From: Jacqueline SOUISA Hati-hati bernazar Ulangan 23:19-23
Apabila engkau bernazar kepada Tuhan, Tuhanmu, janganlah menunda-nunda memenuhinya, sebab tentulah Tuhan, Tuhanmu, akan menuntutnya dari padamu, ... (Ulangan 23:21) Ada seorang suami yang pernah bernazar kepada Tuhan bahwa setiap bulannya ia akan memberikan uang sejumlah sekian rupiah kepada gereja. Tetapi, suatu ketika ia tidak menepati nazarnya itu, sehingga ia harus mengalami kebangkrutan. Ada lagi seorang ibu yang harus kehilangan bayinya karena tidak menepati nazarnya. Seringkali kejadian yang sangat tragis menimpa seseorang karena ia tidak menepati nazarnya. Jangan main-main kalau kita sudah bernazar kepada Tuhan. Tepatilah nazar kita itu! Seringkali kita tidak menyadari bahwa Tuhan akan mengingat segala sesuatu yang pernah kita ucapkan, meskipun kadang-kadang kita lupa dengan yang telah kita ucapkan. Jadi, kalau kita hendak mengucapkan sesuatu kepada Tuhan, sebaiknya kita berhati-hati agar nantinya tidak merugikan diri kita sendiri. Tuhan memang Maha Baik, tapi janganlah menganggap remeh segala perintah dan laranganNya. Kita harus menyadari bahwa Tuhan tidak senang dipermainkan. Ia akan menuntut apa yang sudah dijanjikan kepadaNya. Sebelum kita bernazar kepada Tuhan, terlebih dahulu haruslah kita pikirkan dengan baik agar tidak menyesal di kemudian hari. Kalau kita membayar nazar kita, Tuhan itu setia dan baik. Ia pasti akan memberikan damai sejahtera dan sukacita bagi mereka yang taat pada perintahNya. Sebelum kita bernazar, ada baiknya kita meminta pendapat dari orang-orang yang lebih mendalami Firman Tuhan, lebih dewasa rohani dan mempunyai integritas yang tinggi. Jangan bernazar hanya untuk mencari perhatian, hanya mau dipuji orang, ingin memuaskan keinginan daging, dan sebagainya. Apapun jawaban doa kita, pasti itulah yang terbaik bagi kita. Janganlah kita mengatur Tuhan seperti keinginan kita. Namun, biarlah kita bersandar sepenuhnya kepada Tuhan dan menyerahkan segala kekuatiran kita padaNya, maka Ia pasti bertindak. DOA: Tuhan, berikanlah aku hikamt untuk mengucapkan apa yang menyukakan hatiMU saja. Tolonglah agar aku jangan teledor menggunakan mulutku ini. Amin. Disalin dari Renungan Harian keluarga ALETEA ========================================= From: L Hutabalian TAK KENAL MAKA TAK SAYANG (Pengantar Seri Pengenalan Tuhan) Oleh: Lomser Hutabalian Sangat besar kemungkinan kecenderungan orang tidak serius dan acuh tak untuk bersekutu dengan Tuhan adalah karena kurangnya pengenalan akan Tuhan. Atau karena mereka mempunyai pandangan atau pengenalan yang salah tentang Tuhan. Sebagai contoh, apabila saya melihat bahwa seseorang dapat dijadikan guru, dan kita merasa akan dapat didikan yang baik dari dia, maka kita akan mengikuti dia dan terus belajar kepada dia namun apabila seseorang itu justeru tidak pantas untuk menjadi contoh yang baik bagi kita, maka kita mungkin akan menjauhinya atau walaupun kita tetap menjalin hubungan dengannya maka hubungan itu hanya biasa-biasa saja, tidak ada ke akraban. Dalam dunia bisnis misalnya, jika kita merasa bahwa partners bisnis kita akan dapat menguntungkan bagi kita, maka kita akan terus menjalin kerja sama bisnis dengan mereka tetapi kalau tidak menguntungkan pasti kita akan memutuskan hubungan bisnis dengan mereka. Jadi kalau ada orang yang masih acuh tak acuh atau tidak terlalu