From: ludi hasibuan 

Sebuah Cerita Kecil

Siang hari ini terasa panas sekali. Duduk sendirian di dalam bus kota PPD Patas 
2 jurusan Cililitan - Kota. Walaupun penumpangnya bisa dihitung dengan jari dan 
hampir semua jendela yang ada di bis ini terbuka tetap saja udara panas di 
dalam bis tidak berkurang.Terlebih lagi kemacetan yang menggila di jalan Hayam 
Wuruk semakin membuatku pusing dan berkeringat.

            Hari ini merupakan hari penting dalam hidupku karena hari ini aku 
mengikuti test masuk kerja. Setelah tamat STM Pembangunan enam bulan lalu. Aku 
sibuk mengirimkan surat lamaran ke berbagai perusahaan. Entah berapa puluh 
surat lamaran dan puluhan ribu rupiah ku habiskan untuk mengirim surat lamaran 
ke berbagai perusahan.

            Selama enam bulan penantian tersebut. Baru kali inilah ada surat 
panggilan buatku. Surat panggilan itu berasal dari sebuah bengkel mobil yang 
berlokasi di kawasan kota. Bengkel itu tidaklah besar tapi mempunyai pelanggan 
yang banyak. Hal itu tampak dari jejeran mobil yang berada ditempat pakiran 
bengkel tersebut. Aku baru mengetahuinya setelah berada di lokasi tersebut.

            Sebelum berangkat menuju ke test kerja. Malam harinya aku berdoa 
kepada Tuhan Yesus. "Tuhan Yesus, besok saya akan melakukan test kerja. Berilah 
hal yang terbaik bagi saya. Terima kasih Tuhan Yesus. Amin," itulah doaku. Aku 
berdoa singkat-singkat saja karena tidak pandai berdoa. Aku yakin Tuhan Yesus 
juga sudah tahu maksudku.

            Berbekal ijazah dan surat panggilan kerja. Aku mendatangi bengkel 
mobil itu. Ada sekitar 15 pelamar lainnya yang mengikuti panggilan kerja 
tersebut. Aku mendapat nomor antrian 9. Belum sampai nomorku dipanggil 
wawancara, seorang pekerja dalam bengkel tersebut mengatakan bahwa 3 asisten 
montir yang dibutuhkan telah diperoleh. 

            Aku gagal mendapat kerja. Padahal belum juga dipanggil untuk 
diwawancarai. Menghilangkan perasaan kesal dalam diri. Aku pergi ke warung 
kecil tak jauh dari bengkel tersebut dan meminum the dingin. Secara kebetulan 
aku mendengar obrolan orang bengkel kalau yang diterima kerja masih ada 
hubungan saudara dengan pemilik bengkel.

            "Ah, sial," gerutuku dalam hati. Tampaknya Tuhan Yesus tidak mau 
mendengar doaku. Terbayang dalam mataku, wajah ibuku yang sudah menjanda sejak 
aku kecil. Ia berjuang dengan jualan kue untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. 
Walaupun hanya berjualan kue, ibuku bisa membawaku tamat STM dan adikku 
bersekolah di SMP. Padahal cita-citaku, ingin membantu ibu dan membiayai adikku 
sekolah. Keinginanku gagal. Akupun segera naik bis PPD Patas 2 ke arah 
Cililitan, Nanti, aku akan turun di Otista dan berjalan kaki selama 20 menit 
menuju rumahku. Di tengah jalan yang macet ini. Naiklah seorang anak kecil 
tukang penjual koran. "Koran.koran.koran," teriaknya sambil berjalan dilorong 
yang ada dalam bis tersebut. Ia menyodorkan koran tersebut kepadaku. Aku 
menolaknya.Aku tidak butuh koran karena uangku pas-pasan.

Anak kecil penjual koran turun dari bis. Ia pergi keliling sekitar bis 
menawakan dagangannya. Bisa yang kutumpangi tetap tidak beranjak karena jalanan 
disepanjang jalan Hayam Wuruk macet total. 
Eh. anak kecil penjual koran itu naik lagi. Koran.koran.koran. ia masih 
menjajakan dagangannya. Tetap saja penumpang dalam bis ini tidak ada yang 
mempedulikannya. Ia menghampiriku dan setengah memaksa untuk membelinya. Aku 
tetap tidak mau membelinya. Anak itupun turun dari bis.

Tidak lama kemudian tukang koran yang sama naik dari pintu depan dan menawarkan 
koran kepada penumpang. Aku melihatnya dan timbul perasaan iba. Aku 
berandai-andai, seandainya ia bernasib sama denganku. Keuntungan jualan Koran 
ini digunakan untuk biaya hidup, mungkin untuk uang sekolahnya. "Mungkin nasib 
kita sama," ujarku dalam hati.

Anak itu kembali ke tempatku dan menyodorkan koran Pos Kota ke pangkuanku. 
Akupun terpaksa merogoh kantung untuk mengeluarkan beberapa uang logam seharga 
koran tersebut. Ia pun mengucapkan terima kasih dan tersenyum padaku. Anak itu 
turun dari bis dan tidak pernah lagi.

Di rumah setelah melepaskan lelah. Aku membaca berita yang ada di koran itu. 
Aku melihat sebuah iklan tentang sebuah lembaga pendidikan yang menerima siswa 
dengan bea siswa selain itu langsung bekerja di instansi tersebut. Kebetulan 
lembaga ini mencari siswa dari STM untuk di didik bagi kepentingan instansi 
tersebut.
Iseng-iseng, aku mengirim lamaran menjadi siswa di lembaga pendidikan tersebut. 
Beberapa minggu kemudian, datang surat dari lembaga pendidikan ini. Aku diminta 
mengikuti test seleksi. Akupun memenuhi panggilan test tersebut.Ternyata aku 
lulus test yang terbaik dan berhak mengikuti pendidikan di lembaga itu.
Setelah di didik selama tiga tahun. Aku menjadi lulusan terbaik dan diterima di 
instansin tersebut. Gaji yang ku peroleh bisa memperbaiki kehidupan keluargaku 
bahkan adikku bisa kubiayai hingga tamat kuliah. 

Terkadang aku terpikir akan kejadian diatas bis dulu. Mungkin aku salah sangka 
(berdosa)  dengan mengecam Tuhan Yesus yang tidak mendengar doaku agar di 
terima di bengkel itu. Ternyata Tuhan Yesus mendengar doaku dan ia telah 
berencana akan hidupku serta jalan apa yang harus kulalui. Mungkin anak kecil 
penjual koran itu, malaikat yang menyamar untuk menolong diriku.
Pernah aku menyusuri jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk untuk mencari anak kecil 
itu. Tapi tidak bisa ketemui. Kini aku menyadari bahwa manusia bisa berencana 
dan berharap tapi Tuhan Yesus telah mempunyai rencana sendiri bagi diri kita. 
Amin.

NB:
Cerita ini disampaikan oleh seorang teman kepada penulis.
GBU
Ludi Hasibuan


[Non-text portions of this message have been removed]



-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
     Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: jesus-net@yahoogroups.com

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke