita lihat mulai dari taman Getsemani, dari sini kita akan melihat makna 
yang lebih dalam tentang salib Tuhan Yesus itu.  Pada bagian ini saya mencatat 
ada  tiga makna penting yang terkandung di dalam peristiwa penyaliban Tuhan 
Yesus. 

 

1. Salib Tuhan Yesus merupakan "penderitaan" menuju perdamaian 

            Rasul Petrus mencatat; ketika Dia (yaitu Yesus) dicaci maki, Ia 
tidak membalas dengan caci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam; 
tetapi Ia menyerahkan-Nya kepada Dia yang menghakimi dengan adil.  Ia sendiri 
telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di atas kayu salib, supaya kita yang 
telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. (1 Petrus 2:23-24) 

            Tidak hanya itu, Ia juga diejek, ditampar, Ia diludahi, Ia 
ditendang, Ia dicambuk dengan cemeti yang ujungnya ada paku yang tajam, 
sehingga kulit tubuh-Nya tersayat-sayat.  Tubuh Yesus menjadi begitu lemah, dan 
menurut tradisi pada zaman itu, orang yang disalibkan itu harus  membawa 
salibnya sendiri ke atas gunung; yang biasanya di luar kota. Pada zaman itu 
telah dikenal ada tiga macam salib yang biasanya dipergunakan untuk menghukum 
para penjahat, yang pertama Salib yang berbentuk T, yang kedua salib yang 
berbentu X, dan yang ke tiga salib yang bentuk U.  Dan bentuk salib yang 
dipergunakan untuk menyalibkan Tuhan Yesus adalah berbentuk salib yang seperti 
kita kenal hari ini.

 

             Tubuh manusia Yesus sudah menjadi begitu lemah, Ia tidak sanggup 
lagi membawa kayu salib itu; sehingga seseorang yang bernama Simon dari  Kirene 
itu membantu mengangkat salib Yesus. Sesudah berada  di bukit Golgota atau 
bukit Tengkorak, salib itu diturunkan dan dibaringkan di atas tanah, orang yang 
akan disalibkan juga dibaringkan juga.  Lalu kedua tangannya dipaku, juga 
kaki-Nya. Kemudian pelan-pelan salib itu diangkat naik dan tegak.  Seluruh 
berat badan manusia itu sesuai dengan gaya gravitasi bumi akan tertarik turun 
ke bawah.  Itu berarti lubang  paku di tangan yang  itu akan makin lebar, makin 
lebar, sekarang hanya tinggal tulang yang menyangkut dipaku.  

             Demikian juga lubang paku dikaki, berat tubuh menekan turun 
memaksa lubang paku di kaki Yesus makin melebar.  Darah menetes ke luar, itu 
juga berarti tekanan darah-Nya semakin rendah. Peredaran oksigen dalam tubuh 
juga semakin berkurang, getaran urat nadi semakin cepat dan pernafasan terpacu 
lebih cepat dan dalam. Sungguh sengsara.  Tanpa obat bius (Matius 27:34). Sakit 
sekali, dan celakanya pada saat-saat demikian orang yang disalib itu tidak akan 
cepat mati,  justru dengan lambatnya mereka mati; itu berarti memperbanyak rasa 
sakit. 

 

    Namun di saat-saat demikian, Yesus masih mengucapkan kata-kata yang penuh 
makna.   Kata-kata yang dikenal sebagai tujuh perkataan Agung Yesus yang 
terakhir di atas kayu salib: 

(1).  Ya,Bapa Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.

(2).  Hari ini juga, engkau bersama-sama dengan Aku di taman Firdaus.

(3).  Lihatlah ibumu, lihatlah anakmu

(4).  AllahKu,AllahKu, Mengapa Engkau meninggalkan Aku.

(5).  Aku haus

(6).  Sudah Genap (Tetelestai)

(7) . Kedalam TanganMu, Ku serahkan nyawa-Ku

 

            Biasanya orang yang disalibkan itu kakinya dipatahkan terlebih 
dahulu, supaya mempercepat kematiannya, dan ini diperlakukan buat kedua 
penjahat yang ada di samping kanan kiri Yesus.  Sedangkan kaki Yesus tidak 
perlu sampai dipatahkan, karena Yesus mati lebih dahulu dari kebiasaan waktu 
yang diperhitungkan. Sehingga membuat para perajurit itu tidak percaya dan 
untuk membuktikan bahwa Yesus benar-benar mati maka, lambung Yesus ditikam 
dengan tombak. 

            Inilah peristiwa singkat penyaliban Tuhan Yesus.  Betapa indah 
kalau didramakan, tetapi akan lebih indah dirasakan.  Yesus memang menderita, 
tetapi tidak sampai batas itu saja,  Alkitab mencatat (Matius 27:51) "Dan 
lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah 
gempa bumi dan bukit-bukit batu terbelah", ini menunjukkan perdamaian.  Sejak 
Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, hubungan Allah dengan manusia terputus, 
tetapai dengan kematian Yesus Kristus; Allah memperdamaikan kita semua.  Tidak 
ada pengganti-Nya, hanya Yesus saja yang sanggup menciptakan perdamaian itu.

 

2. Salib Tuhan Yesus merupakan "kekalahan" menuju Kemenangan 

            Secara perhitungan dunia Yesus itu mengalami kalah telak, karena Ia 
harus mati.  Bagi dunia orang yang mati sudah tidak berguna lagi, tetapi ingat 
bahwa kita tidak menyembah pada Tuhan Yesus yang mati, pada hari ke tiga Ia 
telah bangkit dan hidup kembali.  Inilah kemenangan yang dahsyat, seharusnya 
tidak pernah dilupakan oleh umat manusia. Orang-orang disekitar boleh mengenyek 
Yesus, karena ketidaktahuan mereka.  Kalimat yang diucapkan cukup pedih "Orang 
lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja 
Israel, baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepadaNya.  Ia 
menaruh harapan Nya pada Allah; baik;lah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah 
berkenan kepadaNya!  Karena Ia telah berkata Aku adalah Anak Allah." (Matius 
27:42-43).

 

            Pernah dulu saya membayangkan bahwa Yesus akan turun seperti yang 
dalam film "Superman", lalu orang-orang yang mengenyek Dia dibantai 
habis-habisan.  Namun tidak, Yesus tidak melakukan itu; walaupun untuk 
disalibkan saja Yesus sangat bergumul antara menuruti kehendak Allah atau 
menuruti kehendak-Nya sendiri. 

            Di taman Getsemani, merupakan saat-saat Tuhan Yesus bergumul,  Ia 
harus membuang jauh-jauh "kedagingan-Nya".  Tiga kali berturut-turut Yesus 
berdoa pada malam itu.  Dengan peluh yang membasahi sekujur tubuh-Nya, Yesus 
datang pada Tuhan Allah.  Dia mengatakan "Ya Bapaku, jikalau sekiranya mungkin, 
biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, 
melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (Matius 26:39).  Untuk kedua kalinya 
Yesus masuk lagi ke dlam taman Getsemani untuk berdoa "Ya BapaKu, jikalau cawan 
ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila  Aku meminumnya, jadilah kehendakMu!" 
(Matius 26:42).  Doa yang ketiga kalinya, percis sama dengan yang kedua. "Ya 
BapaKu, jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila  aku meminumnya, 
jadilah kehendakMu!",  satu doa penyerahan diri Yesus.  

 

            Benar Yesus mati di atas kayu salib, dan ini dibuktikan oleh tombak 
yang menusuk perut-Nya.  Ia benar-benar mati.  Ia bukan pinsan, Ia tidak lari , 
Ia tidak turun dari kayu salib.  Sekali lagi Yesus mati, seperti kekalahan, 
tetapi bagi kita, inilah suatu kemenangan, karena Yesus berhasil taat 
sepenuhnya kepada Allah. 

            Memang di dunia ini, bagi orang yang sepenuhnya mau menjalani 
perintah Allah, ia seperti orang yang bodoh selalu mendapat penghinaan.  Karena 
tawaran dunia begitu menarik, kelihatannya lebih nikmat, lebih hebat namun 
sayang sifatnya sementara saja.

            

3. Salib Tuhan Yesus merupakan "maut" menuju Keselamatan 

            Kematian merupakan maut, itulah hukuman Tuhan akibat dosa manusia.  
Namun kematian Tuhan Yesus bukan merupakan dosanya, namun Ia menanggung segala 
dosa kita.  Yesus telah dipilih sebelum dunia dijadikan, untuk menggantikan 
kita dihukum. (bnd 1 Petrus 1:18-20 "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus 
dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan 
dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan 
darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang 
tak bernoda dan tak bercacat.  Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi 
karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir".

            

            Jikalau kita melihat Yesus sampai batas kematian-Nya saja tentu itu 
sia-sia, tetapi Yesus yang kita sembah bangkit pada hari yang ke tiga.  Duduk 
bertahta dikerajaan bersama-sama Allah.  Inilah yang disebut dengan maut menuju 
keselamatan itu.  Yesus mati karena dosa kita dan bukan hanya itu Ia juga mati 
bagi dosa kita. 

            Memang kebangkitan Tuhan Yesus menjadi perdebatan terus sejak zaman 
Perjanjian Baru.  Bukankah zaman rasul Paulus juga ada perdebatan tentang 
masalah kebangkitan ini; ada orang Farisi yang percaya kebangkitan lalu ada 
orang Saduki yang justru tidak percaya akan kebangkitan.  Sampai hari ini 
kebangkitan Yesus itu diperdebatkan belum tuntas, apalagi ketika kita sebagai 
orang awam hendak membuktikannya dihadapan orang-orang yang belum percaya. 
Memang sulit.

 

            Ada tiga alasan yang cukup masuk akal, yang membuktikan bahwa Yesus 
yang kita percayai itu benar-benar bangkit dari kubur.   Seorang penulis yang 
bernama Morrison menemukan bahwa Kristus Yesus terang-terangan dibaringkan 
dalam kubur pada hari Jumat, tetapi pada hari Minggu pagi jenazah-Nya telah 
hilang.  Seandainya Ia tidak bangkit dari kubur, maka ada orang yang telah 
mengambil jenazah itu. Dalam hal ini ada tiga kelompok orang yang pantas 
dicurigai yang kemungkinan besar telah mengambil jenazh Tuhan Yesus.  
Orang-orang tersebut adalah : 1. Orang Romawi  2. Orang Yahudi dan 3. 
Murid-murid Yesus sendiri, namun logikanya dapat kita lihat bahwa:

 

            1. Orang-orang Romawi tidak mempunyai alasan untuk mencuri jenazah 
itu, karena mereka ingin menjaga ketenteraman di Palestina.  Maksud mereka 
tidak akan tercapai bila mereka mencuri jenazah Yesus dari kubur.

 

            2. Orang Yahudi juga tidak mungkin mengambil jenazah Yesus, karena 
hal yang paling mereka tidak inginkan adalah pernyataan tentang kebangkitan 
Tuhan Yesus.  Menurut Matius 27 mereka sendiri yang meminta supaya kubur Tuhan 
Yesus dikawal.

 

            3. Murid-murid Yesus juga tidak mempunyai alasan mencuri jenazah 
Tuhan Yesus lalu membohongi orang banyak dengan mengatakan bahwa Yesus sudah 
bangkit.  Seandainya mereka melakukannya maka mereka telah mengabarkan hal yang 
penuh kebohongan, dan sia-sialah para rasul mereka yang karena kabar kebohongan 
ini harus mati.

 

            Penjelasan yang paling masuk akal adalah, Yesus Kristus benar-benar 
telah bangkit dari kubur.  Memang murid-murid Tuhan Yesus tidak sepandai para 
ahli yang ada pada abad 20, tetapi saya pikir untuk membedakan antara hidup dan 
mati mereka tentu bisa. Dalam 2 Petrus 1:16 "Sebab kami tidak mengikuti 
dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu 
kuasa-kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami 
adalah saksi mata dari kebesaran-Nya"

 

            Kebangkitan inilah kemenangan besar.  Sehingga bagi yang percaya 
kepada-Nya juga menikmati suatu kemenangan khususnya keselamatan.  Tanpa darah 
yang dicurahkan di atas kayu salib; tidak ada keselamatan.  

            Menjelang saat-saat peristiwa penyaliban Tuhan Yesus, kita sudah 
melihat kasih Yesus begitu besar kepada kita.  Apa yang dapat kita perbuat bagi 
dia?  Berbuatlah sesuatu bagi-Nya sebab Dia terlebih dahulu sudah berbuat 
banyak untuk kita.

 

 *) Artuikel ini dikutip dari buku Mengenal Dia Lebih Dalam, terbitan KAIROS, 
hal 104


[Non-text portions of this message have been removed]



-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
     Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: jesus-net@yahoogroups.com

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke