From: "e-JEMMi" <je...@sabda.org> 

Edisi 08/Februari/2011 -- Aceh, Indonesia 

e-JEMMi -- Aceh, Indonesia
No.08, Vol.14, Februari 2011

SEKILAS ISI
RENUNGAN MISI: MENGAPA ORANG SALEH MENDERITA?
PROFIL BANGSA: ACEH, INDONESIA

Shalom,

Semoga kami menjumpai Anda dalam keadaan sehat. Kali ini, Redaksi e-JEMMi 
menyajikan sebuah renungan berjudul "Mengapa Orang Saleh Menderita?" 
Kalau ada orang yang mengalami penderitaan akibat ulahnya sendiri, itu adalah 
hal biasa dan wajar. Tetapi bagaimana dengan seseorang yang hidupnya 
benar-benar saleh di hadapan Elohim mengalami penderitaan? Apakah karena ia 
masih ada dosa yang menghimpit hidupnya, atau apakah Elohim ingin menguji 
ketaataan orang itu kepada-Nya ketika sedang mengalami penderitaan yang sangat 
dahsyat sekalipun? Temukan jawabannya dalam Renungan Misi edisi e-JEMMi kali 
ini.

Kami juga mengajak Anda untuk berdoa bagi masyarakat Aceh agar Tuhan menyatakan 
kuasa-Nya sehingga jiwa-jiwa mereka diselamatkan bagi Kristus dengan cara 
Tuhan. Doakan pula agar Tuhan tetap meneguhkan iman orang-orang percaya di sana 
agar mereka tetap menjadi saksi-saksi Kristus yang hidup. Selamat menyimak 
sajian kami, dan selamat berdoa. Tuhan memberkati!

Redaksi e-JEMMi,
Samuel Njurumbatu
< http://misi.sabda.org/ >

RENUNGAN MISI: MENGAPA ORANG SALEH MENDERITA?
Mengapa? Mengapa Tuhan? Mengapa saya harus mengalami semua ini? Apa dosa saya? 
Pertanyaan serupa sering kita dengar, bahkan mungkin keluar dari mulut kita 
sendiri, ketika seseorang atau kita mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan 
dalam hidup -- sakit yang tak kunjung sembuh, masalah yang datang bertubi-tubi, 
gagal dalam pekerjaan, ditinggal orang yang dikasihi, dan sebagainya.

Benarkah setiap penderitaan merupakan akibat dari dosa? Jawabannya, tentu 
tidak. Memang, dosa pasti akan menghasilkan kesengsaraan, tetapi penderitaan 
yang dialami seseorang belum tentu karena ia telah berbuat dosa. Ayub adalah 
contoh nyata bahwa orang saleh pun bisa menderita. Tentang Ayub, Elohim 
berfirman, "...Sebab tiada seorangpun di bumi ini seperti dia, yang demikian 
saleh dan jujur, yang takut akan Elohim dan menjauhi kejahatan" (Ayub 1:8b). 
Namun, apa yang terjadi pada Ayub? Dalam sekejap ia kehilangan segala-galanya 
-- harta benda, kesepuluh anaknya, dan kesehatannya.
-------------------------------------------------------
Ayub 1:8/ Job 1:8
(ASV) And Jehovah said unto Satan, Hast thou considered my servant Job? for 
there is none like him in the earth, a perfect and an upright man, one that 
feareth God, and turneth away from evil. 
(KJV) And the LORD said unto Satan, Hast thou considered my servant Job, that 
there is none like him in the earth, a perfect and an upright man, one that 
feareth God, and escheweth evil? 
(KSILT) Dan YAHWEH berkata kepada iblis, "Sudahkah engkau memerhatikan hamba-Ku 
Ayub karena tidak ada seorang pun seperti dia di bumi ini, seorang yang saleh 
dan jujur, yang takut akan Elohim dan menjauhi yang jahat?"
(LITV) And Jehovah said to Satan, Have you set your heart on My servant Job 
because there is none like him in the earth, a perfect and upright man, fearing 
God and turning away from evil? 
(MKJV) And Jehovah said to Satan, Have you set your heart against My servant 
Job, because there is none like him in the earth, a perfect and upright man, 
one who fears God and turns away from evil? 
(YLT) And Jehovah saith unto the Adversary, `Hast thou set thy heart against My 
servant Job because there is none like him in the land, a man perfect and 
upright, fearing God, and turning aside from evil?' 

Mengapa Ayub yang saleh harus menderita sedahsyat itu? Ada beberapa jawaban 
tentang tujuan penderitaan dalam kitab Ayub. Menurut Iblis, penderitaan 
merupakan alat untuk memaksa manusia menyangkal Elohim. Iblis beranggapan bahwa 
kesalehan Ayub selama ini karena Tuhan selalu memberkatinya. Oleh karena itu, 
Iblis mencobai Ayub melalui berbagai penderitaan dengan tujuan meruntuhkan iman 
Ayub kepada Elohim. 
Menurut ketiga teman Ayub (Elifas, Bildad, Zofar), penderitaan selalu merupakan 
hukuman karena dosa. Pendapat ini tidak dibenarkan oleh Elohim (Ayub 4:7-8).
-----------------------------------------------------
KS-ILT
Ayub 4:7 Aku mohon ingatlah hal ini, siapa yang binasa dengan tidak bersalah? 
Atau di manakah orang yang benar dibinasakan?
4:8 Seperti apa yang telah aku lihat, bahwa orang yang membajak kejahatan dan 
menabur kesusahan akan menuai hal yang sama.

KJV
Job 4:7 Remember, I pray thee, who ever perished, being innocent? or where were 
the righteous cut off? 
Job 4:8 Even as I have seen, they that plow iniquity, and sow wickedness, reap 
the same. 

Menurut Ayub, pada mulanya, penderitaan adalah untuk orang jahat, bukan orang 
benar. Kemudian, Ayub berpendapat bahwa penderitaan merupakan proses Elohim 
untuk menghasilkan seorang yang bersifat emas (Ayub 23:10). 
Ayub sendiri kemudian mengaku, "Hanya dari kata orang saja aku mengenal Engkau, 
tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau" (Ayub 42:5). Ternyata, justru 
melalui penderitaan yang dialami, Ayub mengenal Elohim lebih dalam lagi 
(Knowing God better through adversity).
----------------------------------------------------
KS-ILT
Ayub 23:10 tetapi Dia mengetahui jalan bersamaku. Ketika aku diuji, aku akan 
muncul seperti emas.

Ayub 42:5 Aku telah mendengar Engkau hanya dengan telinga saja, tetapi sekarang 
mataku telah melihat Engkau;

KJV
Job 23:10 But he knoweth the way that I take: when he hath tried me, I shall 
come forth as gold. 

Job 42:5 I have heard of thee by the hearing of the ear: but now mine eye seeth 
thee. 

Bagaimana menurut Elohim? Tuhan sendiri bukan sebagai penyebab Ayub menderita, 
tetapi Ia mengizinkannya terjadi. Agak aneh ketika Elohim menjawab Ayub, Ia 
tidak menyinggung masalah penderitaan Ayub. Yang penting adalah respons Ayub, 
bukan sebab mengapa Ayub menderita. Ayub bukan menderita karena dosanya, tetapi 
janganlah Ayub berdosa dalam penderitaannya. Penderitaan adalah panggilan untuk 
tetap percaya dan berserah meskipun kita tidak mengerti. Elohim adalah adil, 
berdaulat, dan setia -- apa pun yang terjadi.

Ketika penderitaan datang, bersikaplah benar. Jika ada dosa, akuilah. Milikilah 
perspektif yang benar. Elohim tidak pernah mencobai (menginginkan kita jatuh), 
Ia menguji supaya iman kita bertumbuh. Tetaplah beriman dan berbahagialah!

Diambil dari:
Judul Buletin: Suara Alumnus, Edisi Warta Agustus - September 2000
Judul Artikel: Mengapa Orang Saleh Menderita
Penulis: Snd
Penerbit: Persekutuan Alumnus Gamaliel, Surakarta
Halaman: 1


PROFIL BANGSA: ACEH, INDONESIA

Siapakah Orang Aceh Itu?
Orang Aceh tinggal di ujung bagian utara pulau Sumatra di provinsi Daerah 
Istimewa Aceh. Ibu kotanya adalah Banda Aceh yang biasa dikenal dengan sebutan 
"Serambi Mekah." 
Daerah ini adalah tempat persinggahan umat muslim Asia Tenggara ketika hendak 
melakukan perjalanan ke Mekah, "Kota Suci" di Arab Saudi. Orang Aceh 
menggunakan dialek mereka sendiri, dan mayoritas penduduknya menggunakan 
bahasa, bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia. Orang Aceh adalah percampuran 
dari berbagai ras/ suku bangsa, yang menandai mengapa mereka berkulit 
cerah/terang dan lebih berperawakan tinggi bila dibandingkan dengan orang 
Indonesia pada umumnya.

Seperti Apakah Kehidupan Mereka?
Pada umumnya, orang Aceh bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Rumah 
tradisional Aceh terdiri dari sebuah ruang tidur, sebuah ruangan yang besar, 
yang mana juga sebagai tempat untuk menyelesaikan pekerjaan dapur -- sebuah 
dapur yang terdiri dari tungku perapian terbuat dari tanah liat dengan empat 
sudut yang dipenuhi abu. 
Rumah ini biasanya berdiri di atas pilar-pilar dengan ketinggian dua meter. 
Para anggota keluarga menggunakan ruangan di bawah rumah itu sebagai kandang 
hewan peliharaan -- kandang ayam atau untuk menyimpan peralatan rumah tangga 
dan kayu api. 
Lantai dan dinding rumah terbuat dari kayu olahan batang kelapa. Atap rumahnya 
tertutup oleh genteng yang terbuat dari tanah liat atau dari daun-daun lontar. 
Namun, rumah-rumah penduduk masa kini cenderung sedikit modern, yakni terbuat 
dari semen.

Pada umumnya, secara turun-temurun orang Aceh, baik laki-laki maupun perempuan 
mengenakan sarung, dengan mode dan warna yang bervariasi. Pada tahun-tahun 
terakhir ini, terjadi suatu pergeseran pada busana muslim -- pada umumnya, 
mereka berkopiah atau berjilbab dalam keseharian mereka. 
Senjata tradisional Aceh adalah rencong, yaitu sebuah pedang berhias. Pedang 
ini dipakai oleh kaum pria dan dilipatkan ke dalam sarung sebagai salah satu 
asesoris dalam pakaian upacara mereka. 
Kaum perempuan menjalankan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga. Pria pada 
umumnya, tidak berkeberatan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengasuh 
anak. Semua anak bahkan yang paling muda/ kecil sekalipun, diharapkan dapat 
membantu pekerjaan keluarga. Warisan yang ada berdasarkan hukum Islam, kaum 
pria menerima porsi dua kali lipat meskipun tugas mengurus rumah dan tanah 
diserahkan kepada kaum perempuan.

Apa yang Mereka Percayai?
Orang Aceh adalah kaum Muslim Sunni yang agresif dan yang telah menjadi alat di 
dalam penyebaran agama Islam di seluruh Indonesia dan bahkan di wilayah lain di 
Asia Tenggara. Sering diungkapkan bahwa "Menjadi orang Aceh berarti menjadi 
Kaum Muslim."

Orang Aceh dengan tegas dan keras menentang agama lain. Provinsi Aceh adalah 
satu-satunya provinsi di Indonesia yang telah menerapkan Hukum Syariah Islam, 
yang secara sah telah dilembagakan/ diterapkan. Namun demikian, hingga kini 
kelompok orang-orang dari etnis lain bebas untuk beribadah menurut agama dan 
kepercayaan masing-masing. 
Meskipun sebagai umat yang taat menjalankan ibadah berdasarkan agama Islam, 
banyak orang Aceh yang masih dipengaruhi oleh kepercayaan animistik -- percaya 
kepada roh-roh dan berbagai takhyul. Kepercayaan-kepercayaan ini berfokus pada 
pencarian perlindungan melalui hal yang bersifat magis atas pengaruh dan 
kontrol dari roh-roh yang baik maupun jahat.

Apakah Kebutuhan-Kebutuhan Mereka?
Daerah Istimewa Aceh kaya akan sumber daya alam, seperti hasil pertanian, 
pertambangan dan industri, dan lain-lain. Kepariwisataan merupakan suatu 
industri yang sangat potensial. Namun, keterbatasan infrastruktur di daerah ini 
merupakan penghambat pengembangan pariwisata menjadi sebuah industri daerah. 
Sebelum mencapai potensi ekonomi mereka secara maksimal, dari segi sumber daya 
manusia, orang Aceh perlu meningkatkan keterampilan/keahlian mereka dan membuka 
lapangan pekerjaan seluas-luasnya demi kesejahteraan daerah ini. (t\Samuel)

Pokok Doa:
1. Berdoa agar Tuhan menggerakkan orang-orang Kristen untuk berdoa bagi 
kebutuhan orang Aceh untuk melihat kasih Tuhan.

2. Berdoa agar Roh Kudus membuka jalan untuk kasih Kristus dinyatakan bagi 
orang-orang Aceh.

3. Berdoa supaya orang-orang Kristen di Aceh berani menyaksikan perbuatan 
Elohim yang besar bagi keselamatan umat manusia.

4. Memohon kepada Roh Kudus agar melunakkan hati orang Aceh sehingga mereka 
boleh melihat terang Elohim.

5. Memohon kepada Tuhan agar membangkitkan gereja-gereja yang mau mengutus 
orang-orang Kristen melayani dan membagikan berkat di Aceh.

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Joshua Project
Judul asli artikel: Aceh of Indonesia
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://www.joshuaproject.net/people-profile.php?rog3=ID&peo3=10144
Tanggal akses: 24 Januari 2011

"WHEN WE ARE MOST READY TO PERRISH, THEN IS GOD MOST READY TO HELP US"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Samuel Njurumbatu
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > 

Kirim email ke