perduli dengan peribadatan, tidak rindu untuk menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan, besar kemungkin mereka tidak mengenal Tuhan atau memiliki pandangan yang salah tentang Tuhan. Mereka mungkin tidak tahu keuntungan apa yang dapat diperoleh dengan bersekutu dengan Tuhan. Keuntungan terbesar bagi kita adalah bahwa Dia menyelamatkan kita. Tidak sedikit orang tua yang memperkenalkan Yesus secara salah kepada anak-anaknya. Yesus diperkenalkan sebagai sosok yang suka memarahi, atau yang suka menghukum. Kadang-kadang orang tua secara tidak sadar menakut-nakuti anak-anak yang agak nakal dengan mengatakan bahwa Yesus akan marah kepada dia, atau Yesus akan menguhukum dia, memasukkan dia ke neraka dan dibakar. Hal ini dapat mempengaruhi cara pandang dia tentang Yesus atau Tuhan. Saya rindu supaya setiap orang lebih mengenal Yesus dengan lebih dekat dan benar sehingga kita dapat memulai suatu persekutuan yang intim dengan Dia. Untuk penulis akan menurunkan satu seri Pengenalan Tuhan yang terdiri dari beberapa judul. Semoga menjadi berkat bagai saudara sekalian. TuhanYesus memberkati. ======================================= From: L Hutabalian TUHAN ADALAH BAPAKU By. Lomser Hutabalian Pada jaman PL smpai kepada kedatangan Tuhan Yesus hampir tidak ada orang yang pernah berani mengatakan Tuhan sebagai Bapa. Kecuali beberapa nabi seperti Yesaya dan Yeremia. Walaupun di dalam beberapa kitab ada yang menggambarkan Tuhan sebagai Bapa orang Israel atau Tuhan sendiri menyatakan diri akan menjadi Bapa, tetapi orang pribadi tidak pernah bahkan tidak berani menyebut Tuhan sebagai Bapa. Bagi orang-orang yang hidup dalam perjanjian lama dan yang hidup di dalam hukum Taurat menganggap bahwa Tuhan terlalu kudus, sehingga untuk menyebut nama Yehova atau Yahwe (YHWE) mereka sering mengganti dengan Elohim, El, dll. Oleh karena itulah ketika Yesus menyebut Tuhan sebagai Bapa dan Dia berkata bahwa Dia adalah Anak, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menganggapnya sebagai suatu penghinaan kepada Tuhan. Hal ini terjadi karena orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak mengenal sesungguhnya Yesus, juga tidak mengenal pribadi Tuhan yang sesungguhnya. Tetapi Yesus mengenal Tuhan karena Ia sendiri adalah Tuhan. Ia mengenal hati Tuhan sehingga Ia berani menyebut-Nya Bapa. Yohanes 1:18,"Tidak seorangpun yang pernah melihat Tuhan; tetapi Anak Tunggal Tuhan, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya" Sebenarnya sebutan Anak kepada Yesus sangat erat kaitannya dengan manusia. Ketika Yesus mengambil rupa seorang manusia maka Dia menjadi sama dengan manusia dengan tujuan agar manusia turut ambil bagian di dalam segala karya-Nya, dalam segala perbuatan-Nya. Mereka yang percaya dan menerima Kristus, akan mendapat bagian di dalam kematian-Nya, dapat bagian dalam Kebangkitan-Nya, dapat bagian dalam Kekudusan-Nya dan juga dalam Kebenaran-Nya. Oleh karena itu bagi setiap orang yang percaya kepada Kristus, mereka telah dikuduskan dan dibenarkan. Dengan kata lain saudara dan saya sama kudus dan sama benarnya dengan Yesus. Dimata Tuhan saudara adalah orang-orang Kudus dan orang-orang benar oleh karena Kristus. Yohanes 17:19 dalam doa-Nya Yesus berkata," dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun di kuduskan dalam kebenaran," Juga 1 Korintus 1:30 berkata,"Tetapi oleh Dia kamu berada di dalam Kristus Yesus, yang oleh Tuhan telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita." Selain itu orang percaya juga mendapat bagian dalam identitas ke-anakan-Nya. Kristus disebut Anak dan Tuhan adalah Bapa-Nya supaya kita dapat bagian di dalamnya, sehingga kita disebut anak-anak Tuhan dan Tuhan adalah Bapa kita. Yohannes 1:12,"Tetapi semua orang yang menerima-Nya (Yesus-red) diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Tuhan, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya." (band 1 Yoh. 2:23) Jadi hubungan kita dengan Tuhan bukan hanya sekedar hubungan antara Tuhan dengan umat, pencipta dengan ciptaannya, bukan juga hanya seperti gembala dengan domba tetapi juga hubungan antara Bapa dengan anak. Inilah yang membedakan ke-kristenan dengan agama-agama lain. Kalau agama-agama lain mengandalkan perbuatannya melakukan hukum-hukum untuk mencapai keselamatan dan kebaikan, tetapi kekristenan mengandalkan iman atau kepercayaan kepada kasih dan anugerah Tuhan. Kalau agama-agama lain Tuhan mereka serasa sulit untuk di jangkau (harus nungkik beberapa kali dalam sehari untuk menghadap tuhannya, ada yang harus bertapa beberapa bulan) tetapi dalam kekristenan kita memperoleh kesempatan untuk bergaul karib atau berhubungan dengan akrab dengan Tuhan. Ini sungguh luar biasa. Dalam beberapa kesempatan Yesus Kristus menyebut Tuhan Bapa sebagai Abba. Abba dalam bahasa Aramic artinya deddy (B. Inggris) ayah (B.Indonesia) bukan hanya sekedar bapa. Bapa belum tentu ayah tetapi ayah sudah pasti bapa. Abba atau Ayah menunjukkan garis keturunan. Abba menunjukkan dari mana seseorang berasal. Galatia 4:6,"Dan karena kamu adalah anak, maka Tuhan telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"(Band Roma 8:15) Karena kita telah menyatu dengan Kristus dan telah mendapat bagian dari identitas ke-anak-anNya, maka kita juga berhak memanggil-Nya Abba. Ketika Yesus berdoa, Dia selalu mengarahkan doanya kepada Bapa. Dia menyebut Tuhan dalam doa-Nya sebagai Bapa atau Abba. Dan saat Dia mengajarkan murid-murid dalam hal berdoa dan meminta kepada Tuhan, Dia mengajarkan para murid untuk meminta kepada Bapa. Ini menjadi suatu pelajaran bagi kita bahwa apabila kita berdoa dan meminta kepada Tuhan dalam doa kita, hal yang sangat perlu kita sadari bahwa kita sedang berdoa atau meminta kepada Bapa kita. Bapa atau Abba yang mengasihi kita. Bapa yang perduli kepada kita. Bapa yang bangga jika memberi yang terbaik bagi kita sebagai anak-anak-Nya. Matius 6:7-8,"Lagi pula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Tuhan. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum kamu minta kepada-Nya." Tidak sedikit orang berdoa dengan bertele-tele. Bahkan kita sendiripun mungkin terkadang terpengaruh dengan gaya doa yang bertele-tele. Ada orang yang berdoa sembari menyebutkan firman Tuhan seakan-akan mau mengingatkan Tuhan akan firman-Nya. Dikirinya Tuhan lupa kali dengan firman-Nya. Tidak sedikit orang berdoa seperti membuat suatu cerita atau naskah ; ada kata pengantar, pendahuluan, isi dan penutup. Tetapi saat ini firman Tuhan menegaskan, "janganlah kamu berdoa bertele-tele seperti kebiasan orang yang tidak mengenal Tuhan, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum kamu meminta kepada-Nya." Bapa kita tahu apa yang kita perlukan. Sebagai ilustrasi, ada seorang bapa yang kaya mempunyai seorang anak umur kira-kira 1,5 tahun, karena dia sudah dapat berjalan dia ingin berinteraksi dengan dunia luar. Ketika dia mau berjalan-jalan di luar rumah atau halaman, kira-kira apa yang dipikirkan oleh seorang bapa atau ibu? Seorang bapa pasti berpikir bahwa si anak ini butuh sepatu sebagai alas kaki agar kaki si anak tidak cedera atau lecet. Walaupun si anak belum tahu meminta apa yang dia perlukan, tetapi karena ada ikatan batin antara bapa dengan si anak, si bapa melihat apa yang diperlukan oleh anaknya. Ketika si bapak pergi ke toko sepatu, si bapak diperlihatkan tiga jenis sepatu. Yang pertama sepatu yang biasa yang murah, kedua sepatu yang mahal tapi bagus dan yang ketiga sepatu yang lebih mahal lagi tetapi sepatu roda. Diantara tiga sepatu ini, dimanakah yang akan dibeli oleh si bapa? Melihat dari kebutuhan si anak maka yang diperlukan adalah alas kaki, artinya sepatu murahpun sebenarnya sudah cukup. Tatapi karena si bapa kaya, tentu dia akan membeli yang lebih bagus meskipun lebih mahal. Namun dia tidak akan membeli sepatu roda walaupun lebih bagus dan lebih mahal, karena si anak tidak membutuhkannya. Demikianlah Tuhan kita, Dia tidak hanya memberi apa yang kita perlukan tetapi lebih dari apa yang kita butuhkah supaya kita dapat menjadi berkat, supaya kita dapat menjadi saksi akan kebaikan Bapa. Bapa kita yang di sorga bangga memberi yang terbaik bagi anak-anak-Nya yaitu bagi saya dan saudara. Bukankah Tuhan telah membuktikan kasih-Nya bagi kita? Yang termahal dari segala yang mahal, yang teragung dari segala yang agung dan yang termulia dari segala yang mulia telah diberikan kepada kita yaitu AnakNya yang tunggal Yesus Kristus. Haleluya. Tahukah saudara bahwa di dalam Yesus, segala yang kita butuhkan telah tersedia? Hanya satu warisan yang diberikan Bapa kepada kita, tetapi di dalam satu warisan ini segala yang kita butuhkan telah tersedia. Warisan itu adalah Yesus sendiri sebagai Anak Tunggal Bapa. Yoh.3 :35,"Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Juga Efesus 1:22,"Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Segala sesuatu telah diletakkan dibawah kaki Kristus untuk dikuasai-Nya, dan Dia adalah kepala sedangkan saudara dan saya adalah anggota tubuh-Nya. Kalau kita adalah anggota/bagian dari tubuh Kristus berarti apa yang diletakkan dibawah kaki Kristus, juga telah diletakkan dibawah kaki kita. Karena kita adalah bagian dari tubuh Kristus. Masalahnya adalah mungkin kita tidak sepenuhnya mengetahui arti posisi kita di hadapan Tuhan, atau juga mungkin kita tahu tetapi terlalu sulit untuk meng-imaninya karena kita mengandalkan pikiran kita dan kekuatan kita. Masih banyak sebenarnya yang dapat kita gali dari firman Tuhan dalam hubungan Bapa-Anak antara kita dengan Tuhan. Tetapi hari ini, setidaknya kita telah mendengar sebagian dari firman Tuhan yang datang kepada kita, memberi pemahaman akan kedudukan kita dihadapan Tuhan. Oleh karena itu, kita akan berdoa sebentar, ingatlah bahwa engkau berdoa kepada Bapa, saat engkau meminta, ingatlah bahwa engkau sedang meminta kepada Bapa. Bapa yang mengasihimu, Bapa yang perduli persoalanmu, Bapa yang tahu kebutuhanmu, Bapa yang bangga memberi yang terbaik kepadamu. Firman Tuhan katakan di dalam Matius 7:11,"Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Terpujilah Tuhan, Bapa kita yang baik. Haleluya.