From: "Wiempy" <[EMAIL PROTECTED]> BERFIKIR POSITIF
âKemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!â Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: âKita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita .â (LAI-TB, Bilangan 13:30-31) Ada pendeta yang mengkotbahkan perikop âKedua Belas Pengintaiâ dengan mengatakan bahwa karena Kaleb âberfikir positifâ maka Israel menang, dan sebagai ayat buktinya disebutkan ayat kutipan di atas. Benarkah ayat itu mengajarkan pengajaran Berfikir Positif (Positive Thinking) yang sekarang ramai dipopulerkan dalam latihan-latihan pengembangan diri? Ke-12 pengintai yang dikirim oleh Musa itu, mayoritasnya yaitu 10 orang mengabarkan berita yang negatif sehingga membuat umat Israel tawar hati (Yoshua 14:8), namun minoritasnya yaitu Yoshua, dan terutama Kaleb secara eksplisit mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan tidak salah kalau mereka disebutkan berfikir sebagai lawan kata ânegatif thinkingâ yaitu âpositive thinking.â Yang menjadi masalah di sini adalah apakah yang dimaksudkan dengan âpositif thinkingâ Kaleb itu sama dengan yang disebutkan sebagai âpositive thinkingâ dalam pelatihan pengembangan diri yang bernafas New Age? Positive Thinking âNew Ageâ beranggapan bahwa kalau seseorang berfikir positive maka kehidupannya akan menjadi positive dan kalau seseorang berfikir negatif kehidupannya akan menjadi negatif. Kalau seseorang berfikir dan membayangkan menang dalam perang maka ia akan menang, sebaliknya kalau ia membayangkan kekalahan maka ia akan kalah. Jadi hidup manusia ditentukan oleh kemampuannya berfikir, visualisasi, maupun apa yang diucapkan nya. Konsep kekuatan batin (pikiran, penglihatan dan kata-kata) ini meletakkan hasil aktivitas hidup pada kemampuan berfikirnya manusia itu sendiri atau berpusatkan manusia (anthroposentris). Kasus ke-12 pengintai yang dikirim Musa itu menarik untuk direnungkan, karena mayoritas umat Israel terpengaruh sikap mayoritas utusan yang berfikir negatif, dan hanya minoritas dibawah pimpinan Kaleb dan Yoshua yang berfikir positif, jadi nuansa pemikiran mayoritas umat Israel adalah negatip dan hanya sedikit orang yang berfikir positif mengikuti pemikiran Kaleb. Berdasarkan kenyataan ini, seharusnya kalau umat Israel menggantungkan nasibnya pada pemikiran mereka sendiri tentulah mereka akan kalah karena umat Israel mayoritasnya sudah tawar hati (Yoshua 14:8), karena mereka merasa bahwa orang Kanaan perawakannya tinggi besar dan lebih kuat dari mereka dan bahkan mereka sudah ketakutan atas laporan bahwa orang-orang Kanaan itu kanibal yang memakan penduduknya (Bilangan 13:31-33). Namun, kalau disebut bahwa orang Israel berfikir positif mengikuti pemikiran Kaleb juga keliru karena yang mengikuti pemikiran Kaleb itu sedikit sekali jumlahnya. Jadi, yang pasti ada sebab luar yang luar biasa yang bisa menjadikan umat israel yang mayoritasnya pemikir negatif itu sebagai pemenang, sehingga mereka berhasil menang dan dapat membagi-bagi tanah yang sekarang menjadi milik mereka (Yoshua 14:1-5). Rahasia kemenangan orang Israel bukan terletak pada pemikiran positif (yang notabena dipikirkan sebagian kecil umat dibawah pimpinan Kaleb), tetapi kita dapat melihat sejarah pengutusan mereka keluar dari Mesir dan dijanjikan tanah Perjanjian itu terjadi oleh janji Tuhan sendiri! Ketika umat Israel masih berada di Mesir, janji Tuhan sudah jelas: âAkulah, TUHAN, Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir. Dan Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah kujanjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah TUHAN.â (LAI-TB, Keluaran 6:6-7). Ayat ini jelas menunjukkan bahwa TUHAN-lah pemberi janji kemenangan kepada umat Israel, hanya yang menjadi masalah adalah mayoritas umat meragukan janji Tuhan sehingga berfikir negatif, dan hanya sebagian kecil di bawah Kaleb yang mengimaninya dengan pengharapan dan sebagai hasilnya mereka menjadi optimis dan berfikir positif bahwa janji itu akan tergenapi. Jadi, berfikir positifnya Kaleb bukanlah keluar dari kemampuan dirinya sendiri, tetapi adalah buah iman seorang yang percaya akan janji-janji Tuhan, itulah sebabnya dalam ayat pembuka renungan ini Kaleb dengan yakin dapat menenteramkan umat Israel yang umumnya sudah sangat ketakutan. Dalam kitab Yoshua yang menceritakan Pembagian Tanah Kanaan, kita dapat melihat dengan jelas iman Kaleb, ketika ia mengatakan: âSedang saudara-saudaraku, yang bersama-sama pergi ke sana dengan aku, membuat tawar hati bangsa itu, aku tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati.â (LAI-TB, Yoshua 14:8) Tuhan tidak melupakan janjinya, sehingga sekalipun telah lewat 45 tahun sejak difirmankan di Mesir, janji itu tergenapi. Sewaktu di Mesir, Musa dengan imannya akan janji Tuhan menjanjikan kepada Kaleb tanah untuk dimilikinya dengan mengatakan kepada Kaleb alasan yang sama: âengkau tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati.â (LAI-TB, Yoshua 14:9) Pemikiran Kaleb tidak sepenuhnya âpositifâ seperti klaim para âpositive thinkerâ kristen yang menggunakan ayat di atas di luar konteks, sebab ada juga keraguan dalam diri Kaleb sehingga ia masih menggunakan kata âmungkinâsekalipun terbukti ia telah menang. Kaleb mengatakan kepada Musa: âMungkin TUHAN menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan TUHAN.â (LAI-TB, Yoshua 14:12). Rahasia keberhasilan Kaleb bin Yefune bukanlah karena pemikirannya yang positif, namun ia berfikir positif karena ia memiliki iman yang penuh pengharapan dan tetap berpegang kepada janji Tuhan dengan tetap mengikuti TUHAN dengan segenap hati, dan hal itu bukan saja kesaksian dirinya sendiri, tetapi disaksikan oleh Musa dan akhirnya juga oleh Yoshua yang kemudian menulis: âLalu Yoshua memberkati Kaleb bin Yefune, dan diberikannya Hebron kepadanya menjadi milik pusakanya. Itulah sebabnya Hebron menjadi milik pusaka Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, sampai sekarang ini, karena ia tetap mengikuti TUHAN, Allah Israel, dengan sepenuh hati.â (LAI-TB, Yoshua 14:13-14). Amin! ============================================= From: "Wiempy" <[EMAIL PROTECTED]> MENDAHULUKAN TUHAN Firman : Matius 16:21-27 Bicara tentang mendahulukan Tuhan, tidak jarang kita jumpai orang berpikir dan bahkan menganggap kita seorang yang ekstrim, hanya karena kita telah mendahulukan Tuhan di atas segalanya. Dalam ayat-ayat bacaan ini, kita jumpai untuk pertama kalinya Yesus memberitahukan bahwa diri-Nya akan menderita sengsara dan bahkan akan mati di atas salib. Ketika Petrus mendengar hal itu ia tidak rela dan berusaha untuk menghalanginya karena ia sangat mengasihi Gurunya, tapi sebaliknya Yesus justru menegur Petrus, persoalannya memang Petrus mengasihi Tuhan tetapi ia belum mendahulukan Tuhan dalam hidupnya. Tidak jarang kita jumpai hal yang sama dalam kehidupan orang percaya, memang sangat mengasihi Tuhan, tapi tidak mendahulukan Tuhan dalam hidupnya. Harus kita pahami, bahwa hidup Kristen yang sejati itu adalah hidup selalu mendahulukan Tuhan lebih dari segalanya. Saat ini kita akan pelajari dalam Alkitab, mengapa kita perlu mendahulukan Tuhan dalam segala perkara: 1. Karena mendahulukan Tuhan di atas segalanya adalah syarat mutlak untuk menjadi seorang murid. (Ayat 24) Menjadi seorang Kristen bukanlah suatu hal yang sukar, tapi bukan berarti seorang Kristen sudah otomatis adalah murid Kristus. Sebab untuk menjadi seorang murid kita harus mau belajar serta rela dibentuk Tuhan, dengan kata lain mau mendahulukan Tuhan lebih dari segalanya. Ada beberapa Contoh yang perlu kita perhatikan berikut ini: Lukas 14: 26; mengiring atau mendahulukan Tuhan artinya mengutamakan Tuhan lebih dari pada perhatian kita terhadap keluarga masing-masing. Lukas 14: 33; Mendahulukan Tuhan juga berarti menempatkan Tuhan di atas segala harta milik. Karena jika mengutamakan harta sangat berpotensi membuat kita jadi kompromi dengan perkara dosa. 2. Karena dengan mendahulukan Tuhan hidup kita akan berubah (Bnd. Efesus 2: 13,14). Ada banyak kita jumpai orang percaya yang sudah bertahun-tahun jadi Kristen tapi hidupnya tidak kunjung berubah, persoalanya terletak pada sikap hidupnya yang tidak pernah mau mendahulukan Tuhan dari segala yang lain. Padahal yang berkuasa merubah hidup seseorang hanyalah Tuhan, karena memang kita adalah ciptaan-Nya. Alkitab mencatat, Sebelum Petrus menempatkan Tuhan di atas segalanya ia sempat menyangkal Yesus bahkan sampai tiga kali, namun setelah ia dapat tempatkan Tuhan menjadi prioritas utama dalam hidupnya, hatinya dijamah, diperbaharui dan dipenuhi Tuhan dengan Roh Kudus-Nya, kemudian semuanya jadi berubah, Petrus dipakai Tuhan secara luar-biasa. 3. Dengan mendahulukan Tuhan kita akan melihat janji-janji Allah tergenapi. (Matius 6: 33) Tidak jarang kita jumpai orang bertanya-tanya, kenapa orang lain mengalami mujizat Tuhan sementara itu saya sendiri tidak ? Apakah Tuhan pilih kasih, dan sebagainya. Satu hal yang pasti, Tuhan tidak pilih kasih dan Ia adalah Tuhan yang tidak pernah berubah. Persoalan mujizat tidak terjadi itu disebabkan karena kita masih mengutamakan kepentingan-kepentingan pribadi di atas kehendak Tuhan. Namun ketika kita tempatkan Tuhan di atas segalanya maka mujizat-pertolongan-Nya pasti dinyatakan atas kita. 4. Dengan mendahulukan Tuhan, kita akan memiliki hidup yang seimbang. (Lukas 9: 24-25) Alkitab mencatat, apalah artinya kita memiliki segala-galanya namun hidup akan binasa. Jadi, Yesus hendak menegaskan kepada kita, dahulukanlah Tuhan di atas segala kepentingan yang lain, supaya olehnya kita dapat meraih hidup sukses dan layak menerima janji kehidupan kekal, yang akhirnya membuat hidup kita jadi seimbang. Karena Tuhanlah sesungguhnya yang berkuasa membuat hidup kita jadi seimbang. Dan hidup yang seimbang membuat kita dapat melihat dan mengalami janji-janji pertolongan Tuhan. Kesimpulan Setiap orang percaya yang hidup mengasihi Tuhan pasti akan mendahulukan Tuhan di atas segala-galanya. Dan pengutamaan akan Tuhan itu mutlak bagi kita, karena jika kita sudah tempatkan Tuhan di atas yang lain, kitalah yang layak disebut murid-murid Kristus, dan akan mengalami proses pemulihan hidup, mengalami penggenapan janji-janji pertolongan Tuhan, serta dapat menjalani hidup ini dalam keseimbangan oleh pimpinan dan pertolongan Tuhan. [Non-text portions of this message have been removed] -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM - Daftar : [EMAIL PROTECTED] Keluar : [EMAIL PROTECTED] Posting: jesus-net@yahoogroups.com Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED] -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